3. Menggunakan Bahasa yang Inspiratif Â
  Kata-kata memiliki kekuatan untuk membangun atau menghancurkan. Saya selalu berusaha menggunakan bahasa yang membangun semangat, terutama ketika berbicara dengan siswa yang sedang kehilangan motivasi.
4. Mengintegrasikan Teknologi Â
  Di era media sosial, personal branding juga tercermin dari cara kita berinteraksi secara online. Saya mencoba menjadikan media sosial sebagai platform untuk menyebarkan kecintaan terhadap Bahasa Indonesia, melalui unggahan inspiratif atau diskusi menarik seputar kebahasaan.
Bahasa yang Membuka Peluang
Sebagai ilustrasi: kemampuan berbahasa yang baik juga bisa membuka peluang besar. Sebut saja namanya Ibu Amel. Beliau pernah mendapat undangan menjadi pembicara di sebuah seminar pendidikan nasional.Â
Alasan sederhana, panitia mengatakan bahwa mereka terkesan dengan cara beliau menulis artikel tentang metode pengajaran Bahasa Indonesia. Artikel itu tidak hanya informatif, tetapi juga ditulis dengan gaya yang komunikatif.
Ini membuktikan bahwa Bahasa Indonesia yang dikelola dengan baik bukan hanya soal tata bahasa atau ejaan, tetapi juga soal bagaimana ia bisa menyampaikan pesan dengan kuat. Sebagai guru, ini adalah bukti bahwa personal branding melalui bahasa bukanlah hal yang mustahil.
 Menjadi Inspirasi Bagi Siswa
Satu hal yang selalu saya ingat: siswa adalah cerminan guru mereka. Jika saya ingin siswa saya mencintai Bahasa Indonesia, saya harus terlebih dahulu menunjukkan rasa cinta itu. Saya harus menunjukkan bahwa Bahasa Indonesia bukan hanya bahasa sehari-hari, tetapi juga bahasa yang kaya dan penuh makna.
Setiap kali saya melihat siswa mulai tertarik menulis puisi atau esai dalam Bahasa Indonesia, ada rasa bangga yang sulit dijelaskan. Itu adalah tanda bahwa mereka tidak hanya belajar bahasa, tetapi juga menghargainya sebagai bagian dari identitas mereka.