Mohon tunggu...
Siti Zubaidah Luthfiah
Siti Zubaidah Luthfiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Gresik

Jangan berprasangka buruk terus pada Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penanaman Nilai Karakter Anak Melalui Pendidikan Multikultural di Indonesia

22 Juli 2023   14:13 Diperbarui: 22 Juli 2023   14:17 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Transformasi pendidikan multikultural lebih efektif dengan memetakan dimensi pendidikan multikultural:

  • Pembaruan kurikulum, yang di dalamnya ditransformasikan pengetahuan dari hasil penelitian sejarah. Hal tersebut guna mendapatkan bahan pembelajaran yang menunjang penyadaran pentingnya keterbukaan dalam menghadapi realitas multikultural, yang bisa dilakukan dengan mendeteksi bias berbagai tulisan, media, dan bahan-bahan pendidikan. Di samping melakukan pembaruan teori kurikulum.
  • Ketika siswa belajar tentang keadilan dan masyarakat inklusif, siswa diarahkan tantangan dalam upaya membangun masyarakat berkeadilan.
  • Siswa memperoleh kepekaan untuk dan kompetensi multikulturalnya, maka kompetensi multikultural siswa mencakup pemahaman akan kultur kelompok etnik, dan upaya mereduksi prasangka dan pengembangan identitas etnis.
  • Peningkatan kompetensi multikultural juga berkaitan dengan pedagogik keadilan, yang terkait dengan iklim di sekolah dan kelas, kinerja siswa, pola budaya dalam mengajar dan pembelajaran.

Penanaman Nilai Karakter Melalui Pendidikan Multikultural

Pendidikan karakter merupakan segala upaya yang dilakukan oleh pendidik untuk mengajarkan kebiasaan cara berfikir dan berperilaku untuk hidup dan berkerja bersama sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara (Tsauri, 2015).

Pembentukan karakter anak merupakan usaha orang dewasa dalam mendidik seorang anak agar mengenal nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam perbedaan masyarakal yang multikultural. 

Orangtua sangat berperan penting dalam mendidik dan menyosialisasikan nilai-nilai atau aturan-aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat yang multikultural sehingga seorang anak dapat beradaptasi dengan mudah dan cepat dengan masyarakat sekitarnya. 

Salah satu cara penanaman nilai karakter melalui Pendidikan Multikultural yaitu mengenalkan kebiasaan- kebiasaan baik yang tumbuh dimasyarakat. Kebiasaan baik yang ada di masyarakat dilakukan secara turun-temurun sehingga menjadi sebuah ciri khas atau slogan yang dikenal oleh masyarakat dan biasa disebut kearifan lokal.

Pendidikan Multikultural Dalam Pembelajaran

Pendidikan multikultural perlu dikembangkan dalam setiap kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar yang menunjukkan perspektif multikultural yaitu :

  • Cara mengajar interaktif. Cara guru berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa di kelas yang sesuai dengan kebudayaaan atau kultur peserta didik mempergunakan gaya yang sifatnya interaksional.
  • Kritis terhadap asumsi dan prasangka pribadi terhadap budaya lain. Guru bisa mengajar peserta didik untuk mendiskusikan pandangan dan prasangka yang diberikan kepada orang lain yang memiliki latar belakang yang berbeda dengan dirinya.
  • Menghargai perbedaan latar belakang peserta didik. Guru mengajak peserta didik untuk memiliki sikap yang sama dengan saling menghargai latar belakang individu.
  • Sistem pembelajaran kolaboratif. Guru mengembangkan metode pembelajaran kolaboratif yang melibatkan seluruh siswa yang memiliki berbagai macam perbedaan latar belakang, baik itu sosial budaya, ekonomi, agama,disabilitas, dan kebutuhan khusus.

Daftar Pustaka

Admila Rosada, D. K. (2019 ). Pendidikan Multikultural Strategi Mengelola Keberagaman di Sekolah . Yogyakarta : PT. Kanisius .

Fita Mustafida, G. (2019). Strategi pengelolaan kelas teori dan praktik menciptakan lingkungan kelas multikultural. Malang: UIN-Maliki Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun