Bacaan  Sabtu  5 Maret 2022
Luk 5:27 Sekali peristiwa, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" 28 Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. 29 Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. 30 Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: "Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?"31 Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit;32 Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat."
Renungan
Bacaan Injil hari ini menarasikan panggilan Lewi untuk mengikut Yesus. Pada awalnya, Yesus tampil sendirian. Yesus berkeliling saja "tanpa" tujuan yang jelas. Selanjutnya Yesus  tampil bersama-sama murid-murid-Nya. Yesus memanggil murid-murid-Nya yang pertama yaitu Petrus, Yakobus dan Yohanes. Mereka dikenal sebagai murid yang utama. Kemudian Yesus memanggil Lewi, si pemungut cukai dan akhirnya semua murid bersama-sama. Dua belas rasul-Nya. Dalam semuanya, Yesuslah yang utama, yang mesti jadi pusat perhatian.
Bahwa Yesus menjadi fokus utamanya terungkapkan dalam pernyataan "kuasa Tuhan menyertai Dia". Penegasan kuasa Tuhan menyertai-Nya ternyata dalam penyembuhan orang kusta, lumpuh dan bahkan lewat konfrontasi-Nya dengan orang-orang Farisi. Hadirat Yesus menghadirkan Allah yang kuasa-Nya dahsyat dan ajaib. Gerakan Yesus adalah gerakan religius.
Sebagaimana Petrus, Yakobus dan Yohanes setelah mengalami kuasa Allah yang bekerja di dalam Yesus lewat mukjizat penangkapan ikan - jalanya mulai koyak- pada akhirnya mereka meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikuti Yesus, demikianlah halnya dengan panggilan Lewi. Injil hari ini mengisahkan ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu. Lewi pun mengikut Dia.
Kekhususan dampak panggilan terhadap Lewi adalah adanya perjamuan untuk-Nya. Lewi mengadakan suatu perjamuan besar di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia.
Perjamuan itu menjadi semacam "klilip", -  benda atau makhluk kecil seperti nyamuk nyasar masuk parkir di bagian dalam kelopak mata  - bagi orang-orang Farisi dan ahli-ahliTaurat. Tampilnya Yesus di hadapan publik mengundang reaksi penolakan pemuka-pemuka agama. Mereka mulai buka mata lebar-lebar memonitor, mengamat-amati gerakan-Nya. Mereka tampil sebagai oposan Yesus.
Pandangan mata keagamaan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat jadi disharmonis saat melihat Yesus makan bersama-sama kaum yang di-persona non grata-kan. Mulutnya jadi gatal untuk tidak mengintervensi-Nya. Murid-murid Yesus jadi sasaran. Para murid-Nya mulai terkena dampak resiko keputusan memilih mengikuti-Nya. Dengan bersungut-sungut, orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat mendekati murid-murid-Nya, bertanya: "Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?"
Jawab Yesus kepada mereka,  "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.". Yesus menanggapi keberatan mereka dengan membuka, menguak jati diri-Nya. Yesus adalah tabib bagi orang yang kehidupannya tidak sehat, alias sakit. Yesus adalah Sang  Penyembuh kehidupan orang berdosa. Â
Kuasa dan jati diri Yesus, selalu akan menimbulkan perbantahan abadi. Kuasa dan identitas-Nya selalu tidak akan dapat dimengerti manusia seutuh, seluruh dan sepenuhnya. Sejak dulu, kini dan masa mendatang. Akan selalu muncul orang-orang yang mengalami kuasa-Nya yang nyata dan hidup, disamping tak terhitung jumlah orang yang nyinyir mencibir-Nya.
Memang ada milyaran orang yang telah menemukan apa yang didamba-rindukan hidupnya. Mereka telah menemukan apa yang sejatinya ingin di dengar, dilihat, diraba, digauli oleh seluruh umat manusia. Hasrat eksistensial mereka terpenuhi dalam relasi intim dan personalnya dengan Yesus Nazaret. Mereka hidup sebagai orang-orang yang sungguh mengalami keselamatan. Sudah selamat. Mereka akan, Â sedang sekaligus sudah selalu bersama Allah. Kini dan di sini.
Mereka hidup dalam aroma perjamuan. Aroma kelezatan, kenikmatan, kepuasan, kekenyangan, kebersamaan dan keharuman sayur mayur lauk pauk perjamuan kehidupan bersama Yesus sama sekali tidak berkurang meskipun kerap dan berulangkali mereka dipersona non gratakan liyan karena nama Yesus. Mereka mengalami hidup penuh syukur, sukacita, semangat dan jadi berkat.
Namun juga akan selalu tampil orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat model baru masa kini. Yaitu orang-orang mabuk agama, yang dengan segala cara, terstruktur, sistematis, masif dan kontinyu berupaya membendung gerakan religius-Nya. Meski keranjingan agama mereka hidup sesat, bertolak belakang dengan kehendak  Allah. Meski laksaan kali menyebut-nyebut nama Allah, namun sama sekali tidak semakin memuliakan Allah. Suara kepentingan diri diproklamasikan sebagai suara Allah.  Mereka sedang menuhankan dan meng-allah-kan dirinya sendiri.
Mereka memang bukan Tuhan dan bukan Allah. Mereka sesungguhnya orang-orang kalah, yang tidak mampu mengalahkan dirinya yang egoistis. Sedang berada  dalam kegelapan, keruh salah dan gagal memahami dan melihat diri sejatinya. Mereka "keblinger rumangsa pinter,  bener nanging ora pener", merasa paling pintar, betul, mau kuasa menang sendiri main kayu kekerasan mengancam menteror,  sesat menyesatkan. Tidak benar. Mereka memilih hidup seakan bernafas dalam lumpur, jauh dan terpisah dari yang baik, benar dan indah, yaitu Allah.  Mereka si lumpuh buta dan kerasukan roh jahat.
Injil hari ini menawarkan pengalaman iman si Lewi pemungut cukai. Lewi adalah sebuah model manusia beriman yang di-persona non grata-kan liyan. Namun dalam Yesus dimampukan mengalami suara Allah yang terdengar sedang memanggilnya; kuasa Allah yang terlihat sedang memimpinnya; kasih Allah yang tersentuh sedang merangkul, memeluk dan membelainya; Â hadirat Allah yang ternyatakan dan hidup sedang merasukinya. Pantas, benar dan layak si Lewi menyambut-Nya dengan perjamuan besar. Full sukacita.
Gerakan Yesus adalah gerakan religius. Murid-murid dan orang-orang kemudian yang memutuskan menanggapi panggilan untuk mengikuti-Nya adalah orang-orang religius. Mereka adalah orang-orang dalam Yesus, sedang sekaligus sudah mengalami keselamatan Allah. Pengalaman keselamatan inilah tidak mau dimonopolinya, maka  ditawarkan dan diwartakan kepada liyan. Semua orang. Gerakan mereka bukan gerakan politik, meski berdampak politis.
Sebagai gerakan spiritual religius, Yesus dan murid-murid-Nya, tidak akan merebut kekuasaan politis duniawi. Tidak perlu diamat-amati, apalagi dicurigai sampai kehabisan energi. Kristianitas itu tidak menakutkan dan tidak perlu ditakuti! Maukah datang seperi si Lewi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H