3. Keterikatan Emosional: Terkadang, individu dalam lavender marriage mungkin merasa memiliki ikatan emosional yang kuat dengan pasangan mereka, meskipun hubungan tersebut tidak sepenuhnya romantis.
4. Strategi Coping: Lavender marriage juga dapat dilihat sebagai strategi untuk mengatasi stigma. Dengan menikah, individu bisa tampil "normal" di mata masyarakat, sehingga mengurangi risiko penolakan atau pengucilan.
Dampak Lavender Marriage
Meskipun lavender marriage dapat memberikan perlindungan dari stigma sosial, fenomena ini juga membawa dampak yang signifikan bagi individu yang terlibat. Berikut adalah beberapa dampak yang perlu diperhatikan:
1. Kesehatan Mental
Kehidupan dalam lavender marriage sering kali dapat menimbulkan tekanan mental. Banyak individu yang terjebak dalam pernikahan semacam ini merasakan kesedihan, kecemasan, dan ketidakpuasan. Mereka mungkin merasa terjebak antara keinginan untuk hidup secara autentik dan kewajiban untuk mematuhi norma-norma sosial.
Studi oleh American Psychological Association menunjukkan bahwa individu yang hidup dalam keadaan yang tidak sesuai dengan identitas mereka cenderung mengalami tingkat stres yang lebih tinggi, yang dapat mengarah pada depresi dan masalah kesehatan mental lainnya.
 2. Hubungan yang Rumit
Lavender marriage juga dapat mengakibatkan hubungan yang rumit antara pasangan. Ketika salah satu atau kedua pasangan memiliki orientasi seksual yang berbeda, komunikasi yang jujur dan terbuka sering kali sulit dicapai. Ini bisa mengakibatkan ketegangan, kecemburuan, dan rasa tidak percaya.
Di sisi lain, ada juga pasangan yang berhasil membangun ikatan emosional yang kuat, meskipun mereka tidak memiliki ketertarikan romantis. Dalam beberapa kasus, mereka mungkin menemukan dukungan satu sama lain dalam menjalani kehidupan yang sulit.
3. Isolasi Sosial