Pernahkah sahabat kompasianer selesai membaca buku yang begitu seru, begitu mendalam, atau begitu menyentuh hati, sampai merasa sulit untuk "kembali ke dunia nyata"? Kita mungkin mendapati diri kita terus memikirkan alur cerita, karakter, atau pesan dari buku tersebut, bahkan berhari-hari setelah selesai membacanya. Atau mungkin kita mencoba membaca buku lain, tapi rasanya tidak ada yang bisa "menandingi" sensasi dari buku yang baru saja kita baca. Â Fenomena ini dikenal sebagai "book hangover" atau bisa kita sebut "pusing karena buku". Tapi tenang, ada cara untuk mengatasinya, kok!
Secara harfiah, book hangover bisa diartikan sebagai kondisi "mabuk" atau "pusing" yang dialami setelah selesai membaca sebuah buku. Namun, berbeda dengan mabuk minuman yang biasanya ditandai dengan kepala pusing atau tubuh lelah, book hangover adalah keadaan emosional dan psikologis yang bisa terjadi ketika seseorang benar-benar terlibat dalam cerita atau merasa terhubung dengan karakter dalam sebuah buku.
Kondisi ini menyebabkan kita merasa hampa atau kosong, seolah-olah kita telah kehilangan sesuatu. Kadang, book hangover juga membuat pembaca merasa berat untuk memulai buku baru karena mereka masih "terperangkap" dalam dunia buku yang sudah mereka baca.
Mengapa Book Hangover Bisa Terjadi?
Ada beberapa alasan kenapa kita bisa mengalami book hangover, antara lain:
1. Ikatan Emosional dengan Karakter
  Beberapa buku memiliki karakter yang begitu hidup dan kompleks sehingga kita merasa benar-benar mengenal mereka. Ketika buku selesai, rasanya seperti harus mengucapkan selamat tinggal pada teman lama. Ini terutama terjadi pada serial yang panjang, di mana kita sudah menghabiskan waktu berjam-jam (atau bahkan bertahun-tahun) bersama karakter-karakter tersebut.
2. Plot yang Mendalam atau Ending yang Mengejutkan
  Buku-buku yang memiliki akhir cerita mengejutkan atau alur yang tidak terduga sering kali meninggalkan kesan mendalam. Kita merasa seperti ditinggalkan dengan berbagai pertanyaan yang menggantung, dan sulit bagi otak kita untuk langsung "menerima" kenyataan bahwa ceritanya sudah berakhir.
3. Tema atau Pesan yang Kuat
  Buku yang menyentuh tema-tema berat seperti cinta, kehilangan, perjuangan hidup, atau penemuan diri sering kali meninggalkan jejak emosional yang sulit dihilangkan. Pikiran kita terus kembali pada pesan dari buku tersebut, dan kita butuh waktu untuk mencerna dan memahami maknanya.
4. Kualitas Penulisan yang Sangat Bagus Â
  Ketika kita membaca karya yang ditulis dengan sangat indah atau penuh keajaiban, sulit untuk langsung melanjutkan ke buku lain yang mungkin memiliki gaya bahasa atau teknik naratif yang berbeda. Otak dan hati kita masih terbuai dengan keindahan bahasa atau kedalaman cerita.
Tanda-Tanda Kita Sedang Mengalami Book Hangover
Bagaimana kita bisa tahu bahwa kita mengalami book hangover? Berikut beberapa tanda yang mungkin kita rasakan:
- Kehilangan minat untuk membaca buku lain
 Meskipun kita adalah pembaca setia, tiba-tiba kita merasa tidak ingin membaca buku apapun. Buku lain terasa "biasa saja" atau tidak mampu menggantikan kesan yang ditinggalkan oleh buku yang baru saja kita selesaikan.
- Kepikiran tentang karakter atau alur cerita
 Kita terus membayangkan ulang adegan-adegan atau memikirkan apa yang akan terjadi jika cerita dilanjutkan. Mungkin kita bahkan berharap ada sekuel, meskipun kita tahu cerita tersebut sudah selesai.
- Merasa sedikit "terganggu" secara emosional
 Beberapa orang merasa cemas, sedih, atau sedikit "melankolis" setelah menyelesaikan buku yang menyentuh emosi mereka. Seperti ada bagian dari mereka yang ikut hilang bersama berakhirnya cerita.
Cara Mengatasi Book Hangover
 Meskipun kondisi ini sebenarnya wajar dan tidak berbahaya, ada beberapa trik yang bisa membantu kita kembali ke ritme membaca tanpa harus terus-menerus "dihantui" oleh buku sebelumnya.
1. Berikan Jeda Sejenak untuk Diri KitaÂ
  Jangan langsung "memaksa" diri untuk membaca buku baru. Biarkan diri kita menikmati proses "berkabung" atas selesainya cerita tersebut. Kita bisa menghabiskan beberapa hari tanpa membaca apa-apa, atau mengisi waktu dengan hobi lain. Tonton film, dengarkan musik, atau lakukan kegiatan yang membuat pikiran kita rileks.
2. Baca Buku dengan Genre atau Gaya yang Berbeda
  Jika buku yang membuat kita "tergantung" adalah novel drama berat, cobalah untuk beralih ke bacaan yang lebih ringan, seperti komedi atau buku self-help. Memilih genre yang berbeda bisa membantu otak untuk tidak membandingkan kedua buku secara langsung dan mengurangi rasa kecewa.
3. Tulis Review atau Diskusikan Buku Tersebut dengan Orang Lain
  Salah satu cara efektif untuk "move on" adalah mengekspresikan perasaan kita terkait buku tersebut. Kita bisa menulis review atau bergabung di forum-forum pembaca untuk berdiskusi dengan orang lain yang juga sudah membaca buku itu. Mendiskusikan cerita dan karakter yang disukai akan membantu kita untuk merasionalisasi pengalaman kita dan lebih cepat melepaskan keterikatan emosional.
4. Baca Ulang Bab atau Bagian Favorit Kita
  Jika masih sulit melupakan buku tersebut, tidak ada salahnya membaca ulang bagian-bagian favorit kita. Terkadang, memberi kesempatan pada diri sendiri untuk meresapi bagian terbaik dari buku tersebut bisa membantu kita menerima kenyataan bahwa cerita telah usai.
5. Cari Buku yang "Mirip"
  Untuk beberapa pembaca, mencari buku dengan tema atau gaya yang mirip bisa membantu. Misalnya, jika kita baru saja menyelesaikan buku fantasi yang sangat seru, coba cari rekomendasi buku lain dalam genre fantasi. Banyak platform seperti Goodreads yang bisa membantu kita menemukan buku dengan tema atau cerita serupa.
6. Temukan Hiburan Lain untuk Mengalihkan Pikiran
  Jika kita benar-benar kesulitan untuk "melupakan" buku tersebut, cobalah mengalihkan fokus ke hal lain yang menyenangkan. Kita bisa mencoba menulis cerita kita sendiri, menonton film dengan tema yang mirip, atau bahkan mulai menggambar ilustrasi tentang karakter favorit. Kadang, kreativitas bisa menjadi cara terbaik untuk merangkul kenangan tanpa harus merasa terbebani.
Apakah Book Hangover Selalu Buruk?
Menariknya, tidak semua efek book hangover harus dianggap negatif. Mengalami book hangover adalah tanda bahwa buku tersebut benar-benar memiliki dampak dan berhasil menyentuh kita secara mendalam. Ini adalah bukti bahwa penulis telah menciptakan sesuatu yang kuat, sesuatu yang mampu menggugah hati dan pikiran kita.
Jika dipikirkan lebih dalam, book hangover juga bisa menjadi kesempatan bagi kita untuk merenungkan pesan atau pelajaran yang ada dalam buku tersebut. Terkadang, perasaan terikat ini membantu kita memperluas perspektif, membentuk pemahaman baru, atau bahkan menemukan inspirasi untuk kehidupan kita sehari-hari.
Membawa Semangat dari Buku ke Kehidupan Nyata
Book hangover adalah pengalaman unik yang sering dialami oleh para pencinta buku. Ini menunjukkan betapa buku bisa lebih dari sekadar hiburan; ia bisa menjadi jendela ke dunia baru, penghibur, bahkan sahabat yang membawa perubahan pada cara kita memandang hidup. Jadi, ketika kita mengalami book hangover, jangan terburu-buru merasa "terjebak" dalam cerita. Cobalah untuk merangkulnya sebagai bagian dari proses menikmati literatur dan, siapa tahu, kita mungkin akan menemukan sisi baru dari diri kita di tengah proses tersebut.
Maka, selamat menikmati setiap cerita yang kita baca, dan jika mengalami book hangover, ingatlah bahwa kita tidak sendiri.Â
Teruslah membaca, teruslah merasa, dan jadikan setiap buku sebagai bagian dari perjalanan pribadi kita.
F. Dafrosa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H