Mohon tunggu...
Benny Dwika Leonanda
Benny Dwika Leonanda Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas Padang

Insinyur STRI No.2.09.17.1.2.00000338 Associate Professor at Andalas University

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Riset dan Teknologi

6 Januari 2022   09:29 Diperbarui: 6 Januari 2022   09:35 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. pixabay.com

Banyak mungkin salah paham apakah itu yang dimaksud dengan Riset dan Teknologi. Penulis dua hari berdebat sengit di media sosial dengan berbagai warga di media sosial twitter, hari ketiga pun belum selesai. Pada umumnya orang-orang memahami riset adalah bagian dari upaya menghasilkan teknologi. 

Dengan riset intensif dan terus menerus mereka mempercayai bahwa teknologi dapat diperoleh. Perdebatan tersebut bermula ketika penulis menanggapi satu posting terhadap kekecewaan salah seorang warga media sosial terhadap kebijakan pemerintah melebur sebuah lembaga Riset ke Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) dinyatakan sebagai ketidakpekaan dari Pemerintah terhadap kemajuan dan kemandirian bangsa. Tentu yang dimaksud oleh yang bersangkutan adalah teknologi. 

Bagaimanapun ukuran maju atau keterbelakang sebuah bangsa adalah kemampuan dalam  menguasai keterbaruan atau kecanggihan apa sebuah teknologi dan dimiliki oleh suatu bangsa atau negara, dan melebihi dan atau mengalahkan kemampuan negara lain. Hal tersebut mempunyai hubungannya dengan kemampuan untuk unjuk kekuatan satu negara  di dalam menguasai atau mempengaruhi negara lain. Kekecewaan itu dapat dipahami, akan tetapi Pemerintah saat ini mempunyai orienstasi yang berbeda dari pada itu. terutama dari pemimpin tertinggi di negara ini yaitu Presiden.

Sepintas rezim pemerintahan saat ini lebih tertarik kepada teknologi, ketimbang riset. Berbagai ungkapan dan tindakan pemerintah cenderung memilih teknologi. Mulai dari visi mobil nasional Esemka sampai dengan Unicorn, dan lebih memilih membangun infrastruktur ketimbang memperbaiki dan mempertahankan ekonomi. Mobil nasional yang digagas pada awalnya tidak terealisasi, tidak satupun perusahan atau bidang usaha tertarik dengan teknologi ini.

Walaupun pasarnya sangat luas namun teknologi ini telah terlanjur jenuh. Banyak kendala dalam pengembangan dan produksi yang akan dilakukan jika dimulai dari awal lagi. Kalaupun diproduksi akan menghadapi berbagai kendala mulai dari keterlambatan dan ketertinggalan teknologi, sampai dengan berbagai kendala peraturan dan persyaratan yang menghambat perkembangan sebuah teknologi dapat dipakai dan dipasarkan di Indonesia karena sebuah teknologi yang baru muncul di satu negara membutuhkan flesibilitas. Bagaimanapun industri otomotif sudah sangat jenuh, dan kompitisi sangat sulit, dan sangat sulit dan sukar untuk pemain baru dibidang terseut.

Visi kedua yang pernah muncul dari pemerintah adalah Unicorn. Visi ini baru, dan dapat menggantikan teknologi lama terhadap rangkai pasok yang selama ini diselenggarakan secara konvesional  dengan membuka toko, dan mall tempat berjualan. Unicorn memasarkan barang langsung dari produsen atau distributor tanpa melalui retailer dalam bentuk online melalui jaringan internet sehingga bisa memutus rantai pasok dua sampai empat tahap atau rantai. 

Biasanya setiap barang yang  akan dijual dari produsen sampai ke pembeli membutuhkan 5 s/d 7 tingkatan rantai pasok. Dengan menggunakan Unicorn rantai pasok ini bisa diperpendek menjadi 2 atau 3 tingkatan saja. Produsen bisa memasarkan barang langsung kepada pembeli, atau distributor/toko bisa langsung menjual barang dagangan sehingga bisa memotong harga jual menjadi 21,4 s/d 80,5 % dari harga semula. Dengan keberadaan Unicorn ini pada awalnya mengancam perdangan konvensional, namun dengan berkembangnya waktu. Perdagangan konvensional mengikuti arus perdagangan modern saat ini. 

Mereka mulai melakukan perdangan secara online sehingga bisa memacu penjualan dan produksi dari setiap produk. Munculnya Covid-19, dalam  dua tahun terakhir keberadaan Unicorn ini sangat membantu perdagangan barang dan produk di Indonesia. Pada awalnya perdagangan mengalami masalah kemudian cepat pulih. Banyak kebutuhan  barang dan produk dijual secara online melalui Unicorn ditengah-tengah penutupan pasar, dan pusat-pusat perberlanjaan diberbagai kota. 

Namun produksi barang tetap berjalan, dan kebutuhan masyarakata tetap terpenuhi. Teknologi komunikasi dan internet memberikan hal tersebut. Toko-toko dan mall-mall tidak dibutuhkan lagi. Sebagai pengganti tersedia berbagai aplikasi yang menghubungkan antara pembeli dengan penjual secara langsung, dan ditambah dengan  satu unit pembantu dalam hal ini yaitu  jasa pengiriman barang, dan hal itu sudah siap dan tersedia.

Akhir-akhir ini pemerintah mempunyai visi baru yaitu Metaverse. Sebuah teknologi baru di mana hampir seluruh aktifitas penduduk satu tempat, kota atau negara bisa diselenggarakan secara virtual. Dengan keyakinan penuh Pemerintah menyatakan akan mempersiapkan diri untuk menghadapi teknologi tersebut, dan negara harus bisa memenuhi kebutuhan dalam waktu 2 s/d 3 tahun ke depan. 

Dalam arti pada tahun 2024 2025 di Indonesia sudah ada apa yang disebut dengan Metaverse, dan aktifitas yang biasanya diselenggarakan secara langsung yang diselenggarakan melalui perkantoran, pertokoan dan berbagai tempat kegiatan secara fisik akan diselenggarakan secara virtual melalui jejaring internet atau online.

Dengan melihat visi-visi yang demikian, maka Penulis membuat kesimpulan, dan menanggapi ciutan dari warga media sosial tersebut dengan menyatakan bahwa Pemerintah saat ini lebih tertarik kepada teknologi ketimbang riset. Penulis katakan bahwa riset tidak akan menghasilkan apa-apa, apalagi value. Sementara teknologi memberikan apa saja, hak cipta, paten, dan kehidupan baru. Kontan saja ciutan penulis ini mendapat respon yang sangat luas. 

Balasan terhadap ciutan tersebut bertubi-tubi tidak berhenti dalam satu malam. Mereka berargumen bahwa riset diperlukan, dan menyatakan pendapat yang penulis sampaikan adalah salah sama sekali. Respon yang diberikan ada yang kasar, dan ada pula yang menyokong, namun rata-rata menyatakan bahwa riset sangat dibutuhkan untuk dapat memperoleh teknologi. Tanpa riset teknologi hampir tidak mungkin, dan pendapat Penulis sampaikan adalah salah. 

Namu Penulis menyatakan bahwa salah besar, salah besar ketika warga media sosial yang Penulis tanggapi sebelum ini menyatakan bahwa "teknologi itu lahir atau ditemukan dari riset, atau berbagai rangkaian riset".  Penulis sampaikan bahwa riset tersebut ditujukan untuk menghasilkan paper ilmiah terindeks Scopus, dan terindeks SINTA. 

Suatu indeks yang merujuk terhadap jumlah citasi atau ulasan yang dibuat penulis paper lain terhadap sebuah paper ilmiah. Tulisan ilmiah itupun tidak bisa di jual dan jadi uang. Sebuah tulisan yang telah dipublikasi secara otomatis milik umum, dan biasanya tersedia gratis diberbagai perpustakaan. Riset bukan untuk meningkatkan nilai tau daya guna, akan tetapi lebih dipakai untuk menambah ilmu untuk diturunkan (diajarkan) kepada orang lain. Sayang banyak ilmu yang ditemukan (tersebut) tidak bermanfaat. 

Kontan saja tanggapan penulis ini membuat berbagai kalangan dan pihak semakin panas. Bagaimanapun penulis tahu pasti bahwa setiap hasil riset pasti dituangkan ke dalam paper ilmiah. Berbagai institusi di mana peneliti berada baik di berbagai lembaga riset di Indonesia, maupun di perguruan tinggi saat ini mempersyaratkan bahwa setiap hasil riset harus dipublikasi di berbagai jurnal terindeks. Jika hal tersebut tidak dilakukan akan berdampak terhadap pendapatan atau penghasilan para peneliti. 

Tunjangan kinerja (Tukin) dan tunjangan sertifikasi Dosen tidak akan dibayarkan oleh Institusi di mana mereka bekerja. Berbagai lembaga lebih menggunakan prinsip publish atau perish. Dipublish atau dibinasakan. Dalam arti jika seseorang peneliti tidak mempublikasi hasil risetnya maka tunjangan mereka tidak akan dibayarkan.

Publish atau perish ini merupakan Swish Knife Army (pisau serba guna) yang dapat dipakai untuk berbagai keperluan untuk memaksa mengikat setiap kegiatan dan insentif yang akan dibayarkan kepada periset atau peneliti, sehingga setiap hasil riset tidak ada pilihan selain publikasi di jurnal-jurnal yang ditentukan (yang terindeks).

Pemahaman terhadap riset, teknologi sebenarnya berasal dari phrase terdiri dari tiga kata "Ilmu, Pengetahuan, dan Teknologi". Seringkali disingkat menjadi kata "IPTEK". Sebenarnya antara Ilmu, pengetahuan, teknologi, tersebut adalah sesuatu yang berbeda antara hirarki dan posisi. Hirarki tertinggi dari ketiga kata itu adalah Pengetahuan (Knowledge). Suatu keadaan dimana seseorang mengetahui sesuatu. 

Pengetahuan ini terbagi dua atas Ilmu dan Teknologi. Dalam arti ada pengetahuan atau sesuatu yang diketahui seseorang  berupa Ilmu, dan ada yang diketahui seseorang berupa teknologi. Sehingga posisi Ilmu dan teknologi berada di bawah Pengetahuan, sementara antara Ilmu dan teknologi berada pada posisi yang sama satu tingkat. Hirarki pengetahuan berada setingkat di atas ilmu dan teknologi, dan antara ilmu dan teknologi mempunyai hirarki atau tingkatan yang sama. 

Namun kependekan phrase Ilmu, Pengetahuan, dan teknologi, IPTEK sering membuat salah pemahaman terhadap susunan ketiga kata tersebut. Seseorang tidak dapat memahami yang mana lebih dahulu, dan arah dari aliran atau arus informasi dari dan ke untuk ketika kata tersebut.

Proses mendapatkan ilmu dan teknologi adalah berbeda dari awal sampai dengan akhir. Namun keduanya ditopang dengan apa yang disebut dengan pengalaman atau eksperiens seseorang. Sebuah eksperiens dalam hidup dan bekerja untuk menjalankan hidup atau mencapai tujuan tertentu dari pada hidup. Pada dasarnya pengalaman seseorang membuat seseorang menjadi tahu terhadap sesuatu hal. Oleh sebab itu maka di katakan sebagai 'sesuatu yang diketahui' bukan 'sesuatu yang dimiliki'. 

Pada artinya tidak memiliki 'value' atau nilai, hanya dipandang sebagai sesuatu yang diketahui, pengetahuan, known, atau knowledge. Ketika pengetahuan tersebut diberi tahu dan "diajarkan" kepada orang lain maka informasi tersebut menjadi sesuatu yang disebut dengan Ilmu. Sebagai sesuatu atau pengetahuan yang dapat diajarkan atau diturunkan kepada orang lain selain diri pribadi sendiri. Sementara jika pengetahuan itu "dicontohkan" kepada orang lain maka pengetahuan tersebut menjadi teknologi. 

Ilmu pada umumnya dipakai untuk membuka wawasan seseorang sehingga mereka mempunyai kemampuan berpikir (kognisi) dalam kerangka yang lebih luas dari pada sebelumnya sehingga setiap apa saja yang mereka lakukan  pada nanti akan terhindar dari keselahan, dan kealpaan. Sementara teknologi terkait dengan pembuatan terhadap sesuatu. 

Pada umumnya peralatan, bangunan, atau berbagai mesin-mesin yang dipakai untuk membuat hidup atau pekerjaan lebih mudah, dan lebih nyaman merupakan produk dari teknologi. Setiap orang yang dicontohkan atau diajarkan bagaimana cara membuat sebuah barang atau produk maka orang-orang yang diajarkan tersebut mempelajari teknologi bukan mempelajari ilmu. 

Hal tersebut disebabkan mereka mempunyai kemampuan dan keterampilan membuat sesuatu barang atau produk, yang mana pada akhirnya setiap yang dibuat mempunyai kemampuan meningkatkan daya guna suatu barang dibandingkan dari pada kondisi sebelumnya. 

Setiap orang yang dicontohkan atau diajarkan bagaimana cara membuat suatu barang atau produk maka orang tersebut dinyatakan sebagai orang yang mempunyai kompetensi. Semakin banyak mereka mengetahui cara untuk membuat satu produk atau barang maka  kompetensi mereka semakin luas, dan lebih terampil dari pada sebelumnya.

Nah, terkait dengan ilmu dan teknologi di satu negara terkait terhadap kemampuan negara (penduduk negara) tersebut menguasai ilmu atau teknologi baru dan terbaru, lebih unggul (dalam parameter di mana pengetahuan ilmu dan teknologi tidak dikuasai oleh negara lain, atau pesaing dalam tahapan kompitisi antar negara). Bagaimana cara seseorang memperoleh ilmu baru atau teknologi baru. 

Cara perolehan antara kedua hal tersebut pasti berbeda antara satu dengan yang lain. Ilmu diperoleh dengan cara mempelajari dari hasil-hasil pemikiran dari orang-orang lain yang telah mempunyai pengalaman terhadap sebelumnya. Pemikiran ini biasanya diperoleh terkait dengan data dan atau fakta, yang memancing untuk suatu proses apa yang disebut dengan berpikir. Berpikir dalam arti membandingkan antara dua hal yang berbeda atau sama dan melahirkan suatu pendapat. 

Biasanya pendapat ini baru dan berbeda dari pada sebelumnya. Biasanya data dan atau fakta ini diperoleh dari apa yang disebut dengan riset. Sesuatu yang diperoleh melalui serangkaian eksperimen di dalam laboratorium atau observasi, atau survey terhadap sesuatu yang ingin dipelajari. 

Rangkaian eksperimen di dalam laboratorium, observasi, dan survey memberikan sekumpulan data yang antara satu dengan yang lainnya saling terkait, dan bisa dilakukan analisis, atau sintesis terhadapnya sehingga dapat dilakukan berbagai argumentasi, atau adu pendapat antara satu dengan yang lainnya sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan. 

Argumentasi dan adu pendapat antara satu dengan yang lainnya tentu berdasarkan data-data dan atau fakta-fakta yang berbeda atau sama antara satu dengan yang lainnya. Sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan kesimpulan. Kesimpulan ini merupakan sebuah pendapat baru, dan akan menjadi ilmu jika diberitahu dan diajarkan kepada orang lain. 

Sebuah pendapat bisa saja diterima dan dipakai dan mungkin saja pendapat tersebut tidak berguna. Bagaimanapun setiap orang bisa dipastikan mempunyai pendapat-pendapat sendiri sesuai dengan data-data dan fakta-fakta yang mereka miliki dan lebih lengkap dari pada sebelumnya. Sehingga hasil riset yang merupakan suatu proses untuk mencari pendapat baru bisa jadi berguna dan dapat dipakai untuk memperluas pengetahuan dan bisa jadi tidak ada gunanya.

Teknologi bagian yang berbeda dengan ilmu. Teknologi adalah hasil proses disain. Suatu rangkaian kegiatan yang menghasilkan barang, atau produk. Berbeda dengan riset yang menghasilkan data dan fakta dan pada akhirnya menjadi ilmu. Disain akan menghasilkan teknologi. Sebuah pengetahuan untuk mendapatkan sebuah barang atau produk yang mana produk tersebut mempunyai kemampuan peningkatan "daya guna" dari pada sebelumnya.

Pada umumnya orang-orang tidak mengetahui banyak terhadap proses disain. Orang-orang menganggap dan membayangkan disain adalah riset. Padahal antara keduanya berbeda dari awal proses sampai akhir. 

Disain dimulai dari pencetusan ide atau gagasan baru. Ide atau gagasan ini biasanya diperoleh dari imajinasi, dari proses membayangkan sesuatu yang baru bisa jadi harl tersebut suatu ide-ide, gambar, atau konsep sebuah objek secara eksternal tidak hadir oleh indera. Banyak cara membangkitkan imajinasi. 

Biasanya orang-orang melakukan perjalanan ke suatu tempat atau berbagai tempat. Mencari pengalaman baru, sebagai usaha untuk melatih otak dan imajinasi. Membangkitkan persepsi, meningkatkan kemampuan untuk melihat, mendengar, atau menyadari sesuatu melalui indera, meningkatkan wawasan, pemahaman, penglihatan, daya paham, atau menanggapi sesuatu. 

Imajinasi juga bisa dibangkitkan dengan melakukan 'daydream', melamun. Berpikir sesuatu yang menyenangkan, dan angan-angan dalam keadaan terjaga. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan menyatakan ungkapan atau pendapat, speak up. Biasanya proses ini bisa dilakukan dengan suara keras sendiri, atau dengan berkelompok. 

Proses ini dinamakan sebagai Brainstorming, mencurahkan pendapat, sekelompok orang berkumpul di satu tempat dan mengungkapkan apa saja yang terlintas di dalam kepala mereka terhadap sesuatu yang dibahas  saat itu. 

Pada umumnya proses-proses tersebut bersifat spontan dan tidak lama berada di dalam ingatan seseorang. Biasanya seorang disainer menyediakan  kertas catatan, dan mencatat apa saja yang melintas di ruang pikiran. 

Pada kondisi tertentu, ketika seseorang dalam kesehariannya berpikir dan membayangkan sesuatu hal, masalah tersebut terbawa ke ruang bawah sadar, sehingga dalam keadaan tidur kepala seseorang tetap berjalan dan berpikir, sehingga di dalam kepala seorang muncul berbagai bayangan, dan ungkapan, dan itu menjadi mimpi bagi orang tersebut. Mimpi-mimpi tersebut kadang terdiri dari masalah tunggal, atau rangkaian mimpi yang berulang pada waktu yang sama atau berbeda. 

Pada kondisi demikian Disainer biasanya mencatat, menggambar, atau menceritakan kepada orang lain. Walau bagaimanapun setiap gambaran dan atau ungkapan yang muncul di dalam mimpi biasanya tersimpan dalam waktu yang singkat di kepala seseorang, dalam hitungan detik atau menit apa yang muncul di dalam mimpi terlupakan. Bentuk-bentuk seperti ini akan membantu dalam proses disain dalam rangka membangkitkan imajinasi terhadap proses disain.

Proses disain adalah sebuah proses yang rumit, biasanya disusun dalam satu bentuk metoda, dan disebut dengan Metoda Disain, sama halnya dengan riset, disebut dengan Metoda Penelitian. Metoda disain adalah merupakan metoda pemecahan masalah. Bagaimanapun profesi engineering adalah profesi memecahkan masalah. Setiap masalah biasanya tidak terstruktur, dan mengambang. Dibutuhkan berbagai tahapan, dan proses untuk dapat memilah-milah, mengidentifikasi, memecahkan masalah. 

Sebuah masalah kadang lebih dari satu solusi, dan diperlukan kajian-kajian lebih lanjut untuk memilih solusi. Pada kondisi inilah riset diperlukan untuk mengambil sebuah keputusan dalam disain, biasanya hal tersebut sudah tersedia sehingga tidak membutuhkan penelitian baru. Disainer harus menimbang-nimbang dari berbagai konsekuensi dari tindakan engineering yang saling bertentangan, kemudian memilih solusi yang paling memenuhi kebutuhan dan keiningan dari konsumen atau klein. 

Walaupun pekerjaan engineering sering melibatkan perencanaan dan analisis yang merupakan ranah riset, namun esensinya merupakan pemecahan masalah, dan itu terletak dari pada disain. Disain engineering merupakan kegiatan-kegiatan memahami, membayangkan, memikirkan dan merencanakan suatu barang, suatu alat, suatu struktur, suatu proses, atau suatu sistem yang dapat memberikan manfaat bagi banyak orang atau kebutuhan tertentu. 

Proses disain merupakan proses berpikir objektif serta melakukan pendekatan masalah secara metodologis dan sistematis. Rangkaian proases tersebut mencakup pengidentifikasi masalah, pengumpulan informasi, pencarian solusi, penuangan inde menjadi disain awal, pengevaluasi dan pemilihan solusi terbaik, penyiapan laporan, rencanakerja, dan data teknis, serta pengimplementasian disain. Tentunya hasil akhir dari proses ini adalah dalam bentuk barang, alat, mesin, proses, sistem, atau produk tertentu.

Berbeda dengan disain, riset merupakan investigasi atau penyelidikan atau penelitian yang dilakukan secara sistematis untuk menghasilkan fakta atau data yang pada akhirnya menghasilkan kesimpulan, kesimpulan baru. Untuk mendapatkan hal tersebut dilakukan suatu rangkainan tindakan apa yang disebut dengan metoda penelitian. 

Metoda penelitian (riset) ini jauh sekali berbeda dengan metoda disain. Metoda riset ini langkah-langkah yang dilakukan adalah mengumpulkan data, fakta atau informasi untuk diolah, dianalisis secara ilmiah. Untuk memperoleh data, fakta, dan informasi ini dapat dilakukan serangkaian percobaan atau eksperimen di dalam laboratorium, melakukan oberservasi, dan survey. 

Hasil akhir dari proses ini adalah berupa angka-angka yang akan diolah berdasarkan formula tertentu, ditabelkan, dibuat grafik, dianalisis, dan atau disentesis. Tidak ada produk yang dihasilkan dari sebuah penelitian, yang dihasilkan hanyalan sebuah atau beberapa kesimpulan yang akan menjadi pendapat dari peneliti. 

Pendapat ini akan menjadi ilmu jika disampaikan kepada orang lain. Pada praktiknya peneliti atau researcher menuangkan dalam bentuk tulisan, tulisan ilmiah atau paper akademik, dan itu dipublikasikan di dalam jurnal-jurnal ilmiah. Berbagai institusi penelitian mewajibkan setiap publikasi dilakukan diterbitkan pada jurnal terindeks. Informasi yang disampaikan melalui jurnal tersebut dikategorikan sebagai ilmu. Sementara hasil disain dikirim ke pasar, dan dijual, dan hal tersebut dikategorikan sebagai teknologi.

Banyak cara dan tahapan dilakukan di dalam metoda penelitian. Pada praktiknya dibidang teknik atau engineering di dalam penelitian mereka pada umumnya melalui observasi, eksperimen, simulasi, dan pen derivasi. Penelitian dibidang keteknikan cenderung melakukan pengujian, evaluasi terhadap sebuah produk, gaya, atau metoda tertentu untuk menyelesaikan tugas tertentu. 

Tahapan-tahapan riset pada umumnya terdiri dari mengidentifikasi masalah, mereview linteratur, mengajukan pertanyaan riset, tujuan, dan hipotesa, memilih rancangan penyelidikan, atau penelitian, memutuskan disain sample atau eksperimen, dan peralatan yang digunakan, mengumpulkan data, memproses, mengolah, menganalisa data, dan membuat laporan. Hasil akhir dari pada laporan ini adalah pendapat dalam bentuk kesimpulan dari peneliti, dan itu merupakan ilmu, bukan teknologi seperti halnya disain.

Kembali kepada perdebatan di media sosial yang telah terjadi beberapa hari tersebut. Pemahaman terhadap riset adalah menghasilkan teknologi. Padahal tujuan akhir riset dan disain adalah dua hal yang berbeda. Pada umumnya hasil riset dihasilkan dan dituangkan dalam bentuk tulisan ilmiah atau paper ilmiah dan kemudian diterbitkan di berbagai jurnal. 

Biasa jurnal-jurnal yang ditergetkan adalah jurnal-jurnal terindeks. Hal tersebut merupakan parameter dalam menilai kualifikasi dari berbagai lembaga riset dan dan perguruan tinggi, terutama di Indonesia. Sebuah lembaga riset yang maju dan unggul adalah yang menghasilkan paper ilmiah yang banyak dan terindeks yang tinggi, sehingga lembaga-lembaga tersebut dikategorikan sebagai  World Class University atau World Class Research Institution.

Sementara teknologi biasanya merefers kepada suatu negara, atau perusahaan. Biasanya teknologi tersebut terkait dengan perdagangan antara negara, atau perusahaan, atau kepada nilai sebuah negara atau perusahaan. Jika teknologi sebuah negara atau perusahaan maju dalam arti mempunyai keunggulan dari pada negara lain atau perusahaan lain maka nilai atau value negara tersebut tinggi. 

Teknologi maju sebuah negara direpresentasikan dari kemampuan negara tersebut dari pada kemampuan untuk melakukan  pertahanan dan keamanan negara tersebut terhadap invansi negara lain, kestabilan politik, dan dapat mengatasi berbagai ancaman dari alam, baik di permukaan bumi, dan atau di luar bumi. 

Sementara teknologi sebuah perusahaan akan dinilai dari value yang dimilikinya dari proses pencapaian teknologi tersebut, biasanya dituangkan kepada seberapa besar dan atau seberapa banyak, dan bernilai hak kekayaan intelektual yang mereka miliki baik dalam bentuk hak cipta, maupun paten. Makin banyak hak cipta dan paten yang dimiliki suatu perusahaan biasanya perusahaan tersebut bernilai tinggi, selain dari pada aset-aset fisik dan kapital yang mereka miliki.

Teknologi akan memberikan rasa percaya dir dan harapan baru bagi suatu negara dan tidak tergantung kepada negara lain. Segala kebutuhan satu negara tersebut akan dapat terpenuhi, untuk berbagai keadaan dan ancaman yang ada pada negara tersebut, dan kebutuhan pada masa akan datang. Bagaimanapun dengan berjalannya waktu dengan segala keterbatasan sumber daya yang dimiliki teknologi merupakan pilihan dan memberikan harapat. Oleh sebab itu Penulis katakan pada ciutan di media sosial bahwa teknologi memberikan kehidupan baru, karena teknologi akan memberikan harapan baru dan kesejahteraan baru bagi seluruh bangsa yang berada pada negara tersebut. 

Sehingga tidak heran Presiden diberbagai kesempatan menyampaikan visi terhadap teknologi. Namun sayang sa,a sela;o berbagai pihak, baik lembaga resmi maupun swasta, dan rakyat kebanyakan tidak memahami hakikat pada apa itu teknologi. Sehingga arah dari seluruh langkah-langkah untuk memperoleh teknologi mengarah ke arah yang salah dan berbeda dari visi dan tujuan yang dihasilkan. Sehingga ketika riset dilakukan mereka tidak akan memperoleh teknologi namun mereka peroleh ilmu, dan ilmu tersebut belum tentu bermanfaat dan terpakai saat ini, dan mungkin saja tidak ada gunanya sama sekali.

oOo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun