Memet terlihat agak bingung dan gelisah. Ini bisa dilihat dari wajahnya yang tampak sedikit pucat dan menunjukkan rasa penasaran. Mamat melihat keadaan Memet namun tidak berusaha menanyakan. Mamat paham pasti Memet akan mengungkapkan masalahnya jadi Mamat berpura-pura tidak mengerti apa-apa. Dan, benar saja tak lama berselang Memet mulai mengeluarkan unek-uneknya.
"Mat, elo ngerasa aneh ga sih dengan apa yang gw rasain ini?" kata Memet kepada Mamat.
"aneh kenapa Met, lo ga hamil kan? gw liat perut lo emang rada buncit gitu," balas Mamat tanpa merasa bersalah.
"Hamil? enak aja lo, emang gw cowo apaan. Perut gw buncit gini emang begitu bukan karena hamil. loe tau kan nafsu makan gw yg rada over," Memet menimpali dengan sedikit bete.
"jadi yang elo maksud aneh itu apaan sebenarnya?" kata Mamat mulai agak serius.
"Ini Mat, setiap malam gw kok ngerasa gerah kalo lagi di dalam kamar ya. Padahal kalo malam kan ga ada matahari dan di luar juga kerasa adem. Tapi kenapa kalo di dalam kamar, rasanya gerah banget ya," kata Memet berusaha menjelaskan masalah sebenarnya.
"Menurut gw itu rada aneh sih. kalo menurut lo gimana Mat?" lanjut Memet sambil bertanya.
"ooo .. itu Met. Sebenarnya ga aneh sih tapi penjelasannya agak panjang nih Met. Lw yakin mau tau alasannya," kata Mamat sambil berlagak seperti guru yg siap menerangkan.
"ya udah .. gw penasaran aja Mat. coba deh lw jelasin secara singkat," balas Memet dengan wajah penuh keingintahuan.
"oke deh kalo beg .. beg .. gitu," kata Mamat sambil bergaya penyanyi hip hop.
"elo masih inget pelajaran di sekolah tentang radiasi panas kan Met. Kita pernah belajar bahwa setiap benda itu bisa menyerap dan memancarkan panas. begitu juga dengan tembok rumah kita, bisa juga menyerap panas," Mamat memulai penjelasannya.
"pada siang hari saat matahari bersinar dengan terik, panas matahari diserap oleh tembok rumah dan hanya sedikit yang dipancarkan. Nah, pada malam hari panas yang diserap oleh tembok dipancarkan lebih banyak dibandingkan saat siang hari. Jadi, ruangan akan terasa panas akibat pancaran panas dari tembok rumah yang pada siang hari menyerap panas matahari," kata Mamat dengan saksama.
"makanya malam hari kita sering merasa kegerahan. Ini karena tembok rumah kita yang memancarkan panas ke seluruh ruangan," lanjut Mamat.
"Apalagi kalo malam kita juga menyalakan lampu yang juga memancarkan panas. Jadi panasnya juga bertambah," ujar Mamat sambil mengakhiri penjelasannya.
"oh jadi gitu ya .. agak ngerti deh gw sekarang," balas Memet sambil mengangguk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H