Mohon tunggu...
Fransisca Dafrosa
Fransisca Dafrosa Mohon Tunggu... Lainnya - Guru

saya orang yang sedang belajar menulis Fiksiana.Humaniora.Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ayah di Ambang Ragu

12 Desember 2024   19:39 Diperbarui: 12 Desember 2024   19:39 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anisa menatapku dengan mata yang berkaca-kaca. "Aku juga nggak tahu, Mas. Aku udah coba semuanya."

Rasanya seperti ada sesuatu yang pecah di dalam diriku. Aku tahu ini bukan salahnya, tapi tekanan yang menumpuk selama berbulan-bulan akhirnya meledak. "Kamu nggak ngerti, Nisa! Aku juga capek! Aku nggak bisa terus-terusan kayak gini!"

Aku langsung menyesal begitu kata-kata itu keluar dari mulutku. Anisa terdiam, lalu memeluk Arsa erat-erat sambil menangis terisak. Aku merasa seperti monster.

---

Siang itu, ibu mertua memanggilku ke ruang tamu. Aku sudah tahu ini akan menjadi sesi ceramah. Aku duduk dengan enggan, mencoba mempersiapkan diri.

"Danar, apa yang sebenarnya kamu rasakan?" tanya beliau tiba-tiba.

Aku terkejut. Biasanya, ibu mertua selalu langsung memberikan nasihat tanpa bertanya terlebih dahulu. Kali ini berbeda. Nada suaranya lembut, tidak menghakimi.

"Aku... aku nggak tahu, Bu," jawabku jujur. "Aku cuma merasa... semuanya terlalu berat."

"Kamu merasa gagal sebagai ayah?" tebakan beliau tepat sasaran.

Aku mengangguk pelan. "Aku nggak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku nggak tahu apakah aku cukup baik untuk Arsa. Bahkan aku nggak tahu apa Arsa benar-benar butuh aku."

Beliau menarik napas panjang, lalu berkata, "Semua ayah pernah merasakan itu, Danar. Bahkan almarhum ayahmu dulu pernah cerita ke Ibu, betapa takutnya dia waktu kamu lahir. Tapi kamu tahu apa yang dia lakukan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun