Memang ada milyaran orang yang telah menemukan apa yang didamba-rindukan hidupnya. Mereka telah menemukan apa yang sejatinya ingin di dengar, dilihat, diraba, digauli oleh seluruh umat manusia. Hasrat eksistensial mereka terpenuhi dalam relasi intim dan personalnya dengan Yesus Nazaret. Mereka hidup sebagai orang-orang yang sungguh mengalami keselamatan. Sudah selamat. Mereka akan, Â sedang sekaligus sudah selalu bersama Allah. Kini dan di sini.
Mereka hidup dalam aroma perjamuan. Aroma kelezatan, kenikmatan, kepuasan, kekenyangan, kebersamaan dan keharuman sayur mayur lauk pauk perjamuan kehidupan bersama Yesus sama sekali tidak berkurang meskipun kerap dan berulangkali mereka dipersona non gratakan liyan karena nama Yesus. Mereka mengalami hidup penuh syukur, sukacita, semangat dan jadi berkat.
Namun juga akan selalu tampil orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat model baru masa kini. Yaitu orang-orang mabuk agama, yang dengan segala cara, terstruktur, sistematis, masif dan kontinyu berupaya membendung gerakan religius-Nya. Meski keranjingan agama mereka hidup sesat, bertolak belakang dengan kehendak  Allah. Meski laksaan kali menyebut-nyebut nama Allah, namun sama sekali tidak semakin memuliakan Allah. Suara kepentingan diri diproklamasikan sebagai suara Allah.  Mereka sedang menuhankan dan meng-allah-kan dirinya sendiri.
Mereka memang bukan Tuhan dan bukan Allah. Mereka sesungguhnya orang-orang kalah, yang tidak mampu mengalahkan dirinya yang egoistis. Sedang berada  dalam kegelapan, keruh salah dan gagal memahami dan melihat diri sejatinya. Mereka "keblinger rumangsa pinter,  bener nanging ora pener", merasa paling pintar, betul, mau kuasa menang sendiri main kayu kekerasan mengancam menteror,  sesat menyesatkan. Tidak benar. Mereka memilih hidup seakan bernafas dalam lumpur, jauh dan terpisah dari yang baik, benar dan indah, yaitu Allah.  Mereka si lumpuh buta dan kerasukan roh jahat.
Injil hari ini menawarkan pengalaman iman si Lewi pemungut cukai. Lewi adalah sebuah model manusia beriman yang di-persona non grata-kan liyan. Namun dalam Yesus dimampukan mengalami suara Allah yang terdengar sedang memanggilnya; kuasa Allah yang terlihat sedang memimpinnya; kasih Allah yang tersentuh sedang merangkul, memeluk dan membelainya; Â hadirat Allah yang ternyatakan dan hidup sedang merasukinya. Pantas, benar dan layak si Lewi menyambut-Nya dengan perjamuan besar. Full sukacita.
Gerakan Yesus adalah gerakan religius. Murid-murid dan orang-orang kemudian yang memutuskan menanggapi panggilan untuk mengikuti-Nya adalah orang-orang religius. Mereka adalah orang-orang dalam Yesus, sedang sekaligus sudah mengalami keselamatan Allah. Pengalaman keselamatan inilah tidak mau dimonopolinya, maka  ditawarkan dan diwartakan kepada liyan. Semua orang. Gerakan mereka bukan gerakan politik, meski berdampak politis.
Sebagai gerakan spiritual religius, Yesus dan murid-murid-Nya, tidak akan merebut kekuasaan politis duniawi. Tidak perlu diamat-amati, apalagi dicurigai sampai kehabisan energi. Kristianitas itu tidak menakutkan dan tidak perlu ditakuti! Maukah datang seperi si Lewi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H