Mohon tunggu...
Fransisca Dafrosa
Fransisca Dafrosa Mohon Tunggu... Lainnya - Guru

saya orang yang sedang belajar menulis Fiksiana.Humaniora.Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kereta Terakhir Menuju Jodoh

20 Oktober 2024   01:45 Diperbarui: 22 Oktober 2024   00:11 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kereta api malam dari Bandung menuju Yogyakarta selalu penuh. Bagi Lintang, ini adalah perjalanan yang tak terlalu istimewa---atau setidaknya begitu pikirnya. Di stasiun, dia bergegas mencari tempat duduk, berharap bisa memejamkan mata sepanjang perjalanan.

"Nomor kursinya sebelah mana, Mbak?" tanya petugas stasiun.

"18A, Pak. Dekat jendela," jawab Lintang dengan cepat.

Lintang duduk di kursinya, melepaskan jaket, dan bersiap untuk tidur. Tapi, tidak lama kemudian seorang lelaki muda duduk di kursi sebelahnya. Dia tampak ramah dan berusaha membuka percakapan.

Baca juga: Senja Terakhir

"Permisi, Mbak. Maaf ganggu. Nama saya Galih," sapanya dengan senyum lebar.

Lintang hanya menoleh sejenak dan mengangguk. "Lintang."

Setelah itu, dia kembali fokus ke teleponnya. Namun, Galih tampak tak menyerah. Ia mulai berbicara soal perjalanan, cuaca, dan hal-hal kecil lainnya.

"Saya baru pertama kali naik kereta malam. Biasanya naik pesawat, tapi kali ini pengen pengalaman baru," kata Galih dengan semangat. 

Lintang melirik ke arah Galih. "Oh ya? Saya malah sering naik kereta. Kereta malam itu biasanya enak buat tidur, tenang dan nyaman."

"Bener juga sih, Mbak. Tapi, kayaknya malam ini lebih menarik karena ada yang nemenin ngobrol," canda Galih sambil tersenyum. 

Lintang ingin tersenyum tapi menahan diri. Dia sudah sering bertemu orang asing yang mencoba memulai percakapan di perjalanan seperti ini. Namun, ada sesuatu dari Galih yang berbeda, seolah dia tidak hanya sekadar basa-basi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun