Mohon tunggu...
B Budi Windarto
B Budi Windarto Mohon Tunggu... Guru - Pensiunan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lahir di Klaten 24 Agustus 1955,.Tamat SD 1967.Tamat SMP1970.Tamat SPG 1973.Tamat Akademi 1977

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bagaimana Magnificatku?

22 Desember 2021   08:38 Diperbarui: 22 Desember 2021   08:42 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bacaan  Rabu 22 Desember 2021

Luk 1: 46 Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, 47 dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, 48 sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, 49 karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. 50 Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. 51 Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; 52 Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; 53 Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; 54 Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, 55 seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya." 56 Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.

Renungan

Ketika istri positif mengandung anak pertama, ungkapan iman pemazmur "Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya"(Mz 139:14), menjadi aktual.  Hamil, bukan perkara biologis semata. Mengandung bukan masalah pertermuan sperma lelaki dengan ovum perempuan belaka. Kejadian anak manusia adalah dahsyat dan ajaib. Berbadan dua adalah peristiwa yang menyentuh relung-relung hati terdalam, relung kemanusiaan. Menyangkut relasi dengan Hyang ilahi. "mBobot", menjadi rahim, tempat in de kost benih kehidupan-Nya merupakan peristiwa iman.

Bacaan Injil hari ini menarasikan kidung pujian Maria, setelah mengalami perjumpaan iman dengan Elisabet. Selama live in di tempat Elisabet beberapa bulan, disamping  begitu mengharu biru, juga semakin membawa pencerahan batin, membuka cakrawala kebenaran spiritual bagi Maria. Bersama Elisabet, Maria mengalami menjadi "laboratorium" kehidupanNya

Pengalaman tinggal bersama Elisabet, menghasilkan kesimpulan iman. Sikap dasar pengaminannya terhadap kehendakTuhan "Aku ini hamba Tuhan jadilah padaku menurut perkataan-MU" berdampak. Berbuah sukacita.

Sukacita Maria semakin memampukannya menemukan karya Allah dalam diri pribadinya, dalam diri mereka yang congkak bermental tuan majikan dan dalam diri mereka yang papa sebagai hamba hina dina sahaja.

Dalam dirinya, Maria mengalami Allah sebagai Yang Kudus. Ia mengingat rahmat-Nya. Tidak lupa apalagi lalai dalam kasih sayang-Nya. Ia memperhatikan kerendahan hamba-Nya.  Dengan kuasa Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadanya. Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. "Jiwaku memuliakan Tuhan. Hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku. Segala keturunan akan menyebut aku berbahagia".

Dalam diri mereka yang pongah, Maria mengalami Allah yang memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya. Allah mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hati. Menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhta. Menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa.

Dalam diri mereka yang rendah, Maria mengalami Allah yang mengangkat dan meninggikan.   Allah melimpahkan segala yang baik kepada  yang lapar. Menolong Israel, hamba-Nya.

                Pengalaman Maria itu semestinya menjadi prototipe pengalaman iman kristianitas. Sebagaimana Maria dalam Roh Kudus, sukacita mengalami bersama dan bersatu dengan Yesus, Allah Juruselamat, demikianlah orang kristiani mesti mengalami-Nya. Di dalam Maria, sukacita kristiani mendapatkan fundasi kuat pijakan.

Oleh kuasa-Nya, kita dimampukan bersukacita, damai hati, tenang spiritual dalam keadaan apapun. Bukan karena suka untung sehat dan lancar segalanya. Meski duka, malang,   sakit, gagal bahkan kematain   disandang, tidak pernah mengurangi, memperkecil bahkan menghapus dan menihilkan sukacita iman. Dalam keadaan apapun, sadari bersama Yesus Nazaret, Allah adalah Immanuel. Allah beserta kita,  tidaklah pernah kita sendirian. Jika bersama Immanuel, masih tetap dalam ketakutan, tidak ada jaminan, tidak dapat dijadikan andalan  sukacita untuk apa dipertahankan? Tinggalkan saja Immanuel yang keokan.

Dengan sudut pandang Maria, kita dapat melihat betapa banyak pejabat-pejabat yang kuasa dalam ipolkesosbudhankamaglingk dijungkirbalikkan oleh-Nya. Satu persatu mereka dipermalukan Sang Kebenaran. "Becik ketitik, ala ketara". Segala bau busuk, mesti ditutup rapat, pada saat-Nya akan terbongkar dan tercium juga. "Eling, Gusti mboten sare". Tuhan tidak tidur. "Gusti pirsa. Ora rena, wong ala disubya-subya." Tuhan mahatahu. Tidak berkenan, jika orang-orang sesat, jahat disanjung, dipuja, dijadikan penuntunarah kehidupan. Bahaya, orang buta dituntun orang buta.

Sementara mereka yang kecil semestinya dibantu dan diprioritaskan , malah  dibully, dilecehkan, dizalimi, didiskriminasi, diancam, diteror, ditindas, dianiaya, disingkirkan.  "Eling Gusti ora rila. Sing cilik aja diiyik-iyik" Ingat Tuhan tidak rela. Kehidupan orang kecil jangan dipermainkan. Allah, Sang Pembela Agung pasti tampil pada saat-Nya. Saat yang selalu tepat. Satu-persatu mereka dipulihkan. Diangkat dan dimuliakan.

Itulah Magnificat Maria.. Hasil live in, berkhalwat di rumah Elisabet, selama kira-kira tiga bulan lamanya. Maria  pulang kembali ke rumahnya. Membawa oleh-oleh ilmu kehidupan,  kidung pujian Maria. Kesimpulan keberimanannya.

Bagiamana magnificatku?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun