Mohon tunggu...
Riko Wijaya
Riko Wijaya Mohon Tunggu... -

Hidup itu perlu di tulis agar saat nanti kita telah lupa akan sesuatu hal masih bisa di ingat dari sebuah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen "Cinta Terlarang"

6 Juli 2013   22:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:54 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rasanya sudah lama banget ngak nulis, terakhir pada saat kemarin putus cinta dan galau. Saat pertama kali kenal dengan blog paling isi semua tulisan hanya galau-galauan hati. Dulu pernah kenal dengan seseorang gadis yang sanggup mencuri hati ini.

Tetapi tidak untuk saat ini karena semua itu telah berakhir tinggal sisa-sisa rasa saja, kesibukan ini membuat ku menjadi lebih merasa cepat menghilangkan rasa sakit itu, sampai sekarang sulit rasanya melupakanya.

Mau kembali juga tidak mungkin, aku ingin pada saat nanti kembali bukan sekedar balikan biasa putus nyambung atau putus nyambung.

Jujur nyesel rasanya putusin dia dulu, aku yakin seandanya kami masih mempertahankan hubungan itu maka pasti akan lebih menyesal lagi. Dia bukanlah yang paling sempurna karena masih banyak kekurangan, lebih sekedar yang di bayangkan perjalanan cinta ini akan terus berjalan seperti angin yang bertiup sepoy-sepoy.

Kadang dirindukan saat panas, kadang juga merasa tidak membutuhkan saat dingin, semua telah berlalu menyisahkan dan menyuruh untuk bangkit dari rasa keterpurukan.

Bukan sekedar mimpi atau cerita kosong biasa kegagalan dalam urusan cinta ini memberikan kekuatan baru dalam hidup untuk menjadi lebih kuat dan tidak manja dengan perihal di hadapi saat ini.

Dulu pernah terpikir mungkin dia orang terakhir yang akan menyudahi perjalan cinta ini tetapi ternyata perjalan ini masih panjang yang mungkin berliku atau lurus semua dijalani dengan sepenuh hati biarkan semua rasa yang ada menjadi sejarah yang tidak akan terulang kembali.

Ini isi hati ku dan pejalan cinta, sebentar lagi mungkin kuliah mulai libur semester bukan urusan cinta saja gagal di semester ini yang di kira mulus jalannya ternyata ada sedikit lobang besar yang harus di lalui, tetapi sudah ihklas rasnya dan menyisahkan pekerjaan baru, karir, dan prestasi lain.

Kepulangan ini sedikit akan terlambat karena masih banyak pekerjaan yang menunggu harus di selesaikan nantinya seperti tugas akhri dan lainya.

Itu kisah perjalanan cinta ku, belum ada apa-apanya seperti yang dialami oleh sahabat ku, harus menerima kejadian yang sangat amat menyedihkan sampai tidak bisa di gambarkan dengan kata-kata, dia pernah punya pacar yang cantik, manis, tinggi, putih, langsing bisa di katakan secara penampilan sempurna.

Mereka menjalani cinta selama tiga bulan lamanya selama itu ia merasa sangat bahagia begitu juga sebaliknya sampai akhirnya tau bahwa si pacar ternyata sudah selingkuh dengan lainnya serannya ia merasa tidak bersalah dengan menerima juga cinta sahabat ku.

Waktu terus berjalan dan berputar konflik yang mereka alami terus terjadi hari demi hari terus berlanjut, tidak pernah mereka mengeluhkan masalah ini, di depan umum mereka seolah tidak pernah ada masalah tertawa, bercanda, tetapi di balik itu ada satu masalaah yang sangat besar mereka hadapi.

Sahabat ku memiliki latar belakang mapan, kerena dan terpenting ia mesih polos dalam urusan pacaran, mereka terlihat sangat akur dan cocok sepintas. Sampai akhirnya berpisah karena di rasa tidak bisa menerima masalah yang ada.

Terus bergulir perjalan cinta mereka setiap hari mereka berdua harus meneteskan air mata karena tau bahwa tidak mungkin rasanya bersama padahal mereka saling mencintai dan menyayangi. Kebersamaan mereka menjadi sebuah penyesalan yang amat dalam.

Selengkapnya Cerpen "Cinta Terlarang"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun