Mohon tunggu...
Bedjo Santoso
Bedjo Santoso Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN UNISSU:A

DOSEN FE UNISSULA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perlukah Taat Pimpinan (Studi Kasus di Lembaga Pendidikan)?

17 September 2022   16:30 Diperbarui: 17 September 2022   16:30 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PERLUKAH TAAT PADA PIMPINAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ?

Bedjo Santoso

Kebanyakan  tulisan akhir-akhir ini adalah menyoroti bagaimana jadi pemimpin yang match  dengan  era disrupsi ini dan ini sangat penting, beberapa tulisan top sudah di published misal oleh Prof Siti Nurhayati, dan Prof. Nissa, dan itu tulian yang mencerahkan untuk menganalisa dari sisi supply menjadi triger dalam MENCAPAI FALAH. Namun demikian, juga harus diimbangi dengan dari sisi demand yakni bagaimana the follower must be obey to the leader. Sehingga equillbrium dari sisi supply dan demand akan menghasilkan imbangan  yang  harmony.

Ketaatan kepada pemimpin (dengan kebaikan) kepada otoritas  adalah sangat penting,  sebab pemimpin yang dibentuk  dan sisepakati dalam suatu proses yang disepakai bersama adalah syah[1]. Para ulama Islam mengatakan wajib untuk taat dan mengikuti para pemimpin/otoritas selama mereka tidak memerintahkan kita untuk tidak menaati Allah dan Nabi-Nya yang mulia Muhammad SAW. Namun, mereka menambahkan, tidak ada ketaatan kepada para pemimpin dan merupakan otoritas ketika mereka memerintahkan pengikutnya untuk tidak taat kepada Allah dan Nabi-Nya, Muhammad SAW. Hal ini sejalan dengan apa yang Allah firmankan dalam Al-Qur'an pasal 4:59:

 "Hai kamu yang telah beriman, taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-Nya dan orang-orang yang berwenang di antara kamu. Dan jika Anda tidak setuju atas apa pun, kembalikan masalah ini kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad, saw) jika Anda benar-benar percaya kepada Allah dan Hari Terakhir. Itu adalah [cara] terbaik dan hasil terbaik.".

 Dan itu juga sejalan dengan Nabi SAW  bersabda: "Barangsiapa menaati aku, sesungguhnya telah menaati Allah; barangsiapa yang tidak menaati aku, sesungguhnya telah tidak menaati Allah. 

Barangsiapa yang menaati pemimpin, sesungguhnya telah menaati aku; barangsiapa yang tidak taat kepada pemimpin, sesungguhnya telah tidak menaati aku". (Bukhari dan Muslim). Nabi Muhammad SAW, juga bersabda: "Dengarkan dan patuhi, bahkan jika seorang budak kulit hitam, jelek, berkepala kecil dijadikan pemimpinmu". (Bukhari dan Muslim). Nabi SAW  lebih lanjut bersabda :

Dengarlah dan patuhilah bahkan jika kamu dipukuli (secara tidak adil) dan kekayaanmu disita secara salah (oleh pemimpin) tetap taatlah padanya." (Muslim dan Abu Dawud).

 Imam Al-Fudhayl Ibn 'Iyadh (RA) berkata: "Jika saya memiliki doa yang baik (yang akan diterima oleh Allah), saya akan mendoakan untuk pemimpin. Kita telah diperintahkan untuk berdoa bagi mereka dengan kebaikan dan kita tidak  diperintahkan untuk mengutuk mereka bahkan jika mereka adalah pelanggar dan penindas. Ini karena ketidakadilan mereka hanya akan berada di leher mereka (sebagai dosa) dan keberadaan mereka yang lurus (karena permohonan yang baik bagi mereka) akan menjadi untuk mereka dan bagi kita." (Al-Wajiz fi 'Aqidah as-Salaf). Imam Al-Hassan Al-basary (RA) juga mengatakan: "Pergilah dan ketahuilah, semoga Allah memperbaiki urusanmu, bahwa ketidakadilan oleh seorang pemimpin (tiran) adalah cobaan dari Allah. Dan pencobaan dari Allah tidak dapat disingkirkan dengan pedang (kekerasan); itu hanya dapat dihapus melalui doa-doa, pertobatan, penyesalan dan menjauhi dosa-dosa. Jika pengadilan dihadapkan dengan pedang (kekerasan), itu menjadi semakin kuat dan sulit." (AL-Adabu Al-Hassan Al-basry dari Ibnu Al-Jawziy).

Dikatakan juga bahwa Al-Hassan Al-Basry melihat seorang pria mengutuk Al Hajjaj Ibn Yuusuf (yang merupakan salah satu pemimpin tiran dalam sejarah Islam), dan dia (Al-Basry) berkata: 'jangan lakukan itu lagi! Semoga Allah mengasihani Anda; dari antara kalianlah ia (Al Hajjaj) dibawa keluar untuk menjadi pemimpin anda. Sesungguhnya kita takut bahwa jika dia diganti atau dia mati, seorang pemimpin yang lebih buruk darinya dapat ditunjuk atas Anda (karena perilaku buruk Anda). (Al-Adabu Al-Hassan Al-Basry).

Islam menekankan pentingnya adab atau akhlak dalam beretika dan hormati pimpinan. Demikian juga saat memberikan nasihat kepada siapapun termasuk pimpinan, tidak boleh dengan cara yang kasar,  terbuka, sengaja mempermalukan, dan tidak boleh semaunya sendiri dan meninggalkan adab.

Dikisahkan di zaman Khalifah Harun Al-Rasyid ada seorang alim yang hendak menasihati khalifah. Orang alim tersebut sangat bersemangat untuk mempraktikkan ‘nahi munkar’ karena ia menilai khalifah sering melakukan kesalahan. Orang alim ini kelihatannya kelompk chawarij jika jaman sekarang, hanya mau berdalil Quran dan Hadist terjemahan saja. Orangnya jumud, kurang memahami budaya local dan seolah dia benar sendiri lainya salah. Orang tersebut mendatangi khalifah harun AL-Rasyid dan. Berkata:\

“Saya akan memberi Anda nasihat. Tapi (nasihat) saya dengan cara keras dan terbuka serta agak ekstrem,” kata orang alim tersebut, “Mohon Anda jangan tersinggung. Anda Ya Amirul Mukminin, jangan tersinggung,” lanjutnya.

 Mendengar kata-kata orang alim tersebut, Khalifah Harun menjawab, “Usquth Ya Jaahil! Kamu ini mengaku aku ustadz dan  bodoh”.

 “Allah mengutus Musa yang tentu lebih baik dari Anda dan tentu Firaun itu lebih buruk dari saya. Itu saja masih ada Musa masih pakai adab dan kesopanan dan  aturan ‘faqulaa lahu qaulal layyina’,” kata khalifah Harun seraya mengutip QS. Tha Haa ayat 44.

 Khalifah Harun meneruskan ucapannya, “Kamu harus ngomong yang halus. Kamu kok mendakwahi saya pakai kata-kata kotor”.  Akhirnya yang mengaku Alim tadi langsung diam dan mengakui kalau Harun Al-Rasyid lebih alim ketimbang dirinya.  Hal ini di maklumi karena Khalifah Harun Al-Rasyid juga diketahui gemar menuntut ilmu kepada para ulama di zamannya, seperti Abdullah bin al-Mubarak, Imam Malik, Ibnu As-Samak, dan Fudhail bin Iyadh. Namnya juga kerap disandingkan dengan Abu Nuwas dalam kisah-kisah lucu sufistik, jadi beliau di kelilingi oleh orang alim.

 Hal ini sangat penting diungkap, utamanya di sebuah lembaga pendidikan yang dalamnya banyak orang pandai (sok alim), orang tanpa kepentingan (misalnya) , orang ‘bebas’, orang berani. Namun yang tidak boleh lupa  di lembaga pendidikan nilai kebaikan dan  adab harus diutamakan. Terkadang para pimpinan sudah membuat kebijakan ya mestinya kita hormati kadang  sebaliknya. Tidak ada   kebijakan  yang sempurna, adanya  tepat atau tidak. Kebijakan  tidak mesti mempertimbangkan  ratusan factor, menunggu sampai basi, sepanjang itu bukan keputusan yang UNSTRUCTURED DECESION boleh  dibenarkan menganut aliran step-by step decesion, namun kehati-hatian dan ketelitian serta kecermatan adalah penting. Kaidah yang dipakai adalah semua keputuan ada sistematikanya dan informasi yang lengkap, namun  selengkap apapun informasi yang dikumpulkann pasti ianya punya sifat error dan bias, akhirnya yang bermain adalah instink dan pengalaman.

 Sebuah keputusan STRUCTURED DECESION sepanjang  sudah ada dasarnya yang logis dan riil kebijakan yang dihasilkan dengan proses yang bisa dirunut balik maka  harus dijunjung. Dengan waktu dan jadwal yang padat dan volume kerjaan yang selalu  bertambah, sementara sumberdaya yang biasanya  di organisasi Islam lebih terbatas khususnya masalah dana, yang dibatasi dengan sumber dana yang halalan thoyiban jadi contrainnya lebih banyak.

 Dalam kondisi yang  seperti ini  kebijakan rutin yang  diambil harus jalankan dan dipantau namun tidak boleh balik ke fase sebelumnya ( mentah),  baru kemudian di evaluasi untuk perbaikan. Jadi Plan, Do, Check, Actions. Dalam penugasan mengajar misalnya ‘Pimpinan tentu sudah  melihat beberapa faktor termasuk kemampuan, dengan berbagai teori, pendekatan, akhirnya kembali pada kaidah jalan tengah RESULTANTE. Banyak kejadian misalnya seorang  tenaga pengajar  diminta  mengajar mata  kuliah tertentu kemudian mengembalikan/menolak  tugas tersebut biasanya beralasan saya sudah lama tidak mengajar MK tersebut, atau alasan lain. Apapun  alasanya  rasanya alasan tersebut kurang pas,   kecuali kasus itu terjadi tanpa alasan syar’i dan udzur.  

 Hal ini bisa terjadi sebab pengajar senior selalunya menganggap ianya minta superiority, privilege. Hal ini jika pimpinan adalah yuniornya akan menambah panjang urusannya. Mestinya di dunia pendidikan harus dikembangkan budaya SAMA’ wa THA’AH. Bukanya  melakukan praktek-praktek tirani minoritas dan arogansi senioritas. Dimanapun organisasi pimpinan adalah punya embanan yang  yang harus diselesaikan dalam periode tertentu, oleh pimpinan atasnya, dalam perjalanannya ianya diberi sumber daya dan dan termasuk sumberdaya insaniah yakni tenaga pengajar yang siap sebagai garda depan proses pendidikan.  Sehingga jika terganggu  di satu  sayap dikawatirkan mengganngu secara  keseluruhannya.

 Kita  sebagai  bawahan, mempunyai tugas membantu merampungkan beban kerja pimpinan, demikianlah yang digadang-gadang oleh Nabi Kita, sepanjang pimpinan tidak mengajak dosa. Jika kebijakan pimpinan kita nilai ( subyektif) kurang adil, datanglah, dengan tabbayun, tidak langsung berkata tugas saya tolak, saya kembalikan. Itu kurang beradab dan di cela dalam Islam. Bahkan kadang-kadang kita menggunakan kedekatan kita dengan pimpinan untuk ‘kalam-kalam’ lobi lobi agar kita diberi yang menguntungkan kita (sendiri), itupun juga  kurang  beradab karena ianya  pasti aka ada yang dirugikan dalam keputusannya nanti. Marilah kita kembangkan budaya adab, karena pendidikan adalah adalah tempat semaian nilai termasuk ADAB, Kelembutan, Kesopanan, Mendukung  Visi bersama mewujudkan terbumikannya nilai-nilai kebaikan.

 

Wallahu A’lam bisawab.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun