Gua Cemped atau Gua Miring dan Gua Parat adalah dua gua yang ditelusuri di Pananjung. Gua Miring diberi nama demikian karena tempat keluar di sisi lain menjadi miring dengan bagian dalamnya sangat tampak dikontrol oleh retakan vertikal yang sempit (selebar 1 – 2 m). Adapun Gua Parat diberi nama demikian karena tembus di kedua sisi, diduga tadinya merupakan sungai bawah tanah. Retakan di kedua gua ini jelas mengontrol pola lorong gua. Di kedua gua, pembentukan ornamen gua berupa stalaktit dan stalagmit berkembang baik. Bentuk-bentuk stalaktit dan stalagmit yang bermacam-macam, diberi nama sesuai bentuk yang ditafsirkannya: pocong, ibu memangku anak, fried chicken, bahkan seperti biasa nama-nama dari dunia perhantuan atau yang berbau ke arah alat vital manusia, kumplit dari kedua jenis. Walaupun kalau dilihat-lihat dengan saksama, ya… tidak mirip-mirip amat. Itu bisa-bisanya si pemandu saja supaya wisata lebih atraktif.
Terjebak macet saat pulang
Jelajah Geotrek Matabumi kali ini mengambil waktu liburan Imlek, Tahun Baru Cina yang kali ini bershio ayam jago api. Jumat malam kami berangkat dan pagi hari keesokannya langsung menuju kawasan pengelolaan hutan mangrove Batukaras, Nusawiru. Di sini peserta memahami pentingnya hutan mangrove untuk lingkungan. Peserta diberi kesempatan menanam bibit tancang, jenis mangrove yang berakar tunjang. Jenis lainnya adalah pidada dan api-api, serta nipah yang tidak tergolong mangrove tetapi selalu berasosiasi, tumbuh baik di lahan muara sungai Ci Julang yang seluas hanya 12 ha.
Matabumi merancang pulang ke Bandung agak siang. Namun tak urung akhirnya baru pukul 2 siang, bus mulai beranjak pergi dari hotel. Rupanya semua wisatawan yang memenuhi pantai barat Pangandaran yang sangat padat, sehati untuk pulang pada jam yang sama. Macetlah lalu lintas sepanjang Pangandaran, Banjar, Ciamis, Malangbong, hingga Nagreg. Perkiraan sampai Bandung pukul 20.00 akhirnya dengan pasrah harus diperpanjang hingga pukul 01.00 dini hari.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H