Bagi banyak orang tua, salah satu momen paling menegangkan dalam kehidupan sehari-hari adalah saat anak kita mengalami tantrum di tempat umum.Â
Bayangkan situasi ini: kita sedang mendorong troli belanja di supermarket, mencoba menyelesaikan belanjaan mingguan, ketika tiba-tiba anak kita mulai menangis, berteriak, dan menolak segala sesuatu yang kita lakukan untuk menenangkannya.Â
Tentu saja, situasi ini tidak hanya membuat kita stres, tetapi juga menarik perhatian orang-orang di sekitar.
Mengapa Tantrum Terjadi di Tempat Umum?
Tantrum merupakan bagian normal dari perkembangan anak, terutama di usia balita. Anak-anak pada usia ini belum memiliki kemampuan untuk sepenuhnya mengelola emosi mereka atau mengekspresikan keinginan dan kebutuhan mereka dengan cara yang lebih tepat.Â
Ketika berada di tempat umum, seperti supermarket atau restoran, tekanan dari situasi baru, kelelahan, kelaparan, atau frustrasi karena tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, bisa memicu tantrum.
Namun, ada cara-cara efektif untuk menangani tantrum di tempat umum yang dapat mengurangi stres kita sebagai orang tua dan membantu anak belajar mengelola emosinya dengan lebih baik.
 1. Tetap Tenang: Kuncinya Ada pada Kita
Hal pertama yang harus diingat ketika anak mulai tantrum di tempat umum adalah pentingnya menjaga ketenangan. Reaksi pertama kita sebagai orang tua sering kali memengaruhi bagaimana situasi tersebut berkembang.Â
Jika kita merespons dengan marah atau panik, hal itu justru bisa memperburuk tantrum. Cobalah untuk menarik napas dalam-dalam, berhenti sejenak, dan ingat bahwa tantrum ini hanya sementara.
Menurut psikolog anak, ketenangan orang tua memberikan pesan kepada anak bahwa situasi ini bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan secara berlebihan. Anak juga akan cenderung meniru respons tenang kita, meskipun membutuhkan waktu.
2. Temukan Tempat yang Tenang
Jika memungkinkan, alihkan perhatian anak dengan membawa mereka ke tempat yang lebih tenang, jauh dari keramaian dan gangguan.Â
Di supermarket, misalnya, kita bisa membawa anak ke bagian yang lebih sepi atau bahkan ke luar sejenak. Memberikan ruang untuk anak menenangkan diri bisa sangat efektif untuk mengurangi intensitas tantrum.
Menciptakan lingkungan yang lebih tenang memberi anak kesempatan untuk merespon dengan lebih baik, karena anak-anak sering kali merasa kewalahan oleh keramaian atau situasi yang tidak dikenal di tempat umum.
3. Berkomunikasi dengan Lembut dan Tegas
Setelah kita menemukan tempat yang lebih tenang, coba ajak anak berbicara dengan nada lembut namun tegas. Hindari berteriak atau memarahi anak di tengah tantrum, karena ini hanya akan menambah kebingungan dan frustrasi mereka.Â
Sebaliknya, gunakan kata-kata sederhana dan pendek yang mudah mereka pahami, seperti "Aku tahu kamu kesal karena tidak bisa mendapatkan mainan itu, tapi sekarang kita sedang belanja makanan."
Dengan cara ini, kita mengajarkan anak untuk mengenali emosinya dan menunjukkan bahwa kita memahaminya, meskipun mereka tidak bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan. Pendekatan ini juga memberikan contoh bagaimana cara mengatasi frustrasi.
 4. Berikan Pilihan untuk Mengalihkan Fokus
Memberikan anak pilihan dapat menjadi trik ampuh untuk menghentikan tantrum. Misalnya, jika anak mulai menangis karena menginginkan sesuatu di supermarket, kita bisa berkata, "Kita tidak bisa membeli permen ini sekarang, tapi kamu bisa memilih antara buah anggur atau apel untuk kita bawa pulang."Â
Memberikan pilihan memberi anak rasa kontrol, yang sering kali menjadi pemicu tantrum mereka.
Anak-anak cenderung merespons lebih baik ketika mereka merasa terlibat dalam keputusan, meskipun hanya pada hal-hal kecil.
5. Tetapkan Ekspektasi Sebelum Masuk ke Tempat Umum
Salah satu cara paling efektif untuk mencegah tantrum di tempat umum adalah dengan mengatur ekspektasi sebelum pergi.Â
Sebelum berangkat ke supermarket atau restoran, beri tahu anak apa yang akan terjadi dan bagaimana perilaku yang diharapkan.Â
Misalnya, kita bisa berkata, "Hari ini kita akan belanja. Kalau kamu duduk manis di kereta belanja dan tidak meminta mainan, nanti kita bisa beli buah favoritmu."
Memberikan gambaran sebelumnya kepada anak tentang apa yang akan mereka alami dapat membantu mereka merasa lebih siap, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya tantrum.
6. Ajarkan Teknik Menenangkan Diri
Mengajarkan anak teknik sederhana untuk menenangkan diri juga dapat membantu mereka mengatasi frustrasi di masa depan. Kita bisa mulai dengan mengajarkan mereka cara bernapas dalam-dalam ketika merasa marah atau kecewa.Â
Ajarkan mereka untuk menarik napas dalam-dalam, menahannya sejenak, lalu menghembuskannya perlahan. Teknik ini tidak hanya efektif untuk anak, tetapi juga bisa membantu kita menenangkan diri.
Meskipun metode ini mungkin tidak berhasil seketika, mengajarkan dan mempraktikkannya secara konsisten akan membantu anak mengembangkan keterampilan mengelola emosi mereka dengan lebih baik.
7. Tetap Konsisten dan Bersabar
Mengatasi tantrum anak, terutama di tempat umum, membutuhkan konsistensi dan kesabaran. Jangan merasa gagal jika tantrum terjadi lagi di lain waktu, karena ini adalah proses pembelajaran baik bagi anak maupun kita sebagai orang tua.Â
Setiap situasi adalah kesempatan untuk melatih keterampilan baru dalam menenangkan diri dan menghadapi emosi.
Dengan tetap konsisten dalam pendekatan kita, anak secara perlahan akan belajar bahwa tantrum bukanlah cara yang efektif untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Menghadapi tantrum anak di tempat umum memang bisa menjadi tantangan besar bagi banyak orang tua.Â
Namun, dengan strategi yang tepat dan pendekatan yang konsisten, kita dapat mengatasi situasi tersebut dengan lebih efektif. Ingatlah bahwa setiap tantrum adalah kesempatan untuk mengajarkan anak cara mengelola emosinya dan beradaptasi dengan situasi yang menantang.Â
Tetap tenang, memberikan perhatian yang penuh, dan mempraktikkan teknik-teknik menenangkan diri, kita tidak hanya membantu anak melewati momen tersebut, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan berharga untuk masa depan.Â
Pada akhirnya, menangani tantrum di tempat umum bukan hanya tentang mengatasi perilaku saat itu, tetapi juga tentang membangun fondasi untuk perkembangan emosional anak yang lebih baik.
Salam sehat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H