Pak Amran terkejut, tak menyangka benda itu begitu berbahaya. Dia hanya mengangguk pasrah ketika petugas itu segera mengamankan tabung tersebut dan membawanya untuk dinetralisir.
Berita tentang penemuan itu segera tersebar ke seluruh kota. Warga pun tersadar bahwa tindakan kecil Pak Amran telah menyelamatkan mereka dari bencana yang lebih besar. Tanpa disadari, ia telah menjadi pahlawan di tengah kesederhanaannya.
Kembali ke Masa Sekarang
Pak Amran menyelesaikan ceritanya sambil memandang cucunya yang terpesona.
"Kakek, jadi kakek benar-benar pahlawan?" tanya si cucu dengan mata berbinar.
Pak Amran tersenyum, mengusap lembut pipi cucunya. "Kakek hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan, Nak. Kadang, menjadi pahlawan bukan berarti harus melakukan hal besar. Cukup lakukan hal kecil dengan hati yang tulus, dan biarkan Tuhan yang menyelesaikan sisanya."
Anak itu mengangguk paham, lalu memeluk kakeknya erat. Pak Amran pun tersenyum, merasa damai dalam kesederhanaan hidupnya. Sebuah penghargaan memang tak berarti apa-apa bagi dirinya, tetapi jika itu bisa menginspirasi orang lain untuk lebih peduli pada lingkungan, maka ia akan menerimanya dengan hati yang lapang.
Di balik semua itu, Pak Amran tahu, meski ia hanya seorang tukang sampah, ia telah memberikan yang terbaik bagi kota kecilnya itulah yang membuatnya bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H