Mohon tunggu...
Bayu Prasetyo
Bayu Prasetyo Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Mahasiswa PKN STAN

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ketika Palangkaraya Menjadi Ibu Kota Negara dan Ruang Terbuka Hijau

21 Juni 2019   19:15 Diperbarui: 21 Juni 2019   20:10 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Terdapat 4 sumber dana yang mungkin digunakan Pemerintah sebagai pembiayaan, antara lain Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), dan murni swasta melalui Corporate Social Responsibility (CSR).

Dengan asumsi pemerintah menyiapkan dana untuk pembangunan ruang terbuka hijau di Palangka Raya sebesar 5% dari alokasi rata-rata untuk fungsi perlindungan lingkungan hidup dan perumahan dan fasilitas umum, akan didapatkan angka sebesar Rp2,095 triliun setiap tahunnya.

Sedangkan, total kebutuhan biaya pembangunan ruang terbuka hijau mencapai Rp 800 Miliar. Dengan begitu, pembangunan tersebut dapat didanai dengan satu periode APBN, lebih menguntungkan apabila menggunakan mekanisme KPBU, yang sebagian besar memiliki masa konsesi lebih dari 5 tahun.

Taman Kalijodo yang memerlukan biaya pembangunan Rp 20 Miliar, dibangun dengan menggunakan mekanisme CSR. Apabila seluruh pembangunan ruang terbuka hijau di Palangka Raya menggunakan mekanisme CSR sebagai sumber pembiayaan utama, diperlukan kurang lebih partisipasi dari 40 perusahaan. Hal tersebut tentu bukanlah hal yang mudah.

Oleh karena itu, sebaiknya Pemerintah tidak menjadikannya sebagai sumber utama. Alasan utamanya adalah karena CSR bersifat tidak pasti dan tidak mengikat mengenai aspek lingkungan.

Selain itu, jumlah partisipasi perusahaan yang diperlukan juga termasuk cukup banyak. Dengan begitu, target waktu pemenuhan pembangunan tentu menjadi sulit untuk dipastikan, yang berimplikasi pada lambannya penciptaan atmosfir wilayah yang nyaman dan layak huni.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun