Mohon tunggu...
Renaldi Bayu
Renaldi Bayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - I'm a Student of Accounting at Udayana University.

@malleumiustitiae @refknow (Enjoy Writing, Reading and Dialectics)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo Subianto, Presiden Ke-8 Republik Indonesia

20 Oktober 2024   14:45 Diperbarui: 20 Oktober 2024   14:45 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prabowo Subianto, dengan sikap pantang menyerah, akhirnya mendapatkan mandat dari rakyat untuk menjadi Presiden bagi seluruh rakyat Indonesia. Perjalanan panjang ini dimulai dari kariernya sebagai prajurit TNI sampai Menteri Pertahanan pada kabinet Jokowi, hingga hari ini, 20 Oktober 2024, saat beliau dilantik sebagai Presiden Indonesia ke-8.

Prabowo lahir dari keluarga yang berpengaruh di Indonesia. Kakeknya adalah pendiri Bank Negara Indonesia (BNI), sementara ayahnya, Soemitro Djojohadikusumo, adalah tokoh ekonomi terkemuka. Ibunya, Dora Marie Sigar, berasal dari keluarga Minahasa. Dengan latar belakang tersebut, Prabowo memiliki jejak kuat di dunia militer dan politik.

Sebagai mantan jenderal militer, Prabowo pernah menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) dan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Ia dikenal karena perannya dalam operasi militer di Timor Timur dan Aceh. Setelah pensiun dari militer, ia memulai karier politiknya dengan mendirikan Partai Gerindra dan menjadi Ketua Umum partai tersebut. Sebelum terpilih sebagai Presiden, Prabowo juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan.

Pada hari ini, Prabowo resmi dilantik bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Dalam masa pemerintahannya, Prabowo berkomitmen untuk fokus pada kemajuan ekonomi, geopolitik global, kesejahteraan sosial, serta penguatan pertahanan nasional.

Pelantikan Prabowo sebagai Presiden berjalan lancar, seperti pelantikan presiden-presiden sebelumnya. Namun, yang membedakannya adalah gaya pidato Prabowo yang berapi-api dan tegas, berbeda dengan presiden-presiden sebelumnya yang cenderung berbicara dengan lembut dan membaca teks. Banyak netizen menyebut gaya ini sebagai "menyala," mencerminkan semangat dan keberanian Prabowo dalam menyampaikan visinya.

Dalam pidato pertamanya, Prabowo menekankan pentingnya swasembada, pengentasan kemiskinan, pengurangan ketimpangan ekonomi, dan tantangan serta peluang yang dihadapi bangsa Indonesia di tengah dinamika geopolitik global. Ia juga menekankan pentingnya pemerintahan yang bebas dari korupsi, dengan prinsip "ingarso sung tulodo," di mana pemimpin harus memberikan teladan dan bekerja untuk kepentingan rakyat, bukan golongan atau partai tertentu.

Prabowo menyampaikan perhatian khusus pada hak asasi manusia, khususnya dalam konflik Palestina. Pemerintahannya akan memberikan perhatian lebih melalui diplomasi dan bantuan kemanusiaan bagi para korban perang.

Dalam pidatonya, Prabowo juga tak luput mengajak bangsa ini untuk melakukan introspeksi diri. Ia mengakui bahwa masih banyak kebocoran anggaran dan berjanji akan mengutamakan kepentingan rakyat dalam setiap kebijakan yang diambil. Serta demokrasi khas indonesia (yakni Indonesia santun, tidak saling hasut dan Tidak adu domba).

Salah satu kebijakan utama Prabowo adalah pemberian makanan gratis bagi anak-anak sekolah. Selain itu, ia berkomitmen untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan meningkatkan investasi demi mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Adapun Presiden Prabowo menyampaikan beberapa janji ambisius yang akan menjadi landasan kebijakan pemerintahannya. 

Berikut adalah beberapa janji disampaikan pada saat kampanye:

1. Makan siang dan susu gratis untuk anak-anak sekolah.

2. Pembangunan 300 fakultas kedokteran baru.

3. Penciptaan 19 juta lapangan kerja.

4. Pembangunan 13 kota baru.

5. Pembangunan 3 juta rumah.

6. Pabrik ponsel buatan dalam negeri.

7. Rumah sakit modern di setiap kota.

8. Melanjutkan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).

9. Pemberian 10 ribu beasiswa.

10. Alokasi 5 miliar rupiah per desa.

11. Kuliah gratis di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

12. Tambahan gaji sebesar 2 juta rupiah per bulan untuk guru.

13. Swasembada pangan demi ketahanan nasional.

14. Pemanfaatan teknologi untuk kemajuan berbagai sektor.

15. Peningkatan dan modernisasi sektor pertanian.

16. Dan masih banyak lagi.

Sebagai warga negara, baik yang memilih beliau maupun yang tidak, kita memiliki hak dan kewajiban untuk menagih janji-janji yang telah dikampanyekan oleh Presiden. Janji-janji tersebut bukan sekadar retorika, tetapi komitmen yang harus diwujudkan sebagai bentuk tanggung jawab seorang pemimpin kepada rakyatnya.

Sebagai awalan, kita bisa menagih janji-janji yang konkret, seperti pengangkatan guru honorer dan penambahan gaji guru sebesar 2 juta rupiah per bulan selama 13 bulan. Ini adalah kebijakan yang langsung berhubungan dengan kesejahteraan tenaga pendidik, yang menjadi ujung tombak dalam mencerdaskan bangsa.

Dalam melihat kepemimpinan, kita harus tetap realistis dan tidak berharap berlebihan. Presiden adalah amanah, dan setiap kebijakan yang diambil harus dievaluasi secara objektif. Kita perlu mengukur, apakah janji-janji tersebut benar-benar terlaksana dan berdampak positif bagi masyarakat. Setiap tindakan harus dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan transparansi dalam pelaksanaannya harus dijaga.

Sebagai warga negara yang baik, sudah sewajarnya kita tetap kritis, namun memberikan ruang untuk pemerintah membuktikan kemampuannya dalam menjalankan amanah yang diberikan oleh rakyat.

YT. Sekretariat Presiden
YT. Sekretariat Presiden

Terakhi meskipun ada sejumlah isu negatif, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada Bapak Jokowi. Walaupun saya secara pribadi tidak merasakan langsung dampak dari program-program Bapak, saya bisa melihat perubahan nyata di lingkungan sekitar saya. Di kampung saya, misalnya, pemerintah membagikan sembako gratis, dan jalanan yang dulu rusak kini sudah diperbaiki dengan sangat baik.

Sebagai pribadi, saya memang tidak merasakan manfaat ini secara langsung, dan karena saya tidak masuk kriteria penerima bantuan sosial, saya juga tidak menikmati bantuan tersebut. Tetapi, dari cerita orang-orang di kampung dan kondisi yang saya lihat sendiri, jelas bahwa kepemimpinan Bapak telah membawa banyak manfaat bagi masyarakat kecil image seorang wong cilik masih ada di sosok Jokowi.

Nama Bapak masih dihormati di desa-desa sebagai pemimpin yang peduli terhadap rakyat kecil. Saya percaya bahwa di balik segala kritik, masih banyak hal positif yang telah Bapak lakukan selama memimpin.

Sekali lagi, terima kasih. Semoga Pak Prabowo, jika nanti menjabat, bisa menjalankan tugasnya dengan amanah seperti yang Bapak telah lakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun