Mohon tunggu...
BEBIYANA LIYOLAPUTRI
BEBIYANA LIYOLAPUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - NAHASISWA

Seorang manusia yang berdosa dan fakir ilmu

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Kiat Orang Tua dalam Menerapkan Disiplin Positif di Rumah

22 Desember 2021   15:37 Diperbarui: 23 Desember 2021   15:17 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak yang mendapatkan hukuman tidak akan pernah bisa mencapai disiplin diri. Karena hukuman bukan strategi disiplin yang membantu kita mencapai tujuan.

Hukuman punya dampak dalam jangka pendek ataupun jangka panjang yang justru bertentangan dengan kemandirian anak.

Dampak jangka pendek dari hukuman membuat anak jadi pemberontak, berbohong menghindari kesalahan atau tidak mengakui apa yang dilakukannya.

Anak-anak yang terbiasa untuk dihukum akan menjadi anak-anak yang lebih banyak menyendiri dan menolak untuk berkomunikasi, akan jadi anak-anak yang tumbuh dengan ketakutan dan penuh kekhawatiran, penuh dengan rasa bersalah dalam jangka panjang.

Melakukan sesuatu bukan karena ia tahu tujuannya apa. Tetapi, karena ingin menyenangkan hati orang-orang di sekitarnya dan takut pada hukuman yang akan diterimanya.

Anak-anak yang terbiasa di hukum adalah anak-anak yang akan meneruskan lingkaran kekerasan dan hukuman.

Bukan hanya menghukum dirinya sendiri, tetapi juga akan menghukum anak cucunya dan akan jadi lingkaran tentang pengasuhan tidak positif yang akan berdampak untuk kita semua.

Kemandirian anak berkait dengan aspek perkembangannya, jadi orang tua butuh strategi-strategi yang berbeda tergantung usia anaknya.

Strategi yang berbeda itu ada ratusan jumlahnya. Orang tua perlu kesepakatan bersama, ada peraturan yang sama-sama dipahami di rumah.

Konsisten dalam menerapkan kesepakatan bersama. Strategi yang dipilih adalah strategi jangka panjang.

Bersikap positif dan memahami bahwa anak yang bermasalah adalah anak yang sedang menyatakan kebutuhan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun