Tak berapa lama berselang, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso (Buwas) "curhat" (mencurahkan isi hati) bahwa dia sudah membuat buku pencegahan narkoba dan minta dimasukkan sebagai kurikulum SD, SMP, dan SMA.
"Tapi, tahun 2016 ternyata tidak masuk kurikulum," katanya. "Sudah saya usulkan, dia (mantan Mendikbud Anies Baswedan) bilang iya, iya, tapi tidak juga direalisasikan," kata Buwas dikutip detiknews.com, Rabu (26/10/2016).
Mengingat celoteh ini "kebetulan" terjadi pada masa kampanye pilkada, kuat dugaan, Buwas bermaksud membunuh karakter (character assassination) agar Anies dipecundangi Basuki Tjahaja Purnama (petahana).
Karena kerap dipojokkan, lumrah bila sekarang Anies pasang kuda-kuda melawan. Bentuk perlawanannya apa? Mungkin akan dia tunjukkan lewat Pilpres 2019. Nah, tentu akan sangat impresif jika nanti terjadi "duel gladiator" Anies lawan Jokowi.
Realitas ketiga, Gerindra telah memastikan calon presidennya adalah Prabowo Subianto. Wakilnya belum ditentukan. Apabila elektabilitas Anies terus membubung, Prabowo pastilah tidak akan membuang peluang menggandengnya. Bahkan, tak mustahil pula, kalau nanti elektabilitas Anies jauh melampaui dirinya, Prabowo "rela" jadi calon RI-2, Anies capres.
Realitas keempat, walau Anies bukan kader, Gerindra kini mendukungnya 100 persen. Sebab, ada kalkulasi menguntungkan bagi partai ini. Kalau Anies menjadi capres atau cawapres, otomatis Sandi yang kader Gerindra sejati naik sebagai nakhoda DKI. Seandainya Anies-Prabowo menang dan naik tahta, Gerindra memegang supremasi politik negeri ini dengan mengendalikan Istana dan ibu kota negara.
Nah, dari keempat realitas ini memang terbuka peluang bagi Anies untuk menapak ke Pilpres 2019. Jika ditambah godaan dan rayuan parpol-parpol ambisius, kemungkinan Anies akan membuang komitmennya memimpin Jakarta lima tahun. Sebab, kursi presiden terasa paling empuk dibanding kursi-kursi mana pun.
Tapi, jika nanti Jokowi yang memenangi pertarungan pilpres, yah harus terima risiko getir, Prabowo-Anies bakal "kehilangan muka" di mata rakyat. Khusus Prabowo, karir politiknya langsung game over. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H