Hari ini, terjadi kecelakaan truk di Jalan Malalak, Sumatera Barat, yang mengakibatkan satu korban mengalami patah tulang. Jalan yang terkenal sempit dan berkelok-kelok ini menimbulkan bahaya besar bagi pengemudi, terutama yang mengoperasikan kendaraan berat.
Malalak merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Agam dan merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan IV Koto yang berada di sebelah Utaranya. Kedua kecamatan ini dilewati oleh jalan Malalak-Sicincin yang menghubungkan Sicincin dengan jalan Padang Luar dan Manijau.Â
Jika ingin ke Bukit Tinggi diteruskan berbelok ke kakan mengikuti jalan ke Padang Luar Bukti Tinggi, dan jika ingin ke Danau Maninjau berbelok ke kiri untuk terus ke danau terasebut.
Jalan Malalak terkenal sempit karena berada di lereng bukit dan jurang yang berbatasan dengan jurang Gunung Tandikat dan Gunung Singgalang. Sehingga orang-orang yang melewati jalan tersebut harus berhati-hati.Â
Bahaya yang sering muncul adalah rentuhnya tebing sepanjang jalan yang mengakibatkan jalan sering terputus, dan harus dibersihkan sisa reruntuhan sehingga baru bisa dilewati.
Berkendara di jalan kecil dan berkelok-kelok seperti Jalan Malalak menghadirkan beberapa tantangan, terutama bagi truk dan kendaraan berat lainnya. Jalan sempit memberikan sedikit ruang untuk bermanuver, sehingga menyulitkan kendaraan besar untuk bernavigasi dengan aman. Belokan yang sering dan tajam memerlukan penanganan yang hati-hati dan kecepatan lambat untuk menghindari kehilangan kendali.Â
Dampak lain  di jalan yang berbelok adalah visibilitas buruk. Tikungan dan belokan dapat menghalangi pandangan pengemudi, sehingga meningkatkan risiko tabrakan dengan lalu lintas dari arah berlawanan.Â
Ada hal yang lain yang harus diwaspadai, yaitu tanjakan curam, jalan ini sering kali memiliki tanjakan dan turunan yang curam, sehingga memerlukan pengendalian yang baik terhadap kecepatan dan rem kendaraan.
Oleh karena jalan Malalak saat ini merupakan jalan alternatif dan tidak ada pilihan jalan lain saat ini karena jalan utama Padang -- Bukit Tinggi yang melewati Lembah Anai mengalami masalah terputusnya akibat banjir bandang pada tanggal 5 Mei yang lalu maka lalu lintas pada jalan tersebut sangat ramai. Sehingga tidak heran menimbulkan kemacaetan bagi pengguna jalan, dan tentu saja hal ini akan mempersulit navigasi dalam mengendalikan kendaraan.
Terdapat beberapa panduan untuk dapat melalui jalan seperti itu. Biasanya pengemudi di sarankan untuk mengurangi kecepatan kendaraan. Kendaraan harus dijalankan dengan kecepatan yang sesuai dengan kondisi jalan. Pelankan kendaraan sebelum memasuki tikungn dan tanjakan. Untuk dapat memperoleh kondisi tersebut hal yang harus dilakukan adalah menggunakan gigi yang sesuai. Gigi yang lebih rendah saat berkendara di tanjakan dan atau turunan yang curma untuk menjaga kestabilan dan pengendalian kendaraan  yang lebih baik.