Pendahuluan
Kota Bekasi memiliki sejarah budaya yang unik, salah satunya adalah seni pewayangan. Pewayangan di Bekasi, khususnya wayang kulit, memiliki berbagai teori asal usul yang menjadi perdebatan. Pendapat pertama mengaitkan kedatangan Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Mataram dengan munculnya wayang kulit pada tahun 1627 dan 1629 ditandai. Pasukan Sultan Agung yang gagal mengusir Belanda kemudian menetap di sekitar Batavia dan diyakini membawa serta tradisi pewayangan.
Pendapat kedua menyatakan bahwa wayang kulit Betawi berasal dari orang-orang Cirebon yang ditugaskan untuk kerja paksa mengeruk kali Ciliwung setelah bencana gempa bumi dahsyat pada tahun 1699. Selama menetap di wilayah tersebut, mereka diyakini turut menyebarkan tradisi pewayangan.
Pendapat ketiga, yang menjadi fokus utama artikel ini, menyebutkan bahwa seni wayang kulit di Bekasi berkembang melalui transmigrasi orang-orang Banyumas atas perintah Sultan Agung pada tahun 1632 atau 1633. Mereka ditugaskan menanam padi di wilayah Karawang, dan akibat konflik pada masa Sultan Amangkurat I, sebagian dari mereka mengungsi ke daerah sekitar Kali Bekasi. Orang-orang inilah yang kemudian memperkenalkan dan mengembangkan seni pewayangan di wilayah Bekasi.
Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan dan wawancara langsung. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan informasi dari berbagai literatur terkait sejarah budaya Bekasi. Wawancara langsung dilakukan dengan tokoh budaya di Kota Bekasi untuk memperoleh informasi mengenai tantangan dan peluang dalam melestarikan budaya pewayangan.
Pembahasan
Wayang kulit di Kota Bekasi memiliki sejarah yang menjadi bagian penting dari identitas budaya di kota ini. Meskipun ada berbagai pendapat tentang asal usulnya, salah satu teori yang paling relevan adalah pengaruh transmigrasi masyarakat Banyumas pada abad ke-17. Masyarakat Banyumas membawa pewayangan yang kemudian berkembang menjadi ciri khas budaya Bekasi. Namun, di tengah derasnya arus digitalisasi dan modernisasi, seni pewayangan menghadapi tantangan besar untuk tetap bertahan dan relevan.
Asal Usul Budaya Pewayangan di Bekasi
Sejarah budaya Kota Bekasi dimulai dari pemukiman yang didirikan oleh masyarakat Jawa setelah bencana alam besar, seperti letusan Gunung Salak dan Pangrango, yang menyebabkan wilayah ini tenggelam. Berdasarkan pendapat ketiga, munculnya wayang kulit di Bekasi berkaitan erat dengan transmigrasi orang-orang Banyumas ke wilayah Karawang Atas perintah Sultan Agung pada tahun 1632 (atau 1633 menurut beberapa sumber), masyarakat Banyumas dikirim untuk menanam padi demi mencukupi kebutuhan pangan. Setelah terjadinya pertempuran pada masa pemerintahan Sultan Amangkurat I, banyak penduduk Banyumas yang mengungsi ke wilayah barat, termasuk di sekitar Cikeas dan Cileungsi (Kali Bekasi). Mereka inilah yang kemudian diyakini sebagai pihak yang menyebarkan dan mengembangkan seni wayang kulit di Bekasi.