Mohon tunggu...
Renaldi Bayu
Renaldi Bayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - I'm a Student of Accounting at Udayana University.

@malleumiustitiae @refknow (Enjoy Writing, Reading and Dialectics)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemuda Harus Cawe-cawe dalam Mencegah Eksploitasi Politik Pemilu 2024

11 Desember 2023   23:05 Diperbarui: 12 Desember 2023   09:14 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://democracychronicles.org/indonesias-democratic-transition/

Pemuda di seluruh tanah air harus aktif terlibat dalam dunia politik, karena melalui partisipasi dalam proses politik, kita dapat menangani berbagai permasalahan di negara ini. Partisipasi aktif dalam politik merupakan langkah penting bagi para pemuda, karena melalui keterlibatan ini, mereka memiliki kekuatan untuk mengatasi dan mencari solusi terhadap berbagai permasalahan di negara ini. Pemuda sering membawa pemikiran segar dan ide-ide inovatif yang dapat membentuk masa depan yang lebih baik. Tapi disayangkan bahwa dalam kenyataannya, generasi yang lebih tua tidak selalu memberikan dukungan penuh atau bimbingan kepada para pemuda. Sebaliknya, ada tendensi untuk membatasi, menyempitkan atau mengkerdilkan pandangan serta cara berpikir pemuda. Oleh karena itu, pentingnya peran pemuda dalam politik elektoral sangat besar. 

Pemuda bukan hanya sebagai pemilih, melainkan juga agen perubahan di arena politik. Untuk memperkuat peran ini, diperlukan pendidikan politik, mentorship dari generasi lebih tua, ruang partisipasi inklusif, penghargaan terhadap diversitas pemikiran, dan kampanye pendidikan pemilih. Semua ini bertujuan memberdayakan pemuda agar dapat berpartisipasi efektif dalam proses politik.

Pemilihan Umum langsung di Indonesia, terutama Pemilu serentak sejak 2019, merupakan manifestasi nyata dari demokrasi. Proses ini melibatkan berbagai tahapan persiapan dan penyelenggaraan untuk memastikan partisipasi rakyat dalam menentukan pemimpin dan wakil mereka. Meskipun mahal, pemilu merupakan investasi atau wadah penting untuk mendukung demokrasi yang sehat dan melibatkan seluruh rakyat dalam pembangunan negara.

Sistem politik, apa pun bentuknya, demokrasi memiliki keunggulan dibandingkan dengan sistem-sistem lain di dunia. Sebagai sistem politik demokrasi, demokrasi menawarkan keunggulan utama yang membedakannya dari bentuk pemerintahan lainnya:

1. Perlindungan Terhadap Tirani

  • Demokrasi berperan sebagai pengawas penting terhadap pemusatan kekuasaan, mencegah munculnya pemerintahan tirani yang dapat melanggar kebebasan dan hak individu.

2. Jaminan Hak Asasi Manusia

  • Hak asasi manusia diprioritaskan dalam sistem demokrasi, memastikan perlindungan hukum terhadap diskriminasi dan menjunjung tinggi martabat serta kesetaraan semua warga negara.

3. Kebebasan Berekspresi dan Berpendapat

  • Demokrasi menyediakan platform bagi kebebasan berekspresi, memungkinkan warga negara mengkritik kebijakan pemerintah secara terbuka tanpa takut akan penindasan, sehingga menumbuhkan budaya dialog terbuka.

4. Keterlibatan Warga dalam Pengambilan Keputusan

  • Melalui proses seperti pemilihan umum, warga negara secara aktif berpartisipasi dalam menentukan kebijakan dan arah negara, menekankan prinsip demokrasi di mana masyarakat menentukan nasibnya sendiri.

5. Perdamaian dan Kemakmuran

  • Negara-negara demokrasi cenderung terlibat dalam upaya diplomasi dan penyelesaian konflik secara damai, berkontribusi terhadap stabilitas global. Selain itu, pengambilan keputusan ekonomi yang demokratis mendukung pertumbuhan inklusif, mendorong kesejahteraan bagi seluruh warga negara.

Sedangkan di Indonesia, masih terdapat sejumlah permasalahan, terutama di bidang pendidikan, kesehatan, dan pertanian. Disparitas tenaga pendidik, nasib guru honorer yang tidak jelas, dan ketimpangan fasilitas sekolah menjadi beberapa permasalahan pendidikan yang perlu mendapat attention. Sementara itu, masalah stunting, kesehatan mental, dan sektor pertanian juga memerlukan perhatian serius, dalam konteks ini penting untuk memperhatikan pertanian agar berkelanjutan dan mendorong partisipasi pemuda dalam bertani, serta memberikan ruang bagi pengembangan potensi melalui UMKM dan Ekonomi Kreatif.

Seperti yang diungkapkan oleh Nelson Mandela, "Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat kita gunakan untuk mengubah dunia." Meningkatkan pemahaman politik melalui edukasi adalah kunci, dan gagasan yang dihasilkan harus dapat diperjuangkan. Pendidikan politik diperlukan untuk memperbaiki politik, dan partai politik memiliki peran penting dalam menciptakan iklim demokratis yang mendukung persatuan dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

Penting untuk dicatat bahwa sementara strategi tertentu mungkin berhasil dalam konteks politik lokal, eksploitasi isu-isu sensitif seperti kemiskinan perlu dihindari. Masyarakat yang miskin perlu mendapatkan perhatian dan solusi nyata terhadap masalah-masalah mereka, bukan hanya menjadi alat untuk kepentingan politik. Pemilihan caleg pada 2024 harus mempertimbangkan integritas dan perjuangan untuk mewakili kepentingan rakyat, bukan hanya sebagai penyalur bantuan sosial. Kritik konstruktif terhadap para anggota dewan perlu diberikan agar fokus tetap pada idealisme mereka dan bukan hanya sebagai pelayan eksekutif.

Perlu diingat bahwa pemimpin yang baik datang dari lingkungan yang baik, dan jangan sampai terjebak dalam pragmatisme janji populis tanpa dasar yang kuat serta masuk akal. Janji-janji yang terdengar populer tetapi tidak didasarkan pada analisis kebijakan yang solid atau rinci dapat menyesatkan masyarakat. Tanpa dasar yang kuat, implementasi janji semacam ini mungkin sulit dilakukan atau dapat berdampak negatif pada ekonomi dan stabilitas.

Money Politik, yang kini kian banyak bermanifestasi sebagai politik janji-janji, dapat mencakup janji politik yang bahkan ditransformasi menjadi isu agama dan dibawa-bawa ke dalam tempat/rumah ibadah. Penting untuk disadari bahwa kritik harus dilakukan dengan mempertimbangkan tugas dan fungsi yang seharusnya dijalankan oleh para pemimpin. Kita harus kritis terhadap fakta bahwa peran mereka seharusnya lebih sebagai distribusi pikiran daripada logistik. Pemimpin harus selalu ingat tugas mereka yaitu Legislasi, Anggaran, dan Pengawasan.

Dalam sistem demokrasi, peran pemuda sangat penting. Oleh karena itu, saran saya untuk pemilu ini adalah memilih legislatif dari partai A dan eksekutif dari partai B. Hal ini bertujuan agar tercipta cek and balance yang dapat mencegah hegemoni kekuatan dari golongan tertentu. Menurut teori tindakan kolektif Olson, perbandingan antara sapi perah dan negara menggambarkan bahwa penguasa atau kelompok elit dapat tetap kuat dan sejahtera, bahkan dalam situasi penjarahan atau eksploitasi yang merugikan masyarakat secara luas dalam konteks ketidaksetaraan sosial yang merugikan masyarakat, gambaran tentang keberlanjutan dan kesejahteraan elit penguasa dapat menciptakan ketidakadilan.

Antara distribusi Pikiran vs Logistik menjadi perhatian penting. 'Distribusi pikiran' mencerminkan kebutuhan untuk mendorong keragaman ide dan gagasan dalam menghadapi isu-isu kompleks. Ini menekankan pada kebijaksanaan dan pemikiran kritis sebagai landasan pengambilan keputusan, bukan hanya mengandalkan aspek 'logistik' atau pengelolaan sumber daya fisik. Kritik terhadap niat para pemimpin juga harus terus dilakukan, mengingat mereka seharusnya berjuang dengan pikiran, bukan tukar tambah logistik atau selip amplop. Pernyataan mengenai tugas Legislasi, Anggaran, dan Pengawasan menjadi pengingat penting akan peran utama para pemimpin dan perwakilan politik. Fokus pada tugas-tugas legislasi, pengelolaan keuangan negara, dan memastikan akuntabilitas pemerintah adalah harapan yang perlu dipertahankan.

Saran memilih dari partai yang berbeda merupakan langkah strategis untuk mencegah dominasi hegemoni atau penuhnya kontrol dari satu golongan atau partai. Tujuannya adalah mendorong kebijakan yang mencerminkan keragaman pandangan masyarakat. Penting untuk memastikan peran aktif dan suara yang keras dari dewan perwakilan sebagai wakil rakyat di depan eksekutif. Hal ini kunci untuk memastikan representativitas dalam pembuatan kebijakan, di mana para wakil harus menjadi suara yang mencerminkan aspirasi dan kepentingan masyarakat secara luas. Pendekatan ini merupakan implementasi praktis dari konsep cek and balance, yang dapat menjamin agar kekuasaan tidak terpusat sepenuhnya pada satu pihak.

Dalam melihat korelasi antara money politics dengan isu kemiskinan, pendekatan yang tepat adalah memperhatikan pertarungan calon lokal di DPRD kabupaten/kota. Hal ini dikarenakan area pertarungan yang relatif sempit dan jumlah suara yang terlibat tidak sebanyak di tingkat nasional, membuat total pengeluaran yang dibutuhkan untuk memenangkan pemilihan menjadi lebih masuk akal. Pada tingkat DPRD Provinsi/DPR, umumnya dana digunakan untuk mendukung calon dari DPRD kabupaten/kota karena sulitnya mencakup semua wilayah secara merata. Oleh karena itu, seorang calon legislatif (caleg) DPRD kabupaten akan mempertimbangkan beberapa aspek untuk memastikan kemenangannya.

Pertimbangan tersebut antara lain:

1. Penerimaan Publik terhadap Partainya:

  • Seorang caleg akan mempertimbangkan popularitas partainya di wilayahnya. Sebagai contoh, seorang caleg dari Partai A yang tradisionalnya dapat meraih 2 kursi di dapil tempatnya mencalonkan diri, akan memiliki pertimbangan yang berbeda dengan caleg dari partai lain yang mungkin hanya dapat meraih 1 kursi tanpa peluang untuk mendapatkan 2 kursi. Hal ini mempengaruhi jumlah modal yang dibutuhkan untuk kampanye.

2. Kompetisi dengan Sesama Partai:

  •  Caleg dari partai yang memiliki beberapa caleg serius dalam pemenangan memerlukan perolehan suara yang lebih tinggi dibandingkan dengan partai lain yang hanya memiliki 1-2 caleg serius. Akibatnya, pengeluaran kampanye juga lebih besar. Caleg dari partai yang memiliki kompetitor internal harus berinvestasi lebih besar untuk mengungguli rekan satu partainya.

3. Asal Desa:

  •  Caleg yang berasal dari desa dengan jumlah penduduk yang banyak memiliki keuntungan, karena dapat menggunakan isu kedaerahan untuk menekan pengeluaran kampanye. Sebaliknya, caleg dari desa dengan penduduk sedikit harus lebih berhati-hati dalam pengeluaran.

Dengan persaingan yang ketat, isu kemiskinan yang dikemas dengan cara yang tidak benar dapat menjadi strategi. Adapun dilema atas kurangnya pendidikan politik adalah:

Dikandang Caleg:

  •  Meskipun jelek, orang lokal biasanya lebih memilih caleg dari daerah sendiri dan biasanya dikemas dengan narasi "sejelek-jeleknya orang itu, itu adalah orang kita". Oleh karena itu, fokuslah pada pendekatan personal dan kenal-pasti dengan masyarakat setempat. Menyamakan kepentingan dengan mereka, seperti kehadiran dalam pengajian atau acara keagamaan, bisa menjadi strategi yang efektif. Hal ini penting untuk menjaga harga diri dan citra positif di mata masyarakat.

Di Area Netral atau Kandang Lawan:

  •  Di wilayah yang netral atau di kandang lawan, pesan yang efektif adalah merendahkan nilai pemenang dan menyatakan bahwa tidak peduli siapa yang terpilih, mereka tidak akan berpengaruh secara signifikan. Pemilih diajak untuk memilih berdasarkan keputusan finansial, bukan berdasarkan kualitas atau kapabilitas caleg. Hal ini dapat menjadi strategi yang efektif dalam menghadapi pemilih yang kurang informasi atau apatis.

Walaupun demikian, meskipun terdapat eksploitasi terhadap kondisi mental masyarakat yang kurang berpendidikan, penting untuk dicatat bahwa penekanan pada kemiskinan bukanlah eksploitasi terhadap kemiskinan itu sendiri. Trik ini terbukti berhasil dalam menghadapi pemilih yang kurang informasi atau apatis, yang sayangnya seringkali merupakan sebagian besar pemilih. Oleh karena itu, kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap dinamika politik yang terjadi merupakan langkah awal untuk menghadapi permasalahan ini. Semua informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mereka yang berkeinginan untuk terlibat dalam dunia politik, khususnya dalam konteks teknis kampanye. Prinsip kampanye menekankan jujur, terbuka, dan dialogis, ingatlah perubahan positif dapat terjadi jika kita memilih pemimpin berdasarkan kualitas, bukan hanya popularitas atau janji populis tanpa dasar yang kuat. Memahami peran masing-masing cabang pemerintah dan menghindari hegemoni golongan tertentu akan membawa kita ke arah yang lebih baik.

Sebagai penutup, marilah kita ingat bahwa pemimpin yang baik berasal dari masyarakat yang sadar akan tanggung jawabnya. Tidak hanya bertanya apa yang negara dapat lakukan untuk kita, tetapi juga pertanyakan apa yang dapat kita lakukan untuk negara. Dalam menghadapi pemilih yang kurang informasi atau apatis, penting untuk menyampaikan pesan dengan bijak. Fokus pada distribusi pikiran, bukan hanya logistik fisik, dengan menekankan kebijaksanaan dan pemikiran kritis sebagai landasan pengambilan keputusan. Mari bersama-sama membawa perubahan positif melalui pemilihan yang cerdas dan partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa dan negara. Ajak semua untuk berdiskusi dan menguji ide-ide konkret demi menciptakan perubahan positif yang kita harapkan.

Republik Indonesia, sampai akhir jaman!

Hidup Ketuhanan yang Maha Esa!

Hidup Nasionalisme Indonesia!

Hidup Demokrasi Indonesia!

Merdeka!

Acuan

Politik Uang di Pemilu Indonesia: Sebuah Tinjauan. (2023). Retrieved December 11, 2023, from Journal-uim-makassar.ac.id website: https://journal-uim-makassar.ac.id/index.php/JCoS/article/view/339/302

Reuter, T. (2015). Political Parties and the Power of Money in Indonesia and Beyond. TRaNS, 3(2), 267--288. https://doi.org/10.1017/trn.2014.23

Wibowo, I. (2011). Negara dan bandit demokrasi. Indonesia: Penerbit Buku Kompas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun