Mohon tunggu...
Bea Putri Saraswati
Bea Putri Saraswati Mohon Tunggu... Atlet - Mahasiswi UAJY

we cannot not communicate

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mau Kerja Sambil Liburan? Yuk Jadi Travel Journalist!

7 Oktober 2019   13:22 Diperbarui: 7 Oktober 2019   18:26 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Travel journalism menjadi bagian dari jurnalisme multimedia. Walaupun kerap tidak sesuai dengan kaidah kebahasaan jurnalistik, namun mampu bersaing dalam bidang bisnis dan dapat mengembangkan sektor pariwisata.

Liburan merupakan kegiatan yang menyenangkan. Melalui liburan kita dapat menikmati waktu dan hari dengan orang yang kita kasihi. Musim liburan juga sangat ditunggu-tunggu, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Menurut mini riset yang dilakukan oleh peneliti, 24 dari 25 orang menyukai kegiatan travelling. Namun seiring berkembangnya teknologi, terdapat perubahan dari gaya orang berliburan.

Data responden tentang kegiatan travelling | dokpri
Data responden tentang kegiatan travelling | dokpri
Jikalau dulu masyarakat kerap menggunakan travel agent untuk mengatur rencana liburannya atau dengan kata lain 'terima jadi'. Kini sebanyak 95,8% atau 23 orang memilih untuk mengatur plan liburannya secara mandiri.

Data responden tentang gaya berlibur | dokpri
Data responden tentang gaya berlibur | dokpri
Pencarian tempat wisata, juga dilakukan dengan berbagai cara. Pencarian paling banyak memang melalui Youtube ataupun media sosial yaitu sebesar 91,7%. Selain itu, review dari teman dan influencer menyusul dengan 33,3% dan 20,8%.

Data responden tentang pencarian rekomendasi tempat wisata | dokpri
Data responden tentang pencarian rekomendasi tempat wisata | dokpri
Internet saat ini menjadi pijakan bagi masyarakat yang ingin berlibur. Mulai dari pemesanan tiket, hotel, hingga tempat wisata ada dalam satu genggaman. Hal ini juga yang menyebabkan munculnya travel journalism. 

Travel journalism menurut Sinangjoyo dan Damasdino yaitu membuat karya tulis mengenai pengalaman perjalanan penulis untuk dibagikan dan dibaca melalui novel, majalah, blog maupun portal web. Selanjutnya tak hanya membuat karya tulis, namun berita yang disajikan harus dapat dipertanggungjawabkan sehingga tidak merusak kepercayaan pembaca kepada penulis.

Kemudian, menurut Ramadhanny dalam artikel daring DetikTravel travel journalism efektif mengangkat pariwisata Indonesia. Selain itu, memiliki peran sebagai promosi pariwisata.

Wira Nurmansyah merupakan salah satu travel journalism terkenal di Indonesia. Melalui wiranurmasyah.com, ia mengenalkan tempat wisata di Indonesia maupun di luar Indonesia.

Halaman awal travel blog Wira | wiranurmasyah.com
Halaman awal travel blog Wira | wiranurmasyah.com
Pengguna tagline Inspire Indonesia to travel the World ini, kerap tampil di beberapa media seperti koran Pikiran Rakyat, Hai Magazine, Jakarta Globe, dll.

Tak hanya bercerita mengenai perjalanan yang dilakukan, Wira juga memberikan tips dan review yang berhubungan dengan perlengkapan liburan. Pekerjaan lain yang dilakukan Wira yaitu memberikan workshop seputar travel blogger. 

Tema workshop yang sering digarap oleh Wira yaitu travel writing & photography, tips foto di alam bebas, dll.

"mendokumentasikan Indonesia dengan caranya sendiri dan membuat orang lain dapat bertanggung jawab ketika travelling."

Melalui travel journalist, Wira kerap bekerja sama dengan beberapa perusahaan. Untuk itu, ia membuat konten khusus Sponsored (adv) di bagian Others. Beberapa konten sponsored di antaranya yaitu pengalaman menggunakan JavaMifi, mencoba aplikasi BRImo, rekomendasi smartphone, dll.

Beberapa brands yang telah bekerja sama dengan Wira yaitu Garuda Indonesia, Indonesia Ministry of Tourism, Qatar Airways, Samsung, XL Axiata, Airy Rooms, dan masih banyak lagi.

Selain membuat travel blog, Wira juga terhubung dengan platform lain yaitu Youtube, Facebook, Twitter, dan Instagram. Namun, di akun Instagramnya tidak secara spesifik dijelaskan mengenai suatu tempat.

Salah satu video di channel Youtubenya yang memiliki jumlah viewer banyak yaitu review tentang First Class Garuda Indonesia Jakarta-London. Dilihat lebih dari dua juta orang, Wira membagikan pengalaman pertamanya itu. Dalam video tersebut, Wira tampak detail menjelaskan, mulai dari fasilitas, makanan, hingga harga yang ditawarkan.

Travel blog Wira juga terkoneksi dengan travel blog lainnya. Pada bagian Others terdapat konten Friends (blogroll). Konten ini berisi tautan travel blog lain yang dapat pembaca lihat.

Hal lain yang menarik dari travel blog ini, Wira membuat list tentang Top 100 Indonesia Travel Blog. Tidak hanya sekedar iseng, ada beberapa kriteria yang wajib dimiliki oleh travel blog. 

Kriteria tersebut di antaranya, penulis terdiri dari satu atau dua orang, segala macam konten baik tulisan, foto, maupun video merupakan hasil dokumen pribadi. Selain itu, bukan berasal dari travel agent dan yang paling penting memiliki semangat untuk mempromosikan tempat wisata.

Untuk itu, wajar apabila wiranurmansyah.com masuk dalam peringkat keempat Indonesia travel blogger. Selain kriteria tersebut, blog milik Wira menerapkan beberapa karakteristik new media menurut Lister.

Pertama, dari segi digital beberapa tulisan menyajikan fakta, angka, dan selalu disertai foto hasil jepretan sendiri. Salah satu tulisannya berjudul Berapa biaya untuk jalan-jalan backpacker ke Eropa? 

Contoh tulisan yang menggunakan karakteristik digital | wiranurmasyah.com
Contoh tulisan yang menggunakan karakteristik digital | wiranurmasyah.com

Kedua, wiranurmasyah.com menggunakan hypertextual, yaitu kata kunci untuk menampilkan tautan lain antar perangkat lunak. Dalam konten Friends (blogroll), Wira menerapkan penggunaan hyperlink untuk mempermudah pembaca mengakses website lain.

Wira menampilkan link travel blog lain | wiranurmasyah.com
Wira menampilkan link travel blog lain | wiranurmasyah.com
Ketiga networked, seperti biasa terdapat kolom komentar dan icon bagikan link di akhir tulisan Wira. Dengan begitu, pembaca dapat memberikan saran maupun apresiasi dari tulisan Wira secara langsung.

Kolom komentar diletakkan setelah icon media sosial untuk berbagi link | wiranurmasyah.com
Kolom komentar diletakkan setelah icon media sosial untuk berbagi link | wiranurmasyah.com
Terakhir dari segi simulasi, tampilan channel Youtube di halaman home travel blog ini menunjukkan adanya pengalaman dalam dunia nyata yang ditampilkan. Beberapa video yang diunggah seperti flight report dan travel story. 

Beberapa video yang ditampilkan termasuk dalam pencarian populer | wiranurmasyah.com
Beberapa video yang ditampilkan termasuk dalam pencarian populer | wiranurmasyah.com
Aspek lain yang mendukung perkembangan new media yaitu, Wira menggunakan judul yang informatif, pemakaian foto dokumentasi, dan sudah menerapkan paragraf yang singkat sehingga nyaman ketika dibaca.

Konten yang disajikan beragam, dipisah sesuai tema, dan mudah ditemukan. Kemudian, blog ini terhubung dengan berbagai platform serta terkoneksi dengan khalayak pembaca.

Akan tetapi, menurut penelitian Hira, travel journalism juga memiliki beberapa kekurangan. Terkadang jurnalis tidak bisa lepas dari hal komersial industri pariwisata dan periklanan. Selain itu, penggunaan bahasa pada tulisan yang tidak beragam menjadi penghambat pembaca dari internasional.

Kelemahan lain seperti, kebanyakan travel journalism tidak sesuai dengan kaidah kebahasaan produk jurnalistik. Hal ini disebabkan penggunaan kata ganti orang pertama seperti 'aku, kamu, gue'.

Dengan demikian, hadirnya travel journalism menjadi salah satu perkembangan jurnalisme multimedia. Gabungan antara teks, gambar, dan video yang diakses melalui internet menjadi ciri khas dari jurnalisme multimedia.

Jenis jurnalisme ini memang sudah lama dikenal oleh masyarakat, namun dulu disuguhkan melalui majalah, surat kabar, dan novel. Dengan terhubungnya ke internet, membuat pembaca dapat mengakses di mana dan kapan saja serta adanya keterlibatan antara penulis dan pembaca.

Pembaca dapat bebas memilih travel blog mana yang tulisannya dijabarkan secara spesifik, mudah dicerna, akurat, dan sesuai kebutuhannya.

Travel journalism lebih memahami karakteristik pembaca dari segi demografis maupun psikografis. Dilengkapi dengan video perjalanan, membuat tulisan semakin nyata dan meyakinkan pembaca terhadap tempat wisata yang ditulis.

Jurnalis perjalanan harus mampu membagi informasi yang terkait sponsor atau benar-benar pengalaman pribadi. Untuk itu, beberapa konten yang memuat hal komersial dibalut dengan epic sehingga menimbulkan makna yang tersirat.

Dapat disimpulkan, travel journalism mampu menjadi bisnis yang menjanjikan. Selain berpotensi meningkatkan pariwisata, juga sebagai ajang untuk mengiklankan produk jasa maupun barang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun