Belajar Digital ProduktifÂ
Siapasih yang ingin privasinnya direnggut oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab? Tentu saja kita semua tidak mau, apalagi sampai data pribadi itu disalahgunakan. Sebel, jengkel atau justru dilematis, kok bisa?Â
Sebelum melanjutkan ulasan kece badai ini jangan lupa follow akun penulis yang paling ganteng sejagat raya, kata mama saya. Ok tidak perlu panjang kali lebar, apalagi sampai bajunya longgar.
Seperti kita ketahui bersama, perkembangan digitalisasi ini tidak bisa terhindarkan. Apa-apa serba digital, bahkan emak-emak yang katanya gaptek aja sekarang gak kalah ketinggalan, semisal banyak para kompasianer perempuan di sini, iya'kan?
 Untuk bisa divalidasi aja harus melengkapi data pribadi . Begitu juga dengan platform-plalform digital lainya.Â
Suka gak suka, semua aktivitas digital tidak bisa lepas dengan penggunaan  data pribadi, bahkan itu di awali saat kita membeli nomer telepon.  Tentu bukan tanpa alasan, kenapa platform digital harus menggunakan data pribadi, salah satunya adalah agar penggunanya itu real manusia bukan robot atau hantu. Paling tidak itulah cara untuk membangun kepercayaan antar sesama pengguna platform digital.Â
Masalahnya, ini juga rentan untuk disalahgunkan. Jika Anda ingat pemilu di USA, salah satu platform digital terbesar facebook mengalami kerugian jutaan dolar akibat diduga penyalahgunaaan  data pribadi ini. Kenapa? Karena dari data pribadi ini orang bisa menentukan strategi marketing plan suatu bisnis  dan bahkan kepentingan politik terentu.
Paradoks bukan? Tanpa data pribadi valid tidak ada kepercayaan dan bahkan bisa memicu banyak penipuan. Menggunakan data pribadi, kapan saja bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab. Jika sudah seperti ini apa yang harus dilakukan? Jawab!Â
1. Gunakan Data Pribadi Bersifat UmumÂ
Adalah gunakan data pribadi yang bersifat umum dan normal saja. Artinya jika ada yang menggunakan data kita ya silahkan saja, bahkan mungkin kita bisa manfaatin untuk bangun brand atau kepentingan bisnis.Â
2. Piasahkan Data yang bersifat Privasi dan Umum
Adalah pisahkan semua kegiatan bersifat umum, misalnya bisnis dan yang bersifat pribadi. Contoh seperti email, nomer telepon yang bersifat umum/bisnis ya biar saja orang tau. Sedangkan seperti email yang behubungan dengan financial, ini harus tersimpan rapi. Jangan sampai sembarangan orang tau.Â
3. Validasi Semua data Pribadi yang Penting
Maksudnya adalah, data yang bersifat penting seperti email bisnis, nomer telepon perkuat keamananya agar tidak mudah dihaker. Karena akun itu adalah yang sengaja kita bagikan diumum.Â
4. Jangan Sembarangan Memasukan Data PribadiÂ
Sebelum Anda mengisi data pribadi, pastikan platform digital itu resmi. Jelas perusahaanya, jelas di mana kantornya dan sebagainya. Jika platform itu tidak jelas sebaiknya hindari.Â
5. Tetap Positif Thinking dan Selalu Waspada
Suka tidak suka, data pribadi memang digunakan, karena itu tetap berpikir positif dan berikan data yang bersifat umum. Disaat yang sama kita juga waspada, agar tidak disalah gunakan. Jika ada yang menyalahgunakan data kita maka sebaiknya  bawa kejalur hukum. Dengan demikian semua bisa saling menguntungkan.Â
Intinya, apapun jika tidak logis, sebaiknya dihindari.Â
Sungguhpun demikian, tips di atas juga rasanya belum cukup menjawab kerasahan kita akan penyalahgunaan data pribadi. Paling tidak bisa mengurangi resiko tersebut.Â
Sebagai penutup, bagaiamana menurut sahabat kompasianer semua akan perihal ini? Silahkan tambahkan pendapatnya dikolom komentar dan semoga bermanfaat. Belajar bersama bisa dan terimakasih.Â
Sumber; Opini Pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H