Mang Okim dibukunya tidak menulis tentang batu mulia secara ilmiah. Bagus juga sehingga pembaca tidak terlalu dipusingkan dengan masalah-masalah teknis ilmiah geologi batu mulia. Namun di setiap cerita, terselipkan asal-usul geologi tentang terbentuknya batu mulia tertentu. Dalam hal ini, Mang Okim tidak setuju tentang istilah “batu akik” karena batu akik sebenarnya terjemahan dari agate, hanya satu jenis saja dari dunia batu mulia (gemstones) yang sangat beraneka ragam. Akan tetapi, dunia perbatuan awam telah terlanjur populer dengan “batu akik” untuk “batu mulia”. Apa boleh buat? Hal ini seperti nama-nama lokal yang diterapkan pada setiap jenis batu mulia yang mungkin sulit disetarakan di tempat lain di dunia. Untunglah ada Mang Okim yang bisa menentukan nama geologinya dari setiap nama lokal batu akik, eh batu mulia.
Akhirnya buku ditandatangani dengan pesan: dearest Dr. Budi, semoga buku sederhana ini bermanfaat. Best regards, Sujatmiko, 23/7-2015. lalu kami berfoto duduk di atas batu krisokola yang juga sering diduduki berfoto oleh tokoh-tokoh nasional, seperti terlihat di foto yang dipajang di dinding belakang. ***
[caption caption="with Mang Okim di atas batu krisokola (batu bacan)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H