Pertama, dari segi digital beberapa tulisan menyajikan fakta, angka, dan selalu disertai foto hasil jepretan sendiri. Salah satu tulisannya berjudul Berapa biaya untuk jalan-jalan backpacker ke Eropa?Â
Kedua, wiranurmasyah.com menggunakan hypertextual, yaitu kata kunci untuk menampilkan tautan lain antar perangkat lunak. Dalam konten Friends (blogroll), Wira menerapkan penggunaan hyperlink untuk mempermudah pembaca mengakses website lain.
Konten yang disajikan beragam, dipisah sesuai tema, dan mudah ditemukan. Kemudian, blog ini terhubung dengan berbagai platform serta terkoneksi dengan khalayak pembaca.
Akan tetapi, menurut penelitian Hira, travel journalism juga memiliki beberapa kekurangan. Terkadang jurnalis tidak bisa lepas dari hal komersial industri pariwisata dan periklanan. Selain itu, penggunaan bahasa pada tulisan yang tidak beragam menjadi penghambat pembaca dari internasional.
Kelemahan lain seperti, kebanyakan travel journalism tidak sesuai dengan kaidah kebahasaan produk jurnalistik. Hal ini disebabkan penggunaan kata ganti orang pertama seperti 'aku, kamu, gue'.
Dengan demikian, hadirnya travel journalism menjadi salah satu perkembangan jurnalisme multimedia. Gabungan antara teks, gambar, dan video yang diakses melalui internet menjadi ciri khas dari jurnalisme multimedia.
Jenis jurnalisme ini memang sudah lama dikenal oleh masyarakat, namun dulu disuguhkan melalui majalah, surat kabar, dan novel. Dengan terhubungnya ke internet, membuat pembaca dapat mengakses di mana dan kapan saja serta adanya keterlibatan antara penulis dan pembaca.