Menurut psikolog anak, ketenangan orang tua memberikan pesan kepada anak bahwa situasi ini bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan secara berlebihan. Anak juga akan cenderung meniru respons tenang kita, meskipun membutuhkan waktu.
2. Temukan Tempat yang Tenang
Jika memungkinkan, alihkan perhatian anak dengan membawa mereka ke tempat yang lebih tenang, jauh dari keramaian dan gangguan.Â
Di supermarket, misalnya, kita bisa membawa anak ke bagian yang lebih sepi atau bahkan ke luar sejenak. Memberikan ruang untuk anak menenangkan diri bisa sangat efektif untuk mengurangi intensitas tantrum.
Menciptakan lingkungan yang lebih tenang memberi anak kesempatan untuk merespon dengan lebih baik, karena anak-anak sering kali merasa kewalahan oleh keramaian atau situasi yang tidak dikenal di tempat umum.
3. Berkomunikasi dengan Lembut dan Tegas
Setelah kita menemukan tempat yang lebih tenang, coba ajak anak berbicara dengan nada lembut namun tegas. Hindari berteriak atau memarahi anak di tengah tantrum, karena ini hanya akan menambah kebingungan dan frustrasi mereka.Â
Sebaliknya, gunakan kata-kata sederhana dan pendek yang mudah mereka pahami, seperti "Aku tahu kamu kesal karena tidak bisa mendapatkan mainan itu, tapi sekarang kita sedang belanja makanan."
Dengan cara ini, kita mengajarkan anak untuk mengenali emosinya dan menunjukkan bahwa kita memahaminya, meskipun mereka tidak bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan. Pendekatan ini juga memberikan contoh bagaimana cara mengatasi frustrasi.
 4. Berikan Pilihan untuk Mengalihkan Fokus
Memberikan anak pilihan dapat menjadi trik ampuh untuk menghentikan tantrum. Misalnya, jika anak mulai menangis karena menginginkan sesuatu di supermarket, kita bisa berkata, "Kita tidak bisa membeli permen ini sekarang, tapi kamu bisa memilih antara buah anggur atau apel untuk kita bawa pulang."Â