Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu sedang berada dalam pencarian jati dirinya, ingin mengenal siapa dirinya sebenarnya. Seorang manusia dikatakan remaja, jika ia sudah menginjak usia 17 tahun.Â
Dan dalam usia ini, seorang manusia mengalami masa yang dinamakan masa pubertas yang memiliki rasa ingin mencoba segala suatu yang baru dalam hidupnya, muncul berbagai macam gejolak emosi, dan banyak timbul masalah baik dalam keluarga maupun lingkungan sosialnya.Â
Selain dampak positif, masa pubertas juga bisa menjadi awal mula perilaku negatif seseorang. Tidak perlu jauh-jauh, kejadian di lingkungan kita seperti kenakalan remaja adalah salah satu contohnya. Sebelumnya, apa sih kenakalan remaja itu?
Menurut Kartini Kartono (2011 : 6) kenakalan remaja ialah perilaku jahat, atau kejahatan/kenakalan anak-anak muda; merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial.Â
Menurut Sudarsono (2012) bahwa kenakalan remaja sebagai kejahatan anak dapat diinterpretasikan berdampak negatif secara psikologis terhadap anak yang menjadi pelakunya, apalagi jika sebutan tersebut secara langsung menjadi semacam trade-mark.Â
Sedangkan menurut Ary (2010) bahwa kenakalan remaja ialah perbuatan anak-anak yang melanggar norma sosial, norma hukum, norma kelompok, dan mengganggu ketentraman masyarakat, sehingga yang berwajib terpaksa mengambil tindakan pengamanan/penangkalan.Â
Mengapa Kenakalan Remaja Dikatakan sebagai Wujud Penghancuran Diri dan Masa Depan Suram?
Dalam sosiologi, kenakalan remaja termasuk kedalam salah satu bentuk penyimpangan terhadap nilai dan norma yang berlaku di masyarakat karena menimbulkan masalah atau keonaran.Â
Beberapa penyebab umum terjadi kenakalan remaja ialah lingkungan keluarga dan pertemanan yang tidak baik, seperti tidak memberi rasa aman dan nyaman membuat remaja merasa tertekan sehingga ia melakukan beberapa hal menyimpang untuk mengalihkan perhatian nya dari tekanan yang ia dapatkan.Â
Selain itu,rasa penasaran seorang remaja dimana saat tahapan ini ia memiliki keingintahuan yang besar juga membuat ia bisa terjerumus ke perilaku kenakalan remaja, dimana rasa keingintahuan yang besar ini membuat dia ingin mencoba banyak hal yang bahkan belum bisa membedakan baik dan buruk secara benar.
Selain hal diatas, bibit-bibit dari adanya kenakalan remaja dapat dilihat juga dari perilaku sehari-hari anak. Bahkan bibit-bibit itu bisa muncul dari hal yang dianggap remeh oleh para orang tua.Â
Seperti halnya, kurang nya sopan santun anak terhadap orang yang lebih tua, kurang nya interaksi antara orang tua dan anak, kurang nya perhatian, pantauan dan pengawasan orang tua, serta cara berpikir orang tua yang berpikiran dengan membebaskan anak membuat dia belajar banyak hal.Â
Kenakalan remaja memiliki dampak yang sangat luas dalam kehidupan bermasyarakat, karena kenakalan remaja ini sangat mengganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat sekitar, apalagi yang sampai membahayakan nyawa seseorang.selain itu dampak dari kenakalan remaja juga berupa pencemaran nama baik keluarga, pengucilan oleh masyarakat,dan bahkan akan mengganggu masa depannya.
Cara Mengatasi Kenakalan Remaja
Ada beberapa cara mengatasi kenakalan remaja yang bisa dilakukan, di antaranya :
- Komunikasi yang Tepat
Dilansir dari Better Health Channel, komunikasi yang tepat dengan anak remaja menjadi hal utama yang harus dipahami oleh orang tua. Remaja biasanya lebih senang mengungkapkan perasaan dan menceritakan masalahnya kepada teman sebaya. Mereka merasa khawatir dan tidak nyaman mengomunikasikan dengan orang tua karena takut orang tua akan bereaksi negatif. Hindari komunikasi yang terkesan menggurui atau hingga menghakimi pendapat anak.Â
Sebab, komunikasi negatif adalah penyebab umum konflik antara orang tua dan remaja. Orang tua harus menghargai bahwa anak remaja memiliki pandangan yang berbeda tentang apa saja, yang mungkin berbeda dengan pendapat kita. Tetap hormati pendapat mereka dan berikan argumentasi yang tepat ketika pendapat anak mulai tidak masuk akal.Â
- Memahami Perasaan Remaja
Cara mengatasi kenakalan remaja bisa dengan memahami perasaan mereka. Mengetahui kesulitan yang secara umum dialami oleh para remaja akan mengajak orang tua untuk lebih berempati pada anak.Â
Selain itu, orang tua cenderung untuk marah dan menghakimi saat anak berbuat sesuatu yang melanggar norma. Namun, orang tua tidak berusaha memahami dan mengetahui alasan anak berbuat demikian. Oleh karena itu, orang tua harus menelusuri penyebab anak menjadi nakal agar langkah dalam mengatasi juga tepat.
- Mengendalikan Diri
Orang tua kerap kali kehilangan kendali menghadapi perilaku nakal remaja. Jika ingin mengendalikan remaja, penting sekali untuk mengendalikan diri. Untuk itu,yang perlu dilakukan hanyalah memahami waktu berkomunikasi yang tepat dengan anak. Ada baiknya, apabila orang tua masih dalam keadaan marah, hindari berkomunikasi dengan anak. Salah satu ciri umum remaja adalah mereka senang memprovokasi orang tua sehingga orang tua bereaksi negatif. Oleh karena itu, orang tua tidak boleh hilang kendali dan tetap tenang dalam menghadapi anak remaja.
- Membuat Batasan yang Jelas
Orang tua dan anak perlu duduk bersama membuat aturan dan batasan-batasan jelas. Adapun batasan dan aturan tersebut harus masuk akal, memiliki alasan yang dapat diterima oleh anak dan orang tua. Membuat aturan bersama penting agar anak belajar bagaimana berkomitmen atas apa yang telah dibuat dan disetujuinya. Orang tua juga perlu menaruh rasa percaya pada anak bahwa mereka tidak akan melakukan kesalahan yang sama dan memberikan kesempatan untuk berubah.
Upaya Represif dan Koersif Dalam Menanggulangi Kenakalan RemajaÂ
Selain pencegahan secara kekeluargaan, menangani atau menanggulangi kenakalan remaja dapat dilakukan secara represif dan koersif.
- Pengendalian Represif
Adalah suatu tindakan pengendalian sosial yang dilakukan setelah terjadinya suatu pelanggaran atau juga peristiwa buruk. Upaya penaggulangan secara represif dari lingkungan keluarga dapat ditempuh dengan jalan mendidik anak hidup disiplin terhadap peraturan yang berlaku dan bila dilanggar harus ditindak atau diberi hukuman sesuai dengan perbuatannya. Sedangkan Dalam lingkungan sekolah tindakan represif dapat diambil sebagai langkah awal adalah dengan memberi teguran dan peringatan jika anak didik kita melakukan pelanggaran terhadap tata tertib di sekolah.
- Pengendalian Koersif
Adalah usaha pengendalian sosial yang dilakukan dengan menggunakan ancaman atau kekerasan fisik. Upaya pengendalian koersif dilingkungan keluarga dapat diberikan ancaman seperti mengurangi uang jajan, atau memaksa anak untuk tidak bergaul dengan lingkungan pertemannya yang kurang baik.Â
Sedangkan di lingkungan sekolah, ancaman dapat diberikan bagi anak yang telah melakukan pelanggaran berat, misalnya seperti memberikan ancaman untuk di keluarkan dari sekolah, atau mengancam akan memanggil orang tua jika perilakunya tidak menunjukkan arah perubahan yang baik.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H