Mohon tunggu...
B Budi Windarto
B Budi Windarto Mohon Tunggu... Guru - Pensiunan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lahir di Klaten 24 Agustus 1955,.Tamat SD 1967.Tamat SMP1970.Tamat SPG 1973.Tamat Akademi 1977

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bertahan dalam Kebenaran, Berbuah Kemuliaan!

11 November 2021   07:54 Diperbarui: 11 November 2021   08:02 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam Yesus Nasaret, Kerajaan Allah semacam itu sedang dan sudah ada di hadapan orang-orang Farisi. Yang mereka dambakan dan cari-cari. sudah di depan hidung. 

Dapat dilihat dengan matanya, didengar dengan telinganya, diraba dengan tangannya.  Mereka bagaikan  orang yang sedang dan sudah menghirup oksigen di kehidupan alam raya semesta namun  masih bertanya dimana oksigen, kapan datangnya?  Kelirulah  menanyakan sesuatu yang justru telah ada di tengah-tengah mereka sendiri.

Kerajaan Allah itu selalu  berhadapan dengan banyak perlawananan. Akan selalu ada kaum oposan. Kerajaan terang kebenaran kasih dan kehidupan akan ditentang mereka yang suka bernafas dalam lumpur kegelapan kesesatan kebencian  dan kematian. Akan ada penganiayaan, pembungkaman, pengejaran pemenjaraan ancaman dan kekerasan. 

Akan tiba waktunya orang-rang benar tersingkir tersungkur dan tersangkur. Tetaplah bertahan, Yesus "jalan kebenaran dan kehdiupan" sudah mengalaminya. "Sebab sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya.  Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini." Yesus harus berjalan menuju mahkota melalui salib.

Maka ketika tiba waktunya mengalami itu semua, jangan bertanya di mana laut, di mana oksigen, di mana Allah. Pada saat-Nya penghakiman Sang Kebenaran akan memporak-porandakan mereka yang jahat dan sesat.  

Akan meluluh-lantakkan dan membinasakan semua yang prosetan. Mereka tidak akan  mampu menghindarinya, sebagaimana mereka tidak mampu menghindar dari cahaya kilat. Kuasa-Nya akan  menyelamatkan orang benar dari cengkeraman tangan penyesat, secepat cahaya kilat.

Dalam keadaan apa saja, di mana saja dan  kapan saja, berelasi dengan Tuhan, bertahan dalam kebenaran, berbuah kemuliaan! Siap, berani dan maukah selalu begitu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun