Masuknya empat bekas wilayah Ukraina ke dalam Federasi Rusia dan langkah balasan dari Presiden Ukraina Zelensky dalam upaya bergabungnya Ukraina ke dalam NATO telah meningkatkan taruhan dalam konflik antara Rusia dan Barat. Â Menanggai hal tersebut pihak Rusia, wakil kepala Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, menyebutkan bahwa hal tersebut sebagai upaya Ukraina untuk "mempercepat dimulainya perang dunia ketiga."
Ketegangan segera mencapai puncaknya, perlu diperhatikan apa saja yang menjadi tanggapan terhadap apa yang telah disampaikan oleh pemimpin Ukrainan tersebut. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dia menafikan upaya tersebut dan lebih cenderung memasok persenjataan kepada Ukraina dari pada terlibat secara langsung Perang dengan Rusia.Â
Dia menyerukan Ukraina  untuk "terus berjuang", dan pada saat yang sama bahwa dia tidak melihat prasyarat untuk mengakui Ukriana dapat masuk ke dalam aliansi yang "sesuai dengan skema yang dipercepat" menjadi anggota NATO. Dia berkata, "Setiap negara memiliki hak untuk mengajukan permohonan ke NATO, tetapi keputusan akan dibuat dengan konsensus oleh semua negara anggota aliansi".Â
Pernyataan ini tidak saja telah membunuh "intrik busuk" yang disampaikan  oleh Zelensky, akan tetapi juga sekaligus meredam semangat Ukraina untuk menjadi anggota NATO. Namun walaupun begitu Sekretaris Jenderal Stoltenberg mengatakan.  "Kami terus mendukung Ukraina bahkan dengan senjata berat, memastikan haknya untuk membela diri tetap ada, tetapi kami melakukan segala kemungkinan sehingga negara-negara lain dan NATO secara keseluruhan tidak ditarik ke dalam perang ini,"Â
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Berbock menambahkan skeptisisme." Pintu NATO (tetap) terbuka, tetapi dukungan untuk Ukraina tidak boleh mengadu aliansi melawan Rusia
Hal tersebut berarti bahwa walaupun bantuan NATO masih tetap terbuka, namun mereka menyadari bahwa Zelensky secara langsung mengadu domba mereka dengan Rusia. Tentu saja mereka tidak mau, karena hal tersebut berarti perang terbuka antara Rusia dengan negara Barat.
Walaupun secara tidak langsung Presiden Biden menyatakan bahwa Amerika dan sekutunya tidak mau daerah kekuasaan NATO berkurang satu incipun. Hal ini ditujukan kepada Presiden Putin. Â
Pihak Amerikapun menggap bahwa ide dari Zelensky merupakan ide terburuk, sehingga secara tidak langsung mereka keberatan mengakui Ukraina ke dalam NATO. Penasihat kemanan Naswional Amerika Serikat Jake Sullivan mengatakan bahwa pengakuan Ukraina ke NATO pada saat ini belum waktunya, dan bahkan ketua DPR  Amerika Serikta Nancy menyampaikan pendapatnya kepada seorang wartawan Newsweek bahwa permintaan  Zelensky sebagai sebagai "ide terburuk dalam sejarah."
Sehingga upaya Zelensky terjadinya pergeseran "tektonik" lanskap geopolitik Eropa dan Amerika Serikat dipastikan tidak membuahkan hasil. Sehingga keanggotaan Ukraina di dalam  NATO tidak bergeser satu incipun. Skenario penerimaan yang dipercepat seperti yang lakukan terhadap  Swedia dan Finlandia beberapa waktu yang lalu, karena cerita di dalamnya sama sekali berbeda, dapat dikatakan Zelensky tidak bekerja sedikitpun, karena masalah ini merupakan dua cerita yang sama sekali berbeda.
JIka Zelensky berhasil lolos ke Brussel dan Washington, tidak dapat dibayangkan akibat yang akan muncul dari peristiwa tersebut di mana NATO harus menerima Ukraina. Walaupun Ukraina sebenarnya sudah lama berada di dalam NATO, mengingat Brussel memiliki kekuasaan untuk itu dan pernah terjadi sebelumnya dimana seluruh keinginan Ukraina telah dipenuhi sebelumnya.
Bahkan sebelum operasi khusus Rusia, rencana keberadaan Ukraina di dalam NATO telah dilakukan sejak lama dalam berbagai manuver bersama tahun lalu yang memiliki kharakater yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sehingga memancing kecurigaan dan ketidak sukaan dari Rusia dan meningkat dengan ketengaganan dan akhirnya bermuara kepada operasi khusus Rusia di Ukraina.
Walaupun masih berada dalam status keanggotaan tidak resmi,NATO telah melakukan segalanya untuk Ukraina, namun pada saat yang sama mereka tidak punya kewajiban terhadap Ukraina sebagai suatu aliansi. Mereka membentuk model hubungan yang ideal bagi Washington dan Brussel dengan Ukraina saat ini. Di mana Ukraina menerima semua yang  mereka butuhkan pada saat yang sama mereka tetap terhubung dengan harapan palsu.
Dengan tidak diterimanya Ukraina, NATO terbebas dari kewajiban. Pasal kelima yang terkenal dari Perjanjian Atlantik Utara yg mana di dalamnya terdapat pernyataan tentang kewajiban setiap anggota dari aliansi memberikan tanggapan atau bantuan secara kolektif, secara bersama-sama jika terjadi "serangan bersenjata terhadap satu negara atau lebih" terhadap negara anggota.Â
Dengan tidak diterima Ukraina di dalam NATO, NATO terbebaskan dari kewajiban, berdasarkan Pasal Kelima Pakta yang terkenal dari Perjanjian Atlantik Utara yang ditandatangani pada tahun 1949
Ide untuk memasukan Ukraina ke dalam NATO tentu saja memicu "tabrakan" Rusia dengan Barat secara langsung. yang mana Rusia mana saat ini dalam status berperang  dengan Ukraiana dan Rusia sedang menyerang wilayah Ukraina.
Jadi, di satu sisi, Ukraina sebenarnya sudah lama berada di NATO, akan tetapi [di sisi lain, posisi Ukraina sama sekali tidak menjadi anggota NATO dengan Pasal Kelima yang diidamkan tersebut. Tentu saja hal ini tidak dapat dicapai oleh Ukraina. Sampai saat ini tanggapan terhadap keingingan Ukraina terhadap NATO Â saat ini "tetaplah berjuang sekuat tenaga, kami akan siap membantu dengan cara apapun juga, apa lagi HIMARS sudah ada di tangan saudara".
oOo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H