Hanagaki Takemichi, seorang laki-laki 26 tahun yang tenggelam dalam perasaan layaknya seorang pecundang harus juga merasa putus asa mendengar berita kematian satu-satunya gadis yang ia cintai, Tachibana Hinata, di tangan sebuah geng yang bernama Tokyo Manji.
Ketika berada di stasiun, Takemichi tiba-tiba didorong seseorang dan jatuh ke tengah rel kereta sementara sebuah kereta tengah melaju cepat ke arahnya. Saat ia mengira ia akan mati, Takemichi terbawa ke 12 tahun sebelumnya, masa saat ia masih duduk di bangku SMP dan masih bersama dengan pacarnya, Hinata.
Takemichi pun memantapkan hati untuk mencoba menggagalkan kematian Hinata di masa depan.
Itu adalah alur cerita utama dari serial anime Jepang berjudul Tokyo Revengers (Tirto, 2021).
Tokyo Revengers memiliki jumlah views yang tinggi di Indonesia
Meskipun memiliki rating 17+ karena mengandung adegan kekerasan dan kata-kata kasar, anime ini mempunyai penonton yang masif di Indonesia.
Youtube Channel Muse Indonesia mencatat 24 episode Tokyo Revengers dengan subtitle bahasa Indonesia yang diunggah di sana mendapatkan jumlah tontonan akumulatif hingga 248 juta.
Sosok Orang Indonesia di Balik Anime Tokyo Revengers.
Namun, tidak semua yang menonton anime ini sadar bahwa ada andil anak bangsa di balik anime yang baru saja merilis trailer untuk season 2 pada 18 Juni 2022 yang lalu.
Anak bangsa itu adalah Aswin Nur Cahya. Pria 27 tahun yang juga dikenal sebagai Hikaru ini terlibat sebagai Visual Effects Compositor dalam anime Tokyo Revengers season 1.
Pertanyaannya, kok bisa jadi orang belakang layar anime ini?
Dilansir Kompas.com pada 2021, Aswin mengaku melamar ke Studio Creators in Pack ketika ia masih mempelajari serba-serbi anime Jepang di Sekolah Anime JAM Nihon Anime Manga Senmon Gakko di Niggata.
Dalam perjalanannya berkarir, seorang sutradara VFX di Creators in Pack melakukan kerjasama dengan Lidenfilms Studio yang merupakan studio produser dari anime Tokyo Revengers.
Aswin yang bergabung dengan tim Color & Smile waktu itu pun menggarap efek visual pada episode 7 hingga 24 dari Tokyo Revengers season 1.
Apa bedanya Animator dan VFX Compositor?
Berdasarkan website Screenskills.com, seorang animator adalah orang-orang yang menciptakan still images dan dimainkan dalam kecepatan yang tinggi dan menunjukkan ilusi gerakan. Para animator adalah artis, aktor dan pencerita. Mereka paham bagaimana karakter menunjukkan emosi dan bagaimana secara teknis suatu objek bergerak.
Sedangkan, Visual Effects (VFX) Compositor adalah mereka yang menggabungkan computer-generated imagery (CGI), live footage, animasi dan menciptakan final image dari sebuah frame atau adegan.Â
Kalau berdasarkan Aswin sendiri, VFX Compositor menggabungkan animasi dan background, kemudian menambahkan efek-efek yang membuat sebuah adegan menjadi lebih dramatis atau lucu.
Seberapa sukses Tokyo Revengers di luar Indonesia?
Tokyo Revengers dengan subtitle Bahasa Indonesia memang memiliki jumlah penonton yang sangat tinggi. Tapi, bagaimana dengan performance serial anime ini di luar negeri?
Anime ini juga dapat diakses melalui streaming platform seperti Netflix. Situs Netflix Top 10 sendiri mencatat bahwa Tokyo Revengers menempati jajaran Top 10 TV Series selama 14 minggu di Jepang terhitung dari 4 Juli - 3 Oktober 2021.Â
Anime ini juga menempati Top 10 selama 1 minggu pada 2 Januari 2022 masing-masing di Maladewa dan Malaysia.
Proyek Anime yang melibatkan Aswin Nur Cahya, selain Tokyo Revengers.
Berdasarkan situs Anime News Network, ada 9 TV Series yang membutuhkan sentuhan tangan Aswin, di antaranya:
1. 86 (TV 2) Â Episode 22
2. Hortensia Saga (TV) : Episode 8-12
3. Kaguya-sama: Love is War Ultra Romantic (TV) : Episode 2-4, 6, 7-13
4. SEVEN KNIGHTS REVOLUTION: Hero Successor (TV) : Episode 5-11 ganjil
5. Tokyo Revengers (TV) : Episode 7-24
6. Wandering Witch - The Journey of Elaina (TV) : Episode 9
7. Wonder Egg Priority (TV) : Episode 6-7, 9-12
8. Yatogame-chan Kansatsu Nikki 3 Satsume (TV) : Episode 1-12
9. Yatogame-chan Kansatsu Nikki 4 Satsume (TV 4) : Episode 1-10
Kemudian, berdasarkan situs Seesaa Wiki, ada 5 anime lain yang juga melibatkan Aswin di dalam produksinya, yaitu:
1. Digimon Ghost Game
2. Aharen Is Indecipherable
3. Build Divide: Code Black
4. Record of Ragnarok
5. Warlords of Sigrdrifa
Dari sekilas jejak karir seorang Aswin Nur Cahya di atas, semoga semua anak-anak Indonesia bisa mengambil pelajaran untuk mengejar mimpi sesuai dengan passion masing-masing. Dari pria asal Jepara ini, kita juga bisa mengakui bahwa anak bangsa mampu bersaing di antara talent internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H