Sebaliknya, ketika saya menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik—bahasa yang santun, jelas, dan inspiratif—saya tidak hanya membangun citra positif tentang diri saya, tetapi juga tentang profesi guru secara keseluruhan. Ini adalah bentuk personal branding yang efektif. Saya ingin dikenal sebagai guru yang tidak hanya pandai mengajar, tetapi juga mampu berkomunikasi dengan penuh empati.
Bahasa Indonesia Sebagai Wajah Bangsa
Sebagai guru Bahasa Indonesia, saya merasa memiliki tanggung jawab lebih besar. Bahasa yang saya ajarkan bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga identitas bangsa. Setiap kata yang diajarkan di kelas adalah warisan budaya yang harus dipertahankan. Saya sering mengatakan kepada siswa, "Ketika kalian berbicara atau menulis, ingatlah bahwa kalian membawa nama bangsa."
Namun, realitanya, Bahasa Indonesia sering kali diabaikan. Di era digital ini, banyak anak muda yang lebih fasih menggunakan bahasa asing dalam percakapan sehari-hari, sementara Bahasa Indonesia dianggap kuno atau terlalu formal. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi saya.Â
Bagaimana saya bisa membuat siswa bangga menggunakan Bahasa Indonesia? Jawabannya adalah dengan memberikan teladan. Saya harus menunjukkan bahwa Bahasa Indonesia bisa digunakan dengan cara yang modern, kreatif, dan relevan.
Membangun Personal Branding Melalui Bahasa
Lalu, bagaimana cara seorang guru membangun personal branding melalui Bahasa Indonesia? Ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan:Â
1. Berbahasa dengan Hormat dan Profesional Â
  Setiap interaksi dengan siswa, orang tua, atau kolega harus mencerminkan penghargaan. Pilihan kata dan nada suara harus dipikirkan, terutama dalam situasi yang menuntut kesabaran ekstra.
2. Konsisten dalam Menulis dan Berbicara Â
  Personal branding juga tercermin dari konsistensi. Sebagai guru, saya berusaha menjaga kualitas bahasa, baik saat berbicara di depan kelas maupun saat menulis laporan atau bahan ajar.