Mohon tunggu...
Bayu Yanuar Wijaya
Bayu Yanuar Wijaya Mohon Tunggu... -

"Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dibalik Bulan Masih Ada Bulan

29 Juni 2014   10:00 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:19 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku melihat malam ini dengan sebuah tangisan

Mencerca langit yang merah dengan langkah-langkah tanpa arah

Membusungkan mimpi malam nanti

Mencuri nasib disetiap lamunan yang tak berarti

Aku melihat bulan yang baru lahir seumur jagung

Diselumuti mega mendung dan sedikit amarah tak berujung

Malam ini serasa berbeda, beda dengan sebelumnya

Dengan segelas kasih serta kuasaNya, seraya mengharap keberkahan dariNya

Ini adalah nikmat yang sesungguhnya

Lalu aku melihat orang-orang menyambutnya dengan senyuman

Lalu aku mendengar dakwah-dakwah berkumandang

Lalu aku merasakan tali kasih antar sesama manusia

Dan bulan ini adalah keberkahan

Berkah bagi insan yang mau merubah hidupnya

Berkah bagi mereka yang ingin berubah

Jemari-jemari yang dulunya tertekuk kaku

Berubah semuanya

Kini menari lemah gemulai diatas lembar demi lembar, lalu sayup-sayup kudengar

Pedoman hidup yang tak terbantahkan

Oh... Ramadhan

Kuasa Tuhan dan segala keberkahan ada didalamnya

Menjadi satu, berkumpul, dan saling menguatkan

Oh... Ramadhan

Sandiwara-sandiwara manusia mulai bertebaran

Sementara keberkahanmu adalah panggungnya

Dan entah siapa dalangnya

Tak tau aku apa yang ada dibenak hamba-hamba ini

Bulan datang, mereka senang

Bulan datang, mereka menghidupkan kehidupan

Namun saat bulan pergi mereka searasa mati

Tak ada jati diri dan lebur dalam birahi

Engkau berkata Tuhan

Bahwasannya setan kau kurung dalam nerakamu

Lalu Kau lepaskan jika bulan ini berlalu

Apakah ini yang menjadi penjelas

Mereka bersandiwara kepadaMu dengan rasa ikhlas

Jawaban dari langit tak lagi terdengar

Selalu kalah dengan surau-surau yang berkumandang

Dan dibalik bulan masih ada bulan

Lalu apakah insan-insan ini pernah melamunkan

Bahwa hidup tak hanya di bulan Ramadhan

Masih ada hidup dan kehidupan setelah satu bulan

Lalu mereka yang bersandiwara kembali menjalankan perannya

Dalam gempita kehidupan yang makin runyam

Setidaknya aku berterima kasih pada Ramdhan

Masih bisa ku rasa hidup dan kehidupan

Masih ku lihat senyuman senyuman untuk menyambutnya

Dan dibalik bulan masih ada bulan

Keberkahan bersama orang orang yang mengikhlaskan kehidupan

Serasa selamanya bersama Ramadhan

Dan keberkahan Tuhan bersama hamba-hamba yang tak mengkafirkan kehidupan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun