Sebuah teka-teki dan misteri menghantar Jati untuk terus mencari jati diri. Penciumannya merupakan anugerah Tuhan yang tidak biasa. Indra penciumannya mampu menembus dan  menyusuri berbagai jenis lalu memilah-milah menjadi bau-bauan yang asik buatnya.
Cerdas dan cerdik. Imajinasi yang luar biasa. Menggabungkan antara fiksi dan kenyataan. Novel ceritanya yang keluar dari zona nyamannya. Membuat pembaca ikut penasaran apa yang akan terjadi berikutnya.
Sebuah lontar kuno, Raras Prayagung terobsesi pada Puspa Karsa. Bunga yang memikat mampu meredam bau. Mampu mengendalikan kendali tubuh semua makluk. Ia kira Puspa Karsa hanya dongeng yang Raras kecil dengar tiap malam di ujung kantuknya dari neneknya, Janirah Prayagung. Puspa Karsa bukanlah bunga biasa, ia penjelmaan dewa.
Cerita Puspa Karsa bukanlah dongeng. Kisah asmara Puspa Karsa dengan  Mahesa Guning. Puspa karsa bunga atau perempuan? Puspa Karsa adalah bunga yang mempunyai daya pikat yang luar biasa. Semua bertekuk lutut dan tergila-gila padanya.Â
Novel ini berani menceritakan cerita yang tak biasa. Aroma. Aroma Karsa memberikan semangat bahwa ada kekuatan aroma yang mampu mengubah hidup bahkan dunia. Bukan hanya aroma.Â
Namun keluarga, cinta, rahasia, misteri, fiksi, legenda, dan kenyataan ada di dalamnya. Setebal kurang lebih 700 halaman memberikan gambaran yang ingin diberikan penulis bukan hanya sekedar cerita namun sebuah petualangan bagi pembaca.
Lebah dan serangga penyerbuk rela datang dari ujung Nusantara untuk mengecap sari Puspa Karsa. Bunga ini bukan sembarang hanya memilih bagi yang ia pilih. Bunga apa ini yang membuat semua makluk tergila-gila?
Timbulah suatu keirian. Wit Yaksa Wulung lantas bersengkongkol untuk menyamarkan aroma Puspa Karsa dan mengurungnya diperut hutan. Namun Mahesa Guning dapat menembus Alas Kalingga tempat Puspa Karsa berada. Meskipun Puspa Karsa telah disamarkan, namun tidak untuk Mahesa  Guning.
Kisah cinta mereka harus berakhir. Cinta beda kelas antara manusia dan Dewi. Keserakahan Mahesa Guning terhadap
Puspa Karsa untuk ambisi dunia membuatnya ingin kembali. Puspa karsa telah membuat kekacauan di dunia manusia. Kejayaan di Majapahit kini telah berakhir. Puspa Karsa menyesal telah datang ke dunia manusia. Ia kembali ke Alas Kalingga dan kembali berwujud menjadi bunga.Â
Jati Wesi si hidung tikus. Julukan yang ia dapat atas pengakuan ketajaman penciumannya tersebut. Penciumannya melebihi manusia biasa. Tumbuh besar di TPS Bantar Gebang Bekasi ia tumbuh menjadi seorang yang misterius tapi baik. Pemulung, tukang kebun, dan peracik parfum, dan yatim piatu yang orang ketahui.
Takdir atau memang sudah sebuah skenario. Jati bertemu dengan Raras Prayagung dan Suma. Insiden yang ia alami mengakibatkan ia harus berurusan dengan pengusaha kaya bergelimang harta Raras Prayagung. Pebisnis pemilik pabrik kosmetik dan parfum Kemara.Â
Suma dan Jati. Sebuah takdir yang bagaimana Tuhan seperti sengaja mempertemukan mereka. Aroma adalah kunci bagi meraka. Mereka sama, memiliki kesamaan. Penciuman. Ini membuatnya keduanya saling mengerti.Â
Ambisinya masih besar. Raras terobsesi dengan Puspa Karsa. Seakan ini misi rahasia besar bagi keluarga Prayagung yang harus ia emban dan harus terselesaikan. Sementara Jati dan Raras dua rangkaian yang dulunya adalah sebab akibat dari peristiwa yang akan panjang bila dijelaskan dari mana bermula.
Tapi Raras, Jati, Anung, Suma, dan Puspa Karsa adalah satu hubungan kelam bagi Raras yang ia simpan dan ia tidak pedulikan lagi. Sekarang Raras berbeda. Wataknya dingin entah apa yang ada dipikirannya ia seperti manusia berdarah dingin.
Keluarga Prayagung punya segalanya harta, rumah, pabrik, apapun itu mereka sudah miliki. Hanya satu yang ia belum miliki: Puspa Karsa. Salah satu alasan Jati ada di rumah perempuan terkaya di Indonesia Raras Prayagung tidak lain karena Puspa Karsa. Misi yang ia nanti-nantikan. Kegagalan ekspedisi 26 tahun silam harus sirna. Ekspedisi berikutnya tidak akan gagal untuk kedua kalinya.
Apa yang membuat Keluarga Prayagung sebegitu terobsesi dengan Puspa Karsa? Kenapa dengan Puspa Karsa? Orang akan berpikir gila. Melakukan penelitian untuk barang yang hanya bersumber "Konon katanya"Â membuat Iwan seorang ahli botani ragu akan ekspedisi mencari Puspa Karsa. "Ibu sama aja mau cari naga hidup di hutan"Â kata Iwan.
Raras Prayagung bukan orang lemah. Kegagalan ekspedisi pertama tidak membuatnya kapok. Kapok? Ekspedisi pertama mereka di Gunung Lawu berakhir dengan tragedi meninggal beberapa anggota ekspedisi. Termasuk Profesor Sujadmiko. Arkeolog yang membantu Raras dalam mencari kevalidan dari lontar kuno dan penemuan relief candi tentang cerita Puspa Karsa.
"Serangan dedemit, mereka cepat dan tidak terlihat"Â ucapnya Hanif tentara anggota tim ekspedisi Raras yang pertama yang berhasil selamat. Mencari Puspa Karsa bukan urusan gampang. Bukan sekedar mencari bunga biasa. Namun harus mencari dan memasuki alam yang berbada. Alam yang bukan disinggahi manusia. Alam para dewa. Manusia hanya bagian kecil dari dunia yang maha luas ini.
Jati harus menyelematkan Suma. Suma? Suma anak angkat dari Raras Prayagung. Bukan manusia biasa. Anaknya Ambrik, ibunya titisan Puspa Karsa. Lalu Suma? Suma penitisan selanjutnya. Namun Suma seperti dilenakan dibawa penciumannya ke dalam gua. Tempat dimana kuncup Puspa Karsa. Induk dari penitisanya. Puspa Karsa ingin keluar dari kurungan ini satu-satunya cara dengan menjadikan Suma sebagai wadah yang ia rasuki.
Pergolakan begitu nyata. Jati dan Suma memiliki kelebihan dalam penciumannya. Sebuah wasiat untuk agar Randu menjaga Malini. Malini? Malini ada nama asli Suma. Lalu Randu? Nama asli Jati Wesi. Keduanya adalah orang-orang keturunan Dwarapala desa di dunia lain di Gunung Lawu pelindung hutan Alas Kalingga.
Harus diakui sebelum Jati mengetahui jati dirinya ia hanya punya Anung. Anung seakan kunci yang seakan ingin dipadamkan oleh Raras. Namun bangkai akan tercium. Bagaimana kejadian masa lampau terjadi.Â
Raras, Khalil, dan Anung, mungkin juga Ambrik sebuah rentetan panjang. Bagi jati misinya bukan  mencari Puspa Karsa namun mencari siapa jati diri Jati Wesi yang sesungguhnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H