2. Mendorong Keterlibatan Setiap Guru
Manajemen sekolah perlu memastikan bahwa setiap guru mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam kegiatan profesional dan sosial. Pendapat dan kontribusi setiap guru harus dihargai dan dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.
3. Membangun Budaya Kerja yang Terbuka dan Kolaboratif
Lingkungan kerja yang inklusif harus dibangun berdasarkan kolaborasi dan komunikasi yang terbuka. Setiap guru harus merasa nyaman untuk menyampaikan pendapat dan ide tanpa takut diabaikan atau dihakimi.
4. Mengatasi Konflik Secara Efektif
Konflik antarindividu di tempat kerja adalah hal yang tidak bisa dihindari. Namun, sekolah perlu memiliki mekanisme yang efektif untuk mengatasi konflik tersebut secara adil dan terbuka, sehingga tidak terjadi pengucilan atau marginalisasi terhadap individu tertentu.
Eksklusi sosial di kalangan guru adalah bentuk perundungan terselubung yang sering kali diabaikan, meski dampaknya sangat merugikan secara psikologis dan profesional. Untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan inklusif, sekolah perlu lebih peka terhadap permasalahan ini dan mengambil langkah-langkah nyata untuk mencegahnya. Dengan menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, setiap guru akan merasa dihargai dan didukung dalam peran mereka sebagai pendidik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H