Dalam Yesus Allah bergaul dengan manusia, mengundang dan menyambutnya  ke dalam persekutuan dengan diri-Nya. Bersekutu dengan Allah dalam Yesus karena Roh Kudus, inilah hidup kekal. Hidup baru bersama Yang Kekal bagaikan kelahiran baru tanpa perlu lagi masuk ke rahim ibu. Kepada Allah yang "ciluba", menyingkapkan selubung penutup diri dan kehendak-Nya,  dengan rela hati manusia mengiyakan-Nya. Â
Dengan cara-Nya, Allah dalam Yesus bersama Roh Kudus memproses Nikodemus dan siapa pun untuk dapat beriman seperti itu. Rahmat Allah mendahului, mengiringi membantu menggerakkan hati dan membalikkannya kepada Allah. Yang beriman beroleh hidup kekal, hidup bersama dengan Yang Langgeng.
Sungguhkah menyadari titik start kehidupan kekal adalah kehidupan sehari-hari kini di sini? Selalukah menampakkan segi keabadian, keilahian dari kehidupan diri? Seberapa kerap sisi hidup abadi berdampak nyata dalam kehidupan sehari-hari? Kesadaran hidup bersama Allah, hidup abadi jadikan hidup penuh syukur  sukacita  semangat, jadi berkat,  Ini  misteri. Peziarahan hidup abadi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H