Mohon tunggu...
Benny Dwika Leonanda
Benny Dwika Leonanda Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas Padang

Insinyur STRI No.2.09.17.1.2.00000338 Associate Professor at Andalas University

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Riset dan Teknologi

6 Januari 2022   09:29 Diperbarui: 6 Januari 2022   09:35 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. pixabay.com

Dalam arti pada tahun 2024 2025 di Indonesia sudah ada apa yang disebut dengan Metaverse, dan aktifitas yang biasanya diselenggarakan secara langsung yang diselenggarakan melalui perkantoran, pertokoan dan berbagai tempat kegiatan secara fisik akan diselenggarakan secara virtual melalui jejaring internet atau online.

Dengan melihat visi-visi yang demikian, maka Penulis membuat kesimpulan, dan menanggapi ciutan dari warga media sosial tersebut dengan menyatakan bahwa Pemerintah saat ini lebih tertarik kepada teknologi ketimbang riset. Penulis katakan bahwa riset tidak akan menghasilkan apa-apa, apalagi value. Sementara teknologi memberikan apa saja, hak cipta, paten, dan kehidupan baru. Kontan saja ciutan penulis ini mendapat respon yang sangat luas. 

Balasan terhadap ciutan tersebut bertubi-tubi tidak berhenti dalam satu malam. Mereka berargumen bahwa riset diperlukan, dan menyatakan pendapat yang penulis sampaikan adalah salah sama sekali. Respon yang diberikan ada yang kasar, dan ada pula yang menyokong, namun rata-rata menyatakan bahwa riset sangat dibutuhkan untuk dapat memperoleh teknologi. Tanpa riset teknologi hampir tidak mungkin, dan pendapat Penulis sampaikan adalah salah. 

Namu Penulis menyatakan bahwa salah besar, salah besar ketika warga media sosial yang Penulis tanggapi sebelum ini menyatakan bahwa "teknologi itu lahir atau ditemukan dari riset, atau berbagai rangkaian riset".  Penulis sampaikan bahwa riset tersebut ditujukan untuk menghasilkan paper ilmiah terindeks Scopus, dan terindeks SINTA. 

Suatu indeks yang merujuk terhadap jumlah citasi atau ulasan yang dibuat penulis paper lain terhadap sebuah paper ilmiah. Tulisan ilmiah itupun tidak bisa di jual dan jadi uang. Sebuah tulisan yang telah dipublikasi secara otomatis milik umum, dan biasanya tersedia gratis diberbagai perpustakaan. Riset bukan untuk meningkatkan nilai tau daya guna, akan tetapi lebih dipakai untuk menambah ilmu untuk diturunkan (diajarkan) kepada orang lain. Sayang banyak ilmu yang ditemukan (tersebut) tidak bermanfaat. 

Kontan saja tanggapan penulis ini membuat berbagai kalangan dan pihak semakin panas. Bagaimanapun penulis tahu pasti bahwa setiap hasil riset pasti dituangkan ke dalam paper ilmiah. Berbagai institusi di mana peneliti berada baik di berbagai lembaga riset di Indonesia, maupun di perguruan tinggi saat ini mempersyaratkan bahwa setiap hasil riset harus dipublikasi di berbagai jurnal terindeks. Jika hal tersebut tidak dilakukan akan berdampak terhadap pendapatan atau penghasilan para peneliti. 

Tunjangan kinerja (Tukin) dan tunjangan sertifikasi Dosen tidak akan dibayarkan oleh Institusi di mana mereka bekerja. Berbagai lembaga lebih menggunakan prinsip publish atau perish. Dipublish atau dibinasakan. Dalam arti jika seseorang peneliti tidak mempublikasi hasil risetnya maka tunjangan mereka tidak akan dibayarkan.

Publish atau perish ini merupakan Swish Knife Army (pisau serba guna) yang dapat dipakai untuk berbagai keperluan untuk memaksa mengikat setiap kegiatan dan insentif yang akan dibayarkan kepada periset atau peneliti, sehingga setiap hasil riset tidak ada pilihan selain publikasi di jurnal-jurnal yang ditentukan (yang terindeks).

Pemahaman terhadap riset, teknologi sebenarnya berasal dari phrase terdiri dari tiga kata "Ilmu, Pengetahuan, dan Teknologi". Seringkali disingkat menjadi kata "IPTEK". Sebenarnya antara Ilmu, pengetahuan, teknologi, tersebut adalah sesuatu yang berbeda antara hirarki dan posisi. Hirarki tertinggi dari ketiga kata itu adalah Pengetahuan (Knowledge). Suatu keadaan dimana seseorang mengetahui sesuatu. 

Pengetahuan ini terbagi dua atas Ilmu dan Teknologi. Dalam arti ada pengetahuan atau sesuatu yang diketahui seseorang  berupa Ilmu, dan ada yang diketahui seseorang berupa teknologi. Sehingga posisi Ilmu dan teknologi berada di bawah Pengetahuan, sementara antara Ilmu dan teknologi berada pada posisi yang sama satu tingkat. Hirarki pengetahuan berada setingkat di atas ilmu dan teknologi, dan antara ilmu dan teknologi mempunyai hirarki atau tingkatan yang sama. 

Namun kependekan phrase Ilmu, Pengetahuan, dan teknologi, IPTEK sering membuat salah pemahaman terhadap susunan ketiga kata tersebut. Seseorang tidak dapat memahami yang mana lebih dahulu, dan arah dari aliran atau arus informasi dari dan ke untuk ketika kata tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun