Mohon tunggu...
B Budi Windarto
B Budi Windarto Mohon Tunggu... Guru - Pensiunan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lahir di Klaten 24 Agustus 1955,.Tamat SD 1967.Tamat SMP1970.Tamat SPG 1973.Tamat Akademi 1977

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bagaimana Magnificatku?

22 Desember 2021   08:38 Diperbarui: 22 Desember 2021   08:42 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh kuasa-Nya, kita dimampukan bersukacita, damai hati, tenang spiritual dalam keadaan apapun. Bukan karena suka untung sehat dan lancar segalanya. Meski duka, malang,   sakit, gagal bahkan kematain   disandang, tidak pernah mengurangi, memperkecil bahkan menghapus dan menihilkan sukacita iman. Dalam keadaan apapun, sadari bersama Yesus Nazaret, Allah adalah Immanuel. Allah beserta kita,  tidaklah pernah kita sendirian. Jika bersama Immanuel, masih tetap dalam ketakutan, tidak ada jaminan, tidak dapat dijadikan andalan  sukacita untuk apa dipertahankan? Tinggalkan saja Immanuel yang keokan.

Dengan sudut pandang Maria, kita dapat melihat betapa banyak pejabat-pejabat yang kuasa dalam ipolkesosbudhankamaglingk dijungkirbalikkan oleh-Nya. Satu persatu mereka dipermalukan Sang Kebenaran. "Becik ketitik, ala ketara". Segala bau busuk, mesti ditutup rapat, pada saat-Nya akan terbongkar dan tercium juga. "Eling, Gusti mboten sare". Tuhan tidak tidur. "Gusti pirsa. Ora rena, wong ala disubya-subya." Tuhan mahatahu. Tidak berkenan, jika orang-orang sesat, jahat disanjung, dipuja, dijadikan penuntunarah kehidupan. Bahaya, orang buta dituntun orang buta.

Sementara mereka yang kecil semestinya dibantu dan diprioritaskan , malah  dibully, dilecehkan, dizalimi, didiskriminasi, diancam, diteror, ditindas, dianiaya, disingkirkan.  "Eling Gusti ora rila. Sing cilik aja diiyik-iyik" Ingat Tuhan tidak rela. Kehidupan orang kecil jangan dipermainkan. Allah, Sang Pembela Agung pasti tampil pada saat-Nya. Saat yang selalu tepat. Satu-persatu mereka dipulihkan. Diangkat dan dimuliakan.

Itulah Magnificat Maria.. Hasil live in, berkhalwat di rumah Elisabet, selama kira-kira tiga bulan lamanya. Maria  pulang kembali ke rumahnya. Membawa oleh-oleh ilmu kehidupan,  kidung pujian Maria. Kesimpulan keberimanannya.

Bagiamana magnificatku?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun