Selanjutnya Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes dahulu membabtis. Â Ia tinggal di situ. Â Semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang Yesus adalah benar. Banyak orang datang dan percaya kepada-Nya. Meski orang-orang Yahudi menolak dan mau membunuh-Nya.
Penyebutan nama Yohanes itu sejatinya  memperlihatkan "nasib" Yesus pada akhir hidup-Nya. Kisah tragis-Nya. Sebagaimana Yohanes akhirnya dipenggal kepalanya oleh Herodes. Demikianlah Yesus. Salib, kayu palang di Golgota siap menanti-Nya. Orang-orang Yahudi menghantar-Nya ke tiang salib demi membela gambaran Allah dalam pikirannya.
Manusia memang tidak dapat menjadi Allah. Dan Yesus bukanlah manusia yang menjadi Allah. Yesus bukan pula manusia yang diper-Tuhan-Allah-kan. Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Allah yang menanggalkan kesetaraan-Nya dengan Allah. Allah yang merendahkan diri serendah-rendahnya.Â
Allah yang  mengambil rupa sebagai hamba sampai mati di salib kayu palang paling hina. Yesus adalah sakramen Allah yang kasih-Nya tanpa batas dan tanpa syarat.
Salib dan Paskah adalah misteri iman. Habis gelap terbitlah terang. Misteri ilahi yang digauli sebagai karunia belaka. Hanya satu kata yang diperlukan "Amin!"
Yesus ditolak. Kristianitas dilawan. Jangan kaget dan terkejut. Itu normal dan wajar. Terang dan gelap, baik dan jahat, Allah dan iblis setan, tidak dapat disatukan. Allah dengan cara-Nya tampil jadi pembela pada saat-Nya. Â Yesus adalah Pembela Agungnya.
Allah tidak butuh dan tidak perlu dibela. Siapa manusia mau membela Allah?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H