Mohon tunggu...
Fransisca Dafrosa
Fransisca Dafrosa Mohon Tunggu... Lainnya - Guru

saya orang yang sedang belajar menulis Fiksiana.Humaniora.Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kebaikan Kecil yang Mengubah Nasib Kota

16 Agustus 2024   12:40 Diperbarui: 16 Agustus 2024   12:52 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sambil mendorong gerobaknya, Pak Amran menyusuri jalanan yang masih sepi. Ketika melewati rumah Pak Budi, salah satu warga yang dikenal ramah, dia terkejut melihat gunungan sampah yang berserakan di depan rumah.

"Eh, kok bisa sebanyak ini?" gumamnya sambil mulai mengumpulkan sampah itu.

Saat ia sedang memunguti sampah, terdengar suara langkah tergesa dari dalam rumah. Pintu terbuka, dan Pak Budi keluar dengan wajah panik. "Pak Amran, tolong maafkan saya! Semalam angin kencang menerbangkan semua sampah yang sudah saya kumpulkan. Saya sudah mencoba membersihkannya, tapi hujan terlalu deras."

Pak Amran tersenyum lembut. "Tidak apa-apa, Pak Budi. Biar saya yang bereskan."

Pak Budi mengangguk berterima kasih, meskipun wajahnya masih terlihat cemas. "Terima kasih banyak, Pak Amran. Tanpa Anda, kami pasti kerepotan."

Pak Amran hanya mengangguk, lalu melanjutkan pekerjaannya. Seperti biasa, tidak ada yang istimewa bagi dirinya.

Namun, tanpa sepengetahuannya, pagi itu adalah awal dari serangkaian peristiwa yang akan mengubah hidupnya.

Dua Bulan Sebelumnya

Kota kecil itu pernah mengalami sebuah bencana lingkungan yang cukup parah. Karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya, saluran air di berbagai titik tersumbat, menyebabkan banjir besar di tengah musim penghujan. Sampah-sampah plastik dan limbah rumah tangga mengalir bersama air, menghancurkan beberapa rumah di pinggir sungai.

Pak Amran, yang saat itu baru saja selesai dengan tugas paginya, menyaksikan banjir yang tak terhindarkan itu dengan hati miris. Ia tahu, semua ini bisa dicegah jika warga lebih peduli pada kebersihan lingkungan. Saat banjir mulai surut, Pak Amran tak tinggal diam. Dia mengambil inisiatif untuk membersihkan sisa-sisa banjir, walaupun itu bukan tanggung jawabnya.

Dengan tenaga yang tidak seberapa, Pak Amran berusaha memindahkan tumpukan sampah yang menyumbat aliran air. Beberapa warga yang melihatnya mulai ikut membantu. Mereka bekerja dari pagi hingga senja, tanpa kenal lelah. Dan berkat usaha itu, kota kecil mereka terselamatkan dari banjir yang lebih besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun