Mohon tunggu...
Baba Makmun
Baba Makmun Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fleksibel, Bahasa Indonesia Potensial Mengglobal

24 Oktober 2016   10:48 Diperbarui: 24 Oktober 2016   11:20 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manfaatkan Bahasa Inggris

Penyerapan kata asing dapat dilakukan, antara lain, dengan memerhatikan bentuk kata dan pengucapan. Untuk bahasa Inggris, kedua aspek ini digunakan sangat leluasa. Kata normal, formal, moral,social, special, spiral adalah contoh penyerapan yang mengikuti bentuk kata, sedangkan kredibel, portabel, akuntabel, partikel memiliki kedekatan dengan pengucapan.

Model penyerapan seperti ini menguntungkan kedua pihak sekaligus. Di pihak Bahasa Indonesia, proses penyerapannya mudah dengan hasil efektif, sementara mereka yang berbahasa Inggris lebih gampang mempelajari Bahasa Indonesia. Sebab, mereka akan menemukan banyak kesamaan kata dan arti.

Kesamaan ini menumbuhkan kemesraan hubungan timbal balik kedua pihak. Karena itu, makin terbuka peluang Bahasa Indonesia dikenal khalayak internasional, sebab Bahasa Inggris digunakan seluruh bangsa dalam tata hubungan global. Melalui jalinan hubungan ini, Bahasa Indonesia bakal lebih mudah memasuki kancah mancanegara.

Apalagi seandainya pemerintah bekerja sama dengan negara yang bahasa nasionalnya Bahasa Inggris, misalnya saling membuka program Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia di universitas kedua negara, maka Bahasa Indonesia lebih cepat bersejajar dengan bahasa internasional di tataran global.

Pendekatan Bahasa Arab

Bahasa Arab pun banyak berjasa dalam memperkaya Bahasa Indonesia. Saya pernah menerima informasi, sekitar 40%  kosa kata Indonesia dipengaruhi bahasa asing dari gurun pasir ini. Hal ini wajar karena interaksi dengan agama Islam yang dipeluk mayoritas rakyat.

Orang Indonesia pun terbiasa mengucapkan Allah, salat, musala, syukur, silaturahim. Kata-kata tersebut bersanding mesra dengan kata asli Tuhan, sembahyang, surau/langgar, terima kasih, anjangsana. Selain itu ada kata ilmu, sejarah, taat, amal, wajib, halal, haram, ibadah, sunah, sahabat, karib, majelis, hikmah, rahmat, rahman, rahim, dunia, akhirat, batin, akad, nikah, awal, akhir. Semuanya bersumber dari bahasa Arab, tapi terasa Indonesia tulen.

Karena itu, Indonesia dapat memainkan Bahasa Arab—yang menjadi bahasa umat Islam seluruh dunia—sebagai jembatan go international menuju negara-negara berbahasa Arab, antara lain Timur Tengah dan Afrika bagian utara.

Rintisan sudah dimulai dengan Arab Saudi. Rakyat Indonesia ber-umrah dan haji jutaan orang tiap tahun ke negara ini. Jumlah ini merupakan yang terbesar dari seluruh negara muslim. Kementerian Agama telah melakukan pendekatan agar Saudi menyelipkan Bahasa Indonesia di lokasi-lokasi tujuan ibadah, fasilitas umum, kantor, hotel, penginapan, dsb. Hasilnya sudah ada, tapi sangat terbatas. Masih harus ditingkatkan.

Tak kalah menariknya rencana membuka universitas Islam internasional di Indonesia. Jika terealisasi, universitas ini dapat berfungsi sebagai “layar monitor” etalase internasional Bahasa Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun