Chikungunya merupakan suatu infeksi virus yang berasal dari gigitan nyamuk terinfeksi Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Nyamuk yang juga menjadi penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan virus Zika ini menyebarkan virus Chikungunya dan menyebabkan demam serta nyeri sendi pada penderitanya.Â
Dalam rangka mewujudkan masyarakat bebas Chikungunya, Mahasiswa BBK (Belajar Bersama Komunitas) 4 UNAIR menggelar program KECAPP (Kegiatan Edukasi Chikungunya dan Pencegahannya serta Pemeriksaan Jentik) di Desa Sambangrejo, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Dalam pelaksanaannya Mahasiswa BBK 4 UNAIR membaginya kedalam dua kegiatan, yang pertama yaitu Kegiatan edukasi Chikungunya dan yang kedua kegiatan pemeriksaan jentik.Â
1. Kegiatan edukasi Chikungunya
Dalam pelaksanaan kegiatan edukasi Chikungunya yang dilaksanakan oleh Mahasiswa BBK 4 UNAIR dihadiri oleh ketua PKK dan Kader Desa Sambangrejo yang menjadi perwakilan di setiap dusun yang ada di Desa Sambangrejo. Kegiatan edukasi ini menjelaskan beberapa poin penting meliputi definisi dari Chikungunya, gejala yang dialami setelah tergigit nyamuk terinfeksi Aedes, penyebab infeksi chikungunya dan karakteristik nyamuk, serta  pencegahan dan penanggulangannya.  Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pemahaman dan juga pengetahuan kepada para kader yang mewakili setiap dusun mengenai Chikungunya agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan disampaikan kepada masyarakat yang ada di Desa Sambangrejo. Selain itu, edukasi ini juga dilakukan guna mencegah kemunculan virus yang diakibatkan oleh nyamuk Aedes datang kembali ke Desa Sambangrejo.Â
2. Pemeriksaan jentikÂ
Setelah melakukan kegiatan edukasi terkait dengan Chikungunya, pada 19 Juli 2024, mahasiswa BBK 4 UNAIR terjun langsung untuk melakukan pemeriksaan jentik-jentik nyamuk di rumah warga yang didampingi oleh bidan desa dan juga salah satu kader Desa Sambangrejo. Pemeriksaan jentik nyamuk disertai dengan pemberian edukasi tentang pentingnya rutinitas menguras bak mandi setiap seminggu sekali dan menutup wadah yang berisi air agar tidak menjadi tempat perkembangbiakan jentik nyamuk. Untuk rumah yang terdapat jentik nyamuk, mahasiswa BBK 4 Sambangrejo memberikan Abate (obat pembunuh jentik nyamuk) pada warga Desa Sambangrejo untuk mencegah penyebaran nyamuk Aedes.Â
Pemeriksaan jentik nyamuk yang dilakukan oleh mahasiswa BBK 4 UNAIR Sambangrejo bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit Chikungunya yang ditularkan oleh nyamuk Aedes dan menjaga kebersihan lingkungan rumah warga. Dari 23 rumah warga yang diperiksa, 16 diantaranya  terdapat jentik nyamuk dan berkembang biak di bak mandi, ember berisi air, dan beberapa wadah penampungan air lainnya. Sementara itu, hanya 7 rumah yang bebas dari jentik nyamuk. Dari pemeriksaan yang telah dilakukan, terbukti jika memang banyak rumah yang bak mandinya menjadi sarang nyamuk, sehingga pemeriksaan jentik ini merupakan sebuah program kerja yang baik untuk dilakukan.Â
Kegiatan edukasi Chikungunya dan pemeriksaan jentik nyamuk yang dilakukan ini diadopsi dari adanya cerita warga sekitar jika pada awal tahun 2024 hampir sebagian besar warga di Dusun Graman, Desa Sambangrejo terserang virus dari gigitan nyamuk Aedes aegypti. Pada awalnya, mereka mengalami demam hingga tidak bisa berjalan. Ibu Sekretaris Desa Sambangrejo juga mengatakan jika nyeri sendi yang diakibatkan oleh nyamuk Aedes ini masih berlangsung dan harus minum obat setiap hari guna mencegah nyeri sendi tersebut kambuh lagi. Â Â
Sosialisasi KECAPP ini juga mendukung tercapainya SDGs (Sustainable Development Goals)Â poin ketiga, yaitu kehidupan sehat dan sejahtera (good health and well being) karena semakin berkualitas kehidupan dan kesehatan, maka peluang individu memperoleh kesejahteraan akan semakin besar. Dengan diadakannya program KECAPP, diharapkan masyarakat Desa Sambangrejo dapat memahami dan mengetahui gejala, penyebab, karakteristik, pencegahan serta penanggulangan virus Chikungunya.Â
Referensi: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1401/chikungunya, Chikungunya, diakses pada 22 Juli 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H