Mohon tunggu...
Benny Dwika Leonanda
Benny Dwika Leonanda Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas Padang

Insinyur STRI No.2.09.17.1.2.00000338 Associate Professor at Andalas University

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Apakah Itu Latihan Penggunaan Senjata Nuklir?

11 Mei 2024   20:00 Diperbarui: 11 Mei 2024   20:38 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rudal balistik antar benua Yars https://t.me/absatzmedia/85973

Teknologi Amerika terbukit ampuh membuat kehancuran kedua kota dan terbukti dalam eksperimen tersebut. Dengan sampel dua kota yang hancur, membuat Raja Jepang harus berpikir dua kali untuk melanjutkan perang. Hal itu bisa dimaklumi karena Jepang tidak punya teknologi yang serupa atau lebih unggul yang mampu mengalahkan Amerika  dalam waktu dekat, walaupun pada saat itu Jepang mempunyai tentara dan persenjataan konvensional dalam jumlah banyak untuk melanjutkan perang. Dalam teknologi Jepang telah kalah, dan tidak mungkin melanjutkan perang. Ini merupakan 'kesimpulan dari sebuah eksperimen'.

Hampir sama dengan maksud Rusia di dalam latihan nuklir untuk mendinginkan konflik yang direncanakan dalam waktu dekat. Ledakan nuklir di Nagasaki dan Hiroshima tidak lepas untuk untuk mendinginkan perang Asia imur raya saat itu, di mana Jepang akhirnya takluk dan menyerah. Hal yang sama tentu juga diinginkan oleh Rusia di mana negara-negara barat sadar akan resiko perang dengan Rusia, dan lebih memilih takluk dan menyerah dan tidak melakukan apapun juga setelah latihan nuklir selesai di lakukan oleh Rusia.

Sekarang pertanyaannya bagaimana Rusia dapat melakukan hal yang sama dengan Amerika dengan melakukan sebuah eksperimen  seperti pada tahun 1945, atau 70 tahun yang lalu. Untuk mendapatkan hasil yang sama dengan ekperimen Amerika Serikat tahun 1945 mau tidak mau Rusia harus melakukan ekperimen yang sama. Rusia harus memilih dua kota di Eropa atau Amerika untuk dijadikan sampel untuk ekperimen. Rusia tidak mungkin memilih dua daerah di dalam negerinya sendiri atau daerah di negara sahabatnya dan menentukan pada daerah  berada di ujung negeri untuk diledak nuklirkan, seperti ekperimen nuklir tahun 1950-60-an. Hal tersebut tidak akan berdampak apa-apa. Malah akan menjadi bumerang balik terhadap Rusia, dan negara-negara Barat akan melupakan begitu saja dan kembali seperti semua terus-menerus untuk membuang persenjataan ke Ukraina dan mengirim tentara-tentara siluman dengan bayaran tinggi ke Ukraia. Perang tidak akan berakhir sampai Rusia kehabisan sumber daya, dan hal ini sangat diinginkan oleh negara-negara Barat untuk membuat Rusia menjadi lemah dengan perang yang panjang tanpa henti, dan akhinya Rusia kalah, dan takluk, hancur tanpa bekas.

Seperti beberapa kali Rusia mempertontonkan persenjataan nuklir di jalan-jalan Moskow, dan mempertontonkan pelunucran rudal-rudal yang bisa diisi hulu ledak nuklir jarak jauh, dan mempertontontonkan rudal-rudal canggih yang bisa diisi dengan hulu ledak nuklir di perang Ukraina selama ini, dan pergerakan pesawat pembom yang bisa dimuat dengan senjata nuklir dalam meledakan berbagai failitas energi dan industri Ukraina selama ini tidak menyadarkan pihak Barat bahwa Rusia mempunyai teknologi yang bisa mengalahkan pihak Barat. Mereka sadar bahwa teknologi yang dipakai dalam perang Ukraina tidak akan mampu dihadapi oleh pihak Barat jika mereka perang satu lawan satu, atau satu lawan dua atau tiga negara sekali gus. Mereka pun tidak akan mampu menyaingi dan membuat teknologi yang serupa dalam waktu dekat untuk mengalahkan Rusia. Mereka hanya menyadari dan yakin atas kemampuan mereka secara bersama-sama keseluruhan negara NATO akan bisa membuat Rusia menjadi lemah dan akhirnya hancur dan dirampas jika perperangan di Ukraina berlangsung lama dan berlarut-larut.


Respon Rusia terhadap pengiriman senjata ke Urkaina yang dilakukan oleh negara-negara Barat yang digunakan menembak wilayah Rusia dinyatakan bukan hanya dilakukan di Kiev, tetapi juga (dapat) dilakukan London, dan Paris. Hal ini diungkapkan oleh  Wakil Ketua Dewan Keamanan Federasi Rusia Dmitry Medvedev. Memilih dua kota tersebut menjadi objek eksperimen sebagai sampel merupakan hal yang sah dalam kacamata Medvedev. Walaupun akan mengakibatkan kehancuran dua kota besar, dan mengakibatkan kematian 2,1 juta orang di Paris, dan 8,9 juta orang di London. hal ini akan lebih baik jika perang nuklir sebenarnya dan dalam skala penuh akan mengakibatkan 91,65 kematian (34,1 mati seketika, dan 57,4 mati karena terluka, dari hasil sebuah simulasi), dan 8 miliar penduduk bumi akan menderita dalam jangka panjang, yang kemungkinan hidup sangat tipis karena penyakit, dan kelaparan.

oOo

Catatan penulis: 

Ada baiknya bagi orang-orang yang tinggal diberbagai kota di Eropa untuk berjaga-jaga, atau mencari tempat yang lebih aman dan cocok untuk berlindung ledakan nuklir sampai Rusia selesai melakukan latihan nuklir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun