Mohon tunggu...
Pretty Woman
Pretty Woman Mohon Tunggu... Konsultan - Wanita

Tertarik dengan fenomena sosial dan film

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Terlalu Lama Single Jadi Mudah Jatuh Cinta

25 November 2019   18:57 Diperbarui: 25 November 2019   20:41 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Gambling... 

itu yang pertama kali aku pikirkan saat mengenal orang baru yang menawarkan kata "CINTA"

Aku menamai dia :"Kasih Waktu 1 Bulan " di Kontak HP.

Mengapa 1 bulan? 

Karena sudah terlanjur janji untuk bertemu satu bulan kemudian, tepatnya bulan Desember.

Aku mengenalnya dari saudara sepupu yang berdomisili di Jakarta. Bekerja di salah satu perusahaan Startup Luar yang lumayan moncer di Indonesia.

Awal mula kenalan berlangsng biasa saja, terkesan lambat. Dia hanya menghubungiku di hari minggu. Minggu??? iya minggu, jadi jarak dia wa hari ini itu bisa minggu depan nya lagi baru WA kembali. Ini dia lakukan selama 3 minggu berturut-turut. Kesel? ngak sih, gondok? ngak juga. Saat itu masih menganggap dia sekedar angin yang memberikan rasa sejuk sekejap mata. Pembicaraan terakhir di hari minggu, dia mengatakan bahwa dia harus pergi ke Thailand karena mendapatkan semacam hadiah dari perusahaan berupa liburan. Enak banget ya...

Kemudian dia mengirimkan foto dirinya berdiri di lobi hotel di Thailand. aku ingat sekali itu hari selasa. Hari itu aku tidak berhenti tersenyum mengingat perbuatan manisnya. Aku merasa diperlakukan secara special, dia mengingatku disaat sedang liburan. Kalau kuingat hari ini pun rasanya masih terharu. Rasanya saat itu hatiku berubah, aku mulai menyukainya. 

Walaupun sempat kesal, saat kepulangannya ke tahan air dia tidak memberikan kabar sedikitpun. perasaanku down lagi. Dia kembali menjadi orang asing yang tidak aku kenal. ternyata setelah kami berkomunikasi kembali, aku baru tahu dia terserang flu yang cukup berat, kejadiannya di bulan Oktober, sampai saat inipun masih suka flu. Aku juga kalo flu disertai demam, tidak semangat untuk mengerjakan apapun bahkan soal cinta-cintaan.

Kami sama-sama bekerja, sama-sama sibuk. Aku sangat menjaga komunikasi agar tidak menganggu jam kerja masing-masing. Selalu saing menghubungi di atas jam 8 malam.

Aku sih sudah pulang jam 4 sore, tapi dia pulang jam 8 malam. Kali ini aku termasuk sabar menghadapi mahluk yang berjenis kelamin laki-laki. Biasanya aku sudah membuat rusuh, sudah menghujani laki-laki yang PDKT denganku dengan berbagai kata-kata tuduhan bahwa orang tersebut tidak serius menjalin hubungan dan hanya membuang waktu. 

Aku yang dulu sangat tidak sabaran, menganggap bahwa dua orang yang "normal" dan "baik" apa lagi sih yang dipikirkan, tinggal saling jujur saja terhadap perasaan. Ternyata tidak semudah itu untuk merasakan cinta dan kasih kepada orang asing. Kita perlu melatih kesabaran, melatih kepercayaan, melatih penurunan ego yang kerap datang, melatih menghargai orang lain dengan segenap kesibukannya.

Jujur saja, dia tahu aku menyukainya. Bucin aku bilang kepadanya beberapa hari yang lalu. Intinya kami sama-sama bucin. 

Aku kerap mengatakan bahwa aku tidak menyukai apabila seseorang "nyuekin" aku. Dia, yang terlihat memang lebih matang, sangat menjaga perasaan sensitifku itu. Sangat cepat membalas WA, yah kalo lama juga paling karena sedang di jalan atau sedang bekerja atau sedang kumpul bersama keluarga. 

Masalahnya saat ini aku justru merasa takut, takut aku tidak sebaik itu untuk dia perjuangkan. Aku masih menyimpan sisi kanak-kanak. Entahlah apakah wanita seusiaku memang wajar dan normal masih memiliki sifat kekanak-kanakan. Pengen terus diperharikan, dinomorsatukan, didengarkan. Sampai kapan dia tahan dengan tingkahku ini. Dia mulai protes sesekali, mengapa aku suka mengirimkan pesan (biasnaya mengenai perasaan sukaku kepadanya) namun dalam sekejap akan aku hapus kembali. 

Jawabannya simple, aku tidak ingin terliaht bucin didepannya. Wanita harus diperjuangkan, tidak dengan mudah didapatkan hatinya. pengalaman memberikan pelajaran paling berharga, saat laki-laki tahu wanita menaruh hati padanya, dia biasanya berubah menjadi lebih cuek, lebih tidak enak diajak ngobrol, lebih sulit dipahami. 

Siklus yang sering terjadi :

1. Pria mengejar wanita

2. Wanita lari dikejar tapi sesekali menolehan perasaannya

3. Wanita akhirnya benar-benar jatuh cinta

4. Pria mulai menarik didi menjauh

5. Wanita akan diliputi perasaan bersalah seolah ada sesuatu yang tidak benar tentang dia sehingga pria itu tidak menyukainya  lagi.

Yang paling menakutkan dari patah hati adalah perasaan bersalah mendalam, seolah pria meninggalkan wanita itu karena ada yang salah dengan wanita tersebut. Mulai memandangi cermin, bertanya di dalam hati. Apakah wajahku kurang cantik? apakah aku terlalu gemuk? apakah aku tidak murah senyum? apakah aku terlalu logis? yang paling parah :"apakah aku terlalu mandiri?"

Ini sesuai pengalaman juga, maret tahun ini aku mendepati teman SMA ku. Dia bekerja di salah satu perusahaan nasional plat merah. Aku tahu posisinya sudah lebih dari cukup untuk menghidupiku, tapi bukan itu yang aku lihat. Aku melihat dia sebagai sosok yang religius, kutebak kegiatannya hanya tiga : kerja ... kerja... dan kerja... Sesuai sekali dengan kriteriaku. Pekerja keras yang religius :D. 

Awalnya sangat menyenangkan, aku sangat bucin. Tiap pagi aku wa dia, sekedar mengucapkan "selamat pagi, selamat bekerja" siang hari aku akan mengirimkan video makan untuk  mengatakan selamat makan secara tersirat. Sayangnya dia tidak mengerti itu, dia pikir aku tidak ada kerjaan. Padahal aku hanya bersikap SKSD. Teman sendiri masak iya jaim... begitu pikirku.

Sayang sekali, inti dari proses pengenalan kami, dia tidak menyukai wanita mandri sepertiku. Dia merasa terintimidasi. Aku menangis 1 minggu lamanya. Menyalahkan diriku sendiri. Merasa bahwa aku sudah berbuat konyol selama ini. Malu, aku bahkan tidak sanggup menatap wajahnya kelak saat kami bertemu di gereja. 

parahnya akibat kompor teman makan di siang hari, dengan bantuan beberapa teman baik yang juga bekerja di tempat yang sama, aku mendapatkan nomornya kembali.

Kejadiannya sekitar bulan Juni tahun ini. Aku kembali menghubungi dia via WA, berfikir aku salah harus minta maaf dan kalo bisa memulai lagi dari nol. Sayang aku malah patah hati dan harus menangis lagi dua hari lamanya karena terlanjur malu, ternyata dia sedang mendekati seorang wanita. 

Aku single sekitar 9 tahun kayaknya. selama itu untuk bisa membuka hati sangat sulit. Aku bahkan sudah menyiapkan hati untuk tidak menikah. Berusaha membangun tameng yang sangat kuat untuk tidak memperhatikan pernikahan. 

Mamaku begitu kekeh memintaku untuk menikah, agar aku tidak kesepian di hari tua. Aku menangis kembali, kali ini cukup lama. Aku berontak dan protes kepada Tuhan, begitu berat rasanya harus memikirkan jodoh hanya karena usiaku memasuki angka 30 tahun ini.

Aku protes berkali-kali di dalam doaku. Aku protes karena rasa malu masih menjalan di pikiranku, aku protes karena merasa tidak akan ada orang yang mencintai wanita mendiri sepertiku. 

Hingga akhirnya aku menyerah dan berkata di dalam doaku. "oke kalo Tuhan mau aku menikah, akan aku coba untuk menjalin hubungan baru dengan seseorang. tapi Tuhan tahu aku tidak pandai bergaul, tolong bantu aku"

September aku dihubungi oleh sepupuku, aku ingat sekali saat itu aku sedang masak air di dapur. Baru pulang kuliah jam 6 sore. Aku diberikan link Linkln seorang pria berusia 35 tahun. Awalnya aku tidak terlalu suka, karena wajahnya terlalu batak menurutku :D. Tapi aku menurut, tidak baik menolak perkenalan. 

Satu minggu kutunggu, tidak ada kabar dari  si abang 35 tahun. 

Dua minggu kemudian ada nomor baru yang menhubungiku di ahri minggu. Kamipun berkenalan.

Kemudian dia diam selama satu minggu lamanya. Aku mulai berfikir kembali, sepertinya gaya bahasaku yang salah. Kali ini tidak sampai menganis, aku mencoba bersikap realitis. Suka ya syukur, tidak suka juga tidak apa-apa.

Begitulah awal perkenalan dengan abang 35 tahun. 

Malam ini dia akan menghubungiku kembali, aku merindukan kehadirannya walau hanya sebatas suara. kami LDR dipisahkan pulau.

Tiga minggu ini persaanku sangat bersukacita, sangat damai, punya semnagat yagn berbeda. Aku bahkan bermniat menurunkan berat badanku ke angka 60 kg agar jika hamil nanti (setelah menikah tentunya) aku tetap aktif dan bugar, agar bisa hidup cukup lama untuk membesarkan anakku.

kali ini aku merasakan seperti wanita yang sangat spesial, dia memperhatikan dan membalas chatku dalam hitungan menit, meluangkan waktu untukku dimalam hari, membuatku punya impian memliki anak yang lucu kelak. Lebih tinggi dariku 11 cm, sesuai dengan permintaanku kepada Tuhan. Agar aku aman saat dipeluk hahahaha (mesum ngak ya??? ngak lah ya)

Kali ini aku mendapati pria yang sama bucinnya dan membuat hatiku berdebar bahkan dengan hanya menerima chat darinya. 

Semoga kali ini Tuhan benar-benar serius memberikan aku untuk dia dan dia untukku. Aku lelah sendir dan ingin berbagi kasih.

Jikapun dia bukan jodohku, tolong bantu aku tetap percaya akan adanya cinta di hati manusia, agar aku bisa menghargai diri sendiri dan orang lain. memafkan diri sendiri dan memaafkan orang lain. menerima diri sendiri dan menerima orang lain.

Semoga kamu jodohku dan kita mengarungi tantangan didepan bersama... 

Salam kasih, semoga kau selalu sehat dan penuh cinta untukku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun