Mohon tunggu...
Bayu Wira Pratama
Bayu Wira Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya

Saya adalah seseorang yang terus mencari identitas dan belajar untuk terus belajar. Sangat menghargai pengetahuan, apalagi ketidaktahuan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tips Membaca Buku Filsafat

19 Oktober 2022   15:59 Diperbarui: 19 Oktober 2022   16:03 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Www.explorethearchive.com

Jika membaca buku tersebut dilakukan dengan dialog sebagaimana yang dijelaskan di atas, membaca buku filsafat untuk pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya, akan menghasilkan pemahaman yang berbeda-beda. Membaca hari ini tentu akan berbeda dengan membaca hari esok.

3. Tulislah apa yang terlintas dalam benak ketika membaca buku-buku filsafat

Apapun yang muncul dalam benak dan pikiran kita ketika membaca buku-buku filsafat hendaknya ditulis. Tidak mesti hanya mengenai apa yang telah dipahami, tapi juga keraguan dan kritik terkait buku-buku tersebut.

Hal ini dilakukan agar kita tahu sejauh mana pemikiran kita berkembang setelah membaca buku-buku filsafat. Dengan catatan atau rangkuman tersebut, manfaat buku tersebut menjadi terasa dan dapat melihat perkembangan pemikiran kita.

4. Tetap jaga jarak pribadi dengan buku filsafat yang dibaca

Para filosof juga manusia biasa, bukan seorang manusia dewa yang patut dikultuskan. Begitu pula dengan buku-buku mereka. Berhati-hati jangan sampai dianggap layaknya kitab suci.

Para filosof mengembangkan pemikiran mereka sebagaimana pada umumnya yang dilakukan orang-orang, yaitu mempelajari pemikiran filosof-filosof sebelumnya, merenungkan kehidupannya, dan menyarikan pemikiran yang sesungguhnya sebagai perekat dari totalitas kesadarannya.

Apa yang bisa diberikan oleh seorang filosof kepada kita adalah inspirasi untuk mengembangkan pemikiran kita sendiri. Jangan sampai pemikirannya diklaim sebagai kebenaran absolut dan dipaksakan untuk diwujudkan pada realitas. Tidak ada pemikiran yang benar jika pada akhirnya tidak mendatangkan kebijaksanaan.

Referensi:
Sipayung, Hendra Halomoan. Berpikir Seperti Filosof. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2017.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun