Pagi datang tapi, ada yang tertinggal Â
seperti kursi kosong di sudut dapur Â
waktu mengalir pelan di cangkir yang tak terisi Â
Aku menunggu
berharap kopi akan menebus sepi Â
tapi yang datang hanya angin
membawa namamu samar-samar
Dulu, kau yang memutar sendok
menciptakan irama kecil di antara percakapan kita Â
Sekarang, hening yang merayap di dinding
tanpa aroma kopi, tanpa suara tawa
Hanya sisa kenangan yang larut perlahan
seperti kopi yang tak pernah diseduh
Tanpamu
pagi ini terasa patah Â
seperti novel tanpa akhir
cerita tanpa jeda
Kopi tak lagi penting Â
karena yang hilang lebih dari sekadar rasa Â
yang hilang adalah kita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Untukmu Guru yang Tak Lagi Di sini
Baca juga: Saat Langit Tak Lagi Biru
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!