Mohon tunggu...
Fransisca Dafrosa
Fransisca Dafrosa Mohon Tunggu... Lainnya - Guru

saya orang yang sedang belajar menulis Fiksiana.Humaniora.Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bahasa Indonesia Sebagai Personal Branding, Perspektif Seorang Guru

21 November 2024   00:05 Diperbarui: 21 November 2024   00:55 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Menggunakan Bahasa yang Inspiratif  

   Kata-kata memiliki kekuatan untuk membangun atau menghancurkan. Saya selalu berusaha menggunakan bahasa yang membangun semangat, terutama ketika berbicara dengan siswa yang sedang kehilangan motivasi.

4. Mengintegrasikan Teknologi  

   Di era media sosial, personal branding juga tercermin dari cara kita berinteraksi secara online. Saya mencoba menjadikan media sosial sebagai platform untuk menyebarkan kecintaan terhadap Bahasa Indonesia, melalui unggahan inspiratif atau diskusi menarik seputar kebahasaan.

Bahasa yang Membuka Peluang

Sebagai ilustrasi: kemampuan berbahasa yang baik juga bisa membuka peluang besar. Sebut saja namanya Ibu Amel. Beliau pernah mendapat undangan menjadi pembicara di sebuah seminar pendidikan nasional. 

Alasan sederhana, panitia mengatakan bahwa mereka terkesan dengan cara beliau menulis artikel tentang metode pengajaran Bahasa Indonesia. Artikel itu tidak hanya informatif, tetapi juga ditulis dengan gaya yang komunikatif.

Ini membuktikan bahwa Bahasa Indonesia yang dikelola dengan baik bukan hanya soal tata bahasa atau ejaan, tetapi juga soal bagaimana ia bisa menyampaikan pesan dengan kuat. Sebagai guru, ini adalah bukti bahwa personal branding melalui bahasa bukanlah hal yang mustahil.

 Menjadi Inspirasi Bagi Siswa

Satu hal yang selalu saya ingat: siswa adalah cerminan guru mereka. Jika saya ingin siswa saya mencintai Bahasa Indonesia, saya harus terlebih dahulu menunjukkan rasa cinta itu. Saya harus menunjukkan bahwa Bahasa Indonesia bukan hanya bahasa sehari-hari, tetapi juga bahasa yang kaya dan penuh makna.

Setiap kali saya melihat siswa mulai tertarik menulis puisi atau esai dalam Bahasa Indonesia, ada rasa bangga yang sulit dijelaskan. Itu adalah tanda bahwa mereka tidak hanya belajar bahasa, tetapi juga menghargainya sebagai bagian dari identitas mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun