Mohon tunggu...
Baba Makmun
Baba Makmun Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pidato Anies Baswedan dan Skenario Calon Presiden

20 Oktober 2017   08:05 Diperbarui: 20 Oktober 2017   09:02 1144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak berapa lama berselang, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso (Buwas) "curhat" (mencurahkan isi hati) bahwa dia sudah membuat buku pencegahan narkoba dan minta dimasukkan sebagai kurikulum SD, SMP, dan SMA.

"Tapi, tahun 2016 ternyata tidak masuk kurikulum," katanya. "Sudah saya usulkan, dia (mantan Mendikbud Anies Baswedan) bilang iya, iya, tapi tidak juga direalisasikan," kata Buwas dikutip detiknews.com, Rabu (26/10/2016).

Mengingat celoteh ini "kebetulan" terjadi pada masa kampanye pilkada, kuat dugaan, Buwas bermaksud membunuh karakter (character assassination) agar Anies dipecundangi Basuki Tjahaja Purnama (petahana).

Karena kerap dipojokkan, lumrah bila sekarang Anies pasang kuda-kuda melawan. Bentuk perlawanannya apa? Mungkin akan dia tunjukkan lewat Pilpres 2019. Nah, tentu akan sangat impresif jika nanti terjadi "duel gladiator" Anies lawan Jokowi.

Realitas ketiga, Gerindra telah memastikan calon presidennya adalah Prabowo Subianto. Wakilnya belum ditentukan. Apabila elektabilitas Anies terus membubung, Prabowo pastilah tidak akan membuang peluang menggandengnya. Bahkan, tak mustahil pula, kalau nanti elektabilitas Anies jauh melampaui dirinya, Prabowo "rela" jadi calon RI-2, Anies capres.

Realitas keempat, walau Anies bukan kader, Gerindra kini mendukungnya 100 persen. Sebab, ada kalkulasi menguntungkan bagi partai ini. Kalau Anies menjadi capres atau cawapres, otomatis Sandi yang kader Gerindra sejati naik sebagai nakhoda DKI. Seandainya Anies-Prabowo menang dan naik tahta, Gerindra memegang supremasi politik negeri ini dengan mengendalikan Istana dan ibu kota negara.

Nah, dari keempat realitas ini memang terbuka peluang bagi Anies untuk menapak ke Pilpres 2019. Jika ditambah godaan dan rayuan parpol-parpol ambisius, kemungkinan Anies akan membuang komitmennya memimpin Jakarta lima tahun. Sebab, kursi presiden terasa paling empuk dibanding kursi-kursi mana pun.

Tapi, jika nanti Jokowi yang memenangi pertarungan pilpres, yah harus terima risiko getir, Prabowo-Anies bakal "kehilangan muka" di mata rakyat. Khusus Prabowo, karir politiknya langsung game over. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun