Mohon tunggu...
Pretty Woman
Pretty Woman Mohon Tunggu... Konsultan - Wanita

Tertarik dengan fenomena sosial dan film

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Corona, PHK, dan Kelanjutan Cintaku dengan Dia

16 April 2020   18:40 Diperbarui: 16 April 2020   20:46 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Benar, perusahaan baru tempat calon suamiku bekerja sedang bermasalah dengan investasi akibat virus Corona. Kami terus berdoa, agar kejadian terburuk tidak sampai kejadian. Satu minggu kemudian, calon suami memberikan kabar bahwa perusahaan tempat dia bekerja aman, investor sudah mulai percaya lagi. 

Tapi tidak seindah dugaan awal.  Seminggu setelahnya, mendekati akhir Maret, calon suamiku mengatakan :"kemungkinan nanti kerjaanku 2 minggu kerja 2 minggu libur bebi, jadi gajinya juga separuh dari sekarang, itupun hanya beberapa orang yang dipilih". Aku menangis, hatiku sangat sedih mendengarnya. Kami terus doakan, agar apa yang kami takutkan tidak terjadi.

Akhir maret, calon suamiku mengatakan bahwa perusahaan memilih dia sebagai salah satu karyawan yang bekerja secara full, artinya gajian juga full. Kami sangat gembira, walau aku tahu di lubuk hatiku berkata keadaan ini tidak akan bertahan lama.

Seminggu lebih aku tidur diatas jam 3 pagi, membaca perkembangan dunia mengenai vaksin dan obat virus ini. Terkadang aku optimis, lebih banyak pesimis. Calon suamiku seperti kado paling indah. Aku masih di palembang karena pekerjaan, dia di Jakarta karena pekerjaan, tapi tiada hari aku lewati tanpa dikuatkan olehnya, semangatnya, senyumannya dan leluconnya.

Dia memperhatikanku setiap saat, kapan aku sarapan, kapan aku makan siang, kapan aku makan malam. Dia sabar walau tiap hari aku bilang "bebi, aku gemuk banget sekarang" . Dia yang selalu khawatir saat aku suka demam, batuk dan alergi akhir-akhir ini. Dia yang tidak berfikir dua kali membantu perekonomian ku disaat aku dilanda kekurangan. Dia yang selalu mengingatkan agar berdoa dan percaya semua akan baik-baik saja.

Hari ini, tgl 16 April 2020, calon suamiku mengatakan bahwa ini bulan terakhir dia bekerja di perusahaan tempatnya bekerja.  Perusahaan akan merumahkan 90% karyawannya. Aku lemas mendengar berita tadi siang, sedih, kecewa dan takut bercampur menjadi satu. 

Takut? Iya... 

Aku takut calon suamiku berubah, terkadang orang bisa berubah perilakunya apabila tidak bekerja dan tidak mempunyai penghasilan, terlebih laki-laki. Aku takut dia berubah menjadi emosional. 

Aku menangis, tidak bisa membendung kesedihanku dihadapannya melalui video call WA siang tadi. 

Dia berusaha tegar, tapi air matanya hampir menetes. Dia bilang "justru aku yang takut bebi, apakah kamu masih setia disaat aku bukan siapa-siapa lagi? Kamu bisa saja meninggalkanku saat ini"

Astaga....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun