Mohon tunggu...
Fransisca Dafrosa
Fransisca Dafrosa Mohon Tunggu... Lainnya - Guru

saya orang yang sedang belajar menulis Fiksiana.Humaniora.Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Bahasa Indonesia di Era Digital: Menggali Potensi Anak Sebagai Content Creator

16 Oktober 2024   06:44 Diperbarui: 16 Oktober 2024   06:56 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu tujuan utama pembelajaran Bahasa Indonesia adalah untuk meningkatkan keterampilan berbahasa dan komunikasi. Dengan merancang proyek video, anak-anak diajak untuk menyampaikan ide mereka dengan cara yang menarik dan dapat dipahami oleh orang lain. Mereka belajar memilih kata-kata yang tepat, menyusun kalimat yang lugas, dan menggunakan bahasa tubuh serta intonasi yang sesuai agar pesan mereka dapat diterima dengan baik.

Dalam konteks ini, belajar Bahasa Indonesia tidak hanya berhenti di aspek-aspek teknis, tetapi juga mengasah kemampuan berbicara dan menyampaikan ide secara efektif. Hal ini penting karena dalam dunia kerja maupun kehidupan sosial, kemampuan komunikasi yang baik merupakan salah satu keterampilan dasar yang sangat diperlukan.

4. Menumbuhkan Kreativitas Anak dan Eksplorasi Teknologi

Membuat konten video bukan hanya sekadar merekam gambar dan suara, tetapi juga mengemas ide dengan cara yang kreatif. Dalam proses ini, anak-anak diajak untuk berpikir out of the box, merancang konsep yang unik, dan mencari cara untuk menyampaikan pesan mereka dengan cara yang menarik. Mereka mungkin akan mengeksplorasi berbagai fitur aplikasi pengeditan video atau mencoba teknik-teknik sinematografi sederhana.

Selain itu, dengan bimbingan yang tepat, anak-anak dapat memahami bagaimana teknologi, jika dimanfaatkan secara bijak, bisa menjadi sarana untuk mengeksplorasi ide dan mengekspresikan diri mereka. Sebagai generasi yang tumbuh di era digital, kemampuan ini akan sangat bermanfaat dalam kehidupan mereka di masa depan, baik dalam aspek akademis maupun karier.

5. Mengenalkan Etika dan Tanggung Jawab Digital

Dalam pembelajaran konten kreatif, ada aspek penting yang tidak boleh dilupakan, yaitu etika digital. Anak-anak perlu dibimbing untuk memahami bahwa konten yang mereka buat harus tetap menghormati norma dan aturan yang berlaku. Mereka diajarkan untuk tidak menggunakan musik atau gambar yang memiliki hak cipta tanpa izin, tidak memuat konten yang bersifat provokatif atau diskriminatif, serta memahami dampak dari informasi yang mereka sebarkan.

Dengan mempelajari etika dan tanggung jawab digital, anak-anak akan memiliki dasar yang kuat untuk menggunakan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab. Mereka akan tumbuh menjadi pengguna digital yang memahami bahwa setiap konten yang mereka buat dan bagikan memiliki dampak bagi orang lain.

6. Menumbuhkan Rasa Percaya Diri dalam Menyampaikan Pendapat

Aktivitas content creation juga berdampak positif pada pengembangan rasa percaya diri siswa. Ketika mereka tampil di depan kamera, menyampaikan pesan mereka, dan melihat hasil karya mereka ditonton oleh orang lain, rasa percaya diri mereka akan bertumbuh. Mereka belajar untuk tidak ragu dalam menyampaikan pendapat mereka dan percaya pada ide-ide yang mereka miliki.

Rasa percaya diri ini akan sangat bermanfaat dalam kehidupan mereka ke depan. Ketika mereka memasuki dunia kerja atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial, kemampuan untuk percaya diri dalam berbicara di depan umum dan menyampaikan ide dengan baik akan menjadi modal yang sangat berharga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun