Mohon tunggu...
Baba Makmun
Baba Makmun Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menggandakan Uang? Mending Menanam Pohon Duit

15 Oktober 2016   09:19 Diperbarui: 15 Oktober 2016   13:11 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada masa kini masyarakat masih mamatuhi ajaran ini. Hanya saja tak langsung menggunakan kata budi, tapi dikemas dengan istilah lain, sesuai selera zaman. Salah satunya, yang populer, gerakan berbagi. Berbagi apa saja. Ini sangat semarak, dari kota sampai desa. Intinya: berbagi budi baik kepada siapa saja tanpa pamrih.

Budi baik cakupannya luas sekali, mulai dari tersenyum manis kepada orang lain dan menyingkirkan duri dari jalan, sampai pada bantuan kemanusiaan untuk korban bencana. Pendek kata, semua perbuatan yang baik-baik adalah budi baik.

Dari cakupan yang luas itu, kita dapat berkonsentrasi pada hal-hal yang kita inginkan, misalnya berfokus pada uang atau duit. Karena menanam budi baik akan memetik kebaikan, maka menanam duit akan memanen duit juga. Sesuatu yang ditanam dapat diidentikkan dengan pohon. Itu sebabnya dalam tulisan ini digunakan ungkapan menanam Pohon Duit. Pohon akan menghasilkan buah, dan buah kemudian dipanen.

Law of Attraction

Akhir-akhir ini ada teori bernama Law of Attraction (LoA) atau Hukum Ketertarikan. Di Indonesia buku tentang ini, yang ditulis Michael J. Lossier, laris manis. Bahkan, di negara kita ini ada komunitas khusus tentang aplikasi ajaran ini.

 Menurut Lossier, LoA pada dasarnya mengajarkan tentang hubungan ketertarikan pada sesuatu dengan apa yang akan kita dapatkan. Bila kita memberikan perhatian atau ketertarikan pada energi positif, kita akan memperoleh yang positif. Sebaliknya, ketertarikan pada energi negatif, itu pula yang akan menimpa kita.

Ketertarikan itu melahirkan aksi. Jadi, ketertarikan pada kebaikan membuat kita melakukan kebaikan, dan LoA akan mengganjar kita kebaikan. Sebaliknya, bila kita memberikan daya ketertarikan pada keburukan, LoA memberikan kita keburukan pula.

Selain itu, Dedi Susanto dalam buku Pemulihan Jiwa menjelaskan, LoA pada prinsipnya adalah tarik menarik perbuatan sejenis dan tolak menolak perbuatan lain jenis. Perbuatan baik menarik kebaikan, sedangkan perbuatan buruk menarik keburukan. Tak mungkin kebaikan menarik keburukan dan sebaliknya.

Dapat disimpulkan, bila kita memberikan daya ketertarikan pada uang, sesungguhnya kita sedang menarik uang, dan LoA akan mengguyurkan uang.

Menurut Lossier, jutaan orang di Kanada, Amerika Serikat, dan negara-negara lain sudah mempraktikkan teori ini dan umumnya berhasil. Banyak yang meraih sukses, antara lain, dalam karier, asmara, rumah tangga, dan—tentu saja—keberlimpahan finansial.

Rasa-rasanya sih LoA pada substansinya “sama tapi tak serupa” dengan ajaran Budi Pekerti Luhur. Cuma casing-nya yang beda, yang satu kemasan asli Indonesia, satunya lagi bungkusan Barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun